Foto: Twitter Manchester United.

Tidak ada tepuk tangan meriah yang terdengar dari seisi Old Trafford seketika wasit Kevin Friend meniup peluit panjang. Hanya ada tepuk tangan seadanya, tepuk tangan santai, sesantai permainan kedua kesebelasan yang dulu sempat mendapat label sebagai salah satu raksasa di sepakbola Inggris tersebut.

***

Laga Manchester United melawan Arsenal seharusnya bisa menjadi momentum bagi kedua kesebelasan untuk meraih kemenangan. Khususnya bagi tuan rumah. Menang akan mengangkat posisi mereka di klasemen sementara, sedangkan hasil selain menang akan membawa tim terus terperosok menuju papan bawah.

Akan tetapi, opsi kedua justru terjadi. Laga ini berakhir imbang 1-1. Gol Scott McTominay pada babak pertama berhasil dibalas melalui Pierre-Emerick Aubameyang memanfaatkan kesalahan serentak empat pemain belakang United. Sudah membosankan, gagal menang pula.

Membosankannya permainan bisa dilihat dari 30 menit babak pertama. Shoot on target pertama baru datang pada menit ke-28 melalui sepakan Andreas Pereira. Sebelumnya, pertandingan dihiasi dengan aksi salah umpan antar kedua tim yang dilengkapi dengan kualitas individu mereka yang begitu buruk.

Berkaca dari susunan pemain yang dimainkan oleh Arsenal, United punya peluang untuk menjadi tim yang dominan. Unai Emery memainkan tiga gelandang bertipe petarung dalam diri Granit Xhaka, Lucas Torreira, dan Matteo Guendouzi. Memperkuat lini tengah dengan mengincar counter seolah menjadi tujuan mantan manajer Sevilla ini sekaligus merusak serangan United dengan mengedepankan Xhaka yang fisiknya jauh lebih baik dibanding dua rekannya tersebut.

Sebaliknya, United memainkan banyak pemain yang memiliki attacking minded. Ini bisa menjadi nilai plus jika bisa dimanfaatkan. Sayangnya, para pemain depan United nampaknya sudah di-setting kalau mereka hanya bisa menyerang melalui skema counter attack.

Selain peluang Andreas, skema build-up play United tidak ada yang terjalin dengan rapi. Progresi mereka jauh lebih baik ketimbang ketika melawan West Ham, namun sirkulasi bola mereka tidak terlalu bagus untuk kesebelasan yang sedang mengicar tiga poin. Permasalahan yang sama juga menimpa Arsenal pada laga kali ini yang juga begitu flat saat menyerang.

Selain itu, pakem serangan kedua tim juga tidak ada yang jelas sehingga alih-alih mendapat peluang, kedua tim justru berlomba-lomba melakukan kesalahan, dan mengumpulkan pelanggaran yang tidak perlu.

“Kualitas babak pertama sangat buruk. Laga ini mempertemukan anjing dan bebek yang melawan segerobolan singa-singa berkualitas cadangan berbaju merah,” tutur Jamie Carragher yang ditimpali oleh Roy Keane dengan menyebut kalau kedua tim ini tidak memiliki kualitas sama sekali.

Emery mengubah wajah Arsenal pada babak kedua. Ia menarik salah satu dari tiga DM mereka, yaitu Torreira dan memainkan Dani Ceballos. Pergerakan pemain Arsenal pun perlahan menjadi sedikit lebih cair dikarenakan kehadiran sosok playmaker dalam diri Ceballos.

Apes bagi United, karena berubahnya penyerangan Arsenal juga dibantu oleh kesalahan-kesalahan tidak perlu pemain United. Proses gol Aubameyang terbilang sangat konyol untuk sebuah tim yang memiliki juara Premier League dan pemain belakang termahal di dunia.

Lindelof tidak bisa menerima bola umpan tanggung Tuanzebe yang secara ajaib dimainkan sebagai bek kiri oleh Solskjaer (Solskjaer beralasan kalau Tuanzebe bisa meredam Pepe yang ia anggap pemain berbahaya di Arsenal). Bukayo Saka kemudian memberi bola tersebut kepada Aubameyang sebelum penyerang Gabon ini menuntaskannya menjadi gol.

Wasit Kevin Friend sempat menganulir gol tersebut karena offside. Namun dari rekaman VAR, Maguire ternyata tertinggal lebih dari lima meter dari Aubameyang dan justru berada di belakang Lindelof. Lucunya, saat Auba mendekati De Gea, Young justru mengangkat tangan alih-alih mencoba mendekati Auba. Sebuah keputusan yang tidak bisa ditoleransi mengingat kini sudah ada VAR yang melakukan review.

Segala upaya kemudian dilakukan Solskjaer untuk meraih tiga poin sekaligus menyelamatkan muka. Ia memainkan Fred dan Mason Greenwood untuk menggantikan Andreas Pereira dan Jesse Lingard. Dua pemain yang tidak memberikan kontribusi apa pun namun baru diganti ketika waktu laga tinggal tersisa 15 menit.

Dua pemain pengganti ini juga tidak bisa memberikan apa-apa karena serangan United lagi-lagi tidak bisa dibangun melalui build-up play yang rapi kecuali dari counter attack, bola mati, hingga sepakan spekulasi yang cenderung tidak akurat (12 sepakan United dibuat dari luar kotak penalti). Di sisi lain, Arsenal juga tidak bisa memanfaatkan rapuhnya lini belakang United dan terlambat untuk memainkan Reiss Nelson dan Joe Willock.

Seperti yang saya tulis dalam preview, laga ini akan sangat ditentukan oleh detail-detail kecil. Dan itulah yang terjadi sepanjang 90 menit. Di tengah kebingungan dan kesulitan United membuat peluang, mereka mendapatkan gol melalui serangan balik. Arsenal kemudian datang untuk menyamakan kedudukan memanfaatkan kesalahan para pemain belakang mereka. Kesalahan yang membuat dua poin hilang sia-sia, sementara Emery nampaknya sudah cukup senang dengan satu poin ini terlihat dari senyum yang mengembang setelah pertandingan kelar.