Manchester United terus mempertahankan tren positif mereka pada ajang pra-musim. Setelah mengalahkan Perth Glory dan Leeds United, kini giliran Inter Milan yang menderita kekalahan dari Setan Merah. Bermain dalam ajang bertajuk International Champions Cup, United menang tipis 1-0 melalui gol tunggal Mason Greenwood.
Sepanjang 90 menit, kedua kesebelasan sama-sama saling menyulitkan satu sama lain. United melakukan enam pergantian dari skuad yang bermain melawan Leeds United. Sementara itu, Antonio Conte menurunkan beberapa pemain utama seperti Milan Skrniar, Roberto Gagliardini, dan penjaga gawang Samir Handanovic. Berikut beberapa catatan singkat dari pertandingan yang diselenggarakan di National Stadium Singapura tersebut.
Taktik Solskjaer dan Conte yang Berjalan dengan Baik
Jika berpatokan kepada skor, United memang menjadi pemenang. Namun jika berkaca dari sisi taktikal, kedua tim bisa dikatakan sukses menjalankan taktik yang diminta manajernya dengan baik. Hal ini terlihat dari betapa sulitnya kedua kesebelasan dalam membongkar kelemahan lawannya masing-masing.
Strategi 3-5-2 tampaknya akan menjadi formasi pakem Inter Milan bersama Conte pada musim ini. Formasi ini merupakan trademark Conte seperti yang ia tunjukkan bersama Juventus, Chelsea, dan timnas Italia. Pertandingan melawan United menjadi momen yang tepat untuk menguji skema tersebut.
Conte memainkan trio Skrniar, De Vrij, dan Danilo D’Ambrosio sebagai bek tengah di depan Handanovic. Keduanya didukung oleh Antonio Candreva dan Henrique Dalbert sebagai wingback. Tujuannya adalah untuk memperkuat sektor pertahanan dan membuat lini tengah dan depan United kesulitan menembus sepertiga akhir mereka.
Itulah yang ditampilkan kubu La Beneamata. Sepanjang 90 menit, mereka sukses membuat United kesulitan menembus lini belakang mereka. Formasi 3-5-2 akan berubah menjadi 5-3-2 ketika sedang tidak menguasai bola. Saat dalam mode bertahan, mereka akan berada dalam blok rendah yang membuat lini belakang menjadi penuh sesak.
Secara statistik, United memang sukses membuat 21 tembakan. Akan tetapi, banyak dari peluang tersebut yang dilakukan dari luar kotak penalti. Hal ini menandakan betapa sulitnya United untuk memasuki kotak penalti mereka. Beberapa kali Jesse Lingard, Anthony Martial, dan Marcus Rashford, dipaksa melakukan teknik individu ketika berada dalam situasi terjepit.
Di sisi lain, taktik Solskjaer juga sukses dijalankan para pemain United. Ia terlihat menginginkan para pemain United terus berada dalam intensitas pressing yang tinggi. Hal ini terlihat dari respon para pemain yang langsung menutup ruang ketika mereka sedang tidak menguasai bola atau ketika penguasaan bola mereka hilang. United sukses membuat lini tengah Inter tidak bisa menyalurkan bola dengan baik ke lini depan.
Sinar Greenwood dan Aaron Wan-Bissaka
Untuk kedua kalinya, Mason Greenwood menjadi pencetak gol United pada laga pra-musim. Ia sukses menjalankan peran sebagai striker utama dengan baik setelah Anthony Martial tidak bisa berbuat banyak pada babak pertama. Begitu ia masuk pada babak kedua, ia langsung mencetak gol pada sepakan pertamanya. Satu peluang lainnya juga membentur mistar gawang setelah meneruskan umpan Tahith Chong.
“Mason adalah seorang penyelesai serangan yang apik. Dia tahu bola akan diarahkan kemana. Anda mendapatkan seorang pemain yang merupakan pencetak gol yang hebat. Dia baru 17 tahun dan dia menikmati permainan dengan baik, dia menikmati setiap menit yang didapat,” kata Solskjaer.
Selain Greenwood, penggemar United yang memenuhi National Stadium juga kembali dibuat terpukau dengan penampilan Aaron Wan-Bissaka. Ia menjadi pemain terbaik pada laga ini. Dalam tiga pertandingan yang sudah dijalani, akurasi tekelnya selalu 100 persen. Henrique Dalbert adalah korban terbaru AWB. Dalam sebuah momen, ia yang sudah unggul selangkah dari AWB tiba-tiba mendapat sambutan berupa tekel yang membuat wajahnya meringis kesakitan.
Sorakan Untuk Ashley Young dan Chant “Indonesia”
Berbeda dari dua laga sebelumnya, Ole kali ini baru melakukan pergantian pemain ketika memasuki menit ke-62. Ia melakukan 10 pergantian pemain dan salah satunya adalah memasukkan Ashley Young. Akan tetapi, kapten utama United justru mendapat sambutan yang kurang ramah.
Setiap kali Young membawa bola, sorakan kerap muncul. Mengingat mayoritas yang hadir adalah para pendukung United, maka sudah bisa dipastikan dari mana sorakan tersebut berasal. Entah apa yang dirasakan dalam benak Young ketika ia justru disoraki oleh penontonnya sendiri di laga yang sebenarnya tidak terlalu kompetitif.
Hal unik lainnya terjadi ketika pertandingan memasuki seperempat akhir. Terdengar teriakan “Indonesia, Indonesia” yang bergema di seluruh stadion. Salah satu suporter United, Pangeran Siahaan, dalam akun twitternya membenarkan adanya teriakan “Indonesia” tersebut.
Teriakan ini kemudian diikuti dengan lagu “yo ayo” yang akrab di telinga kita ketika menyaksikan pertandingan Liga Indonesia. Tercatat memang cukup banyak suporter Indonesia (baik United maupun Inter Milan) yang hadir menyaksikan laga tersebut mengingat jarak kedua negara yang tidak terlalu jauh.
Teriakan “Indonesia” ini bisa menjadi pesan kepada manajemen kedua kesebelasan kalau negara mereka ingin sekali disinggahi oleh kedua tim tersebut. United sendiri belum pernah ke Indonesia setelah terakhir kali terjadi pada 1974. Pada 2009, United nyaris kembali ke tanah air jika tidak ada insiden bom. Di sisi lain, kunjungan terakhir Inter Milan ke Indonesia terjadi pada 2012.