Pep Guardiola terhenti di angkat enam. Begitu juga dengan Carlo Ancelotti. Sayangnya, torehan dua manajer hebat ini juga diikuti oleh Ole Gunnar Solskjaer. Si Muka Bayi Pembunuh juga terhenti di angka enam. Tidak ada rekor tujuh kemenangan beruntun di Premier League seperti yang diprediksikan. United bermain imbang 2-2 melawan Burnley di Old Trafford.
Iya saya tahu kalau United tampil luar biasa, khususnya di menit-menit terakhir saat comeback terjadi. Wajar banyak apresiasi kepada skuad Ole dini hari tadi. Namun tetap saja, hasil seri membuat Anda kehilangan dua poin. Apalagi hilangnya poin terjadi di rumah, yang seharusnya menjadi tempat nyaman mendulang poin.
Ole mungkin salah timing menyaksikan pertandingan Burnley melawan Manchester City di Piala FA. Dalam laga yang berakhir 5-0 untuk City tersebut, The Clarets menurunkan banyak pemain cadangan. Seketika pemain utama kembali masuk ke starting eleven, Burnley kembali menjelma menjadi tim yang merepotkan.
Pada pertandingan dini hari tadi, Ole memilih merombak skuadnya dengan melakukan sedikit rotasi. Andreas Pereira, Juan Mata, dan Romelu Lukaku diberi kesempatan. Selain itu, Phil Jones kembali diduetkan dengan Lindelof dan justru tidak membawa Eric Bailly. Sementara menurut MUTV, Anthony Martial mengalami cedera.
Berkaca dari statistik, Setan Merah sebenarnya mendominasi pertandingan. Mereka melepaskan 28 tembakan dan menguasai bola hingga 75 persen. Namun mendominasi serangan tidak selalu menjamin tim Anda akan menang. Ini yang menjadi masalah United semalam.
13 dari 28 sepakan yang diperoleh United, dibuat dari luar kotak penalti. Empat diantaranya terkena tubuh pemain lawan. Hal ini bukan dikarenakan eksekutor mereka yang jago, melainkan bentuk frustrasi karena sulitnya menembus kokohnya pertahanan Burnley yang bermain solid.
Pep Guardiola pernah mengeluh kalau tim-tim menengah ke bawah di Premier League merupakan kesebelasan yang patut diwaspadai secara ekstra. Hal ini dikarenakan cara main mereka yang cenderung bertahan dan mengandalkan blok rendah serta memanfaatkan serangan balik ketika menekan lawannya. Pep sendiri baru menderita kekalahan dari Newcastle United yang juga menyulitkan United saat keduanya bertemu.
Ini yang dilakukan Burnley semalam. Sejak awal Sean Dyche memerintahkan pemainnya untuk bertahan dengan jarak antar lini belakang dan lini tengah tidak lebih dari lima meter. Hal ini yang membuat permainan United menjadi tidak beraturan dan gampang terbaca. Dari belakang, bola akan dikirimkan ke sayap, dikembalikan lagi ke tengah, lalu diumpan ke sisi sebelah kanan sebelum para fullback melepaskan umpan silang yang tidak efektif.
“Anda harus menemukan cara untuk membongkar pertahanan mereka dan kami harus meningkatkan lagi penyelesaian akhir kami. Mereka memaksa kami melepaskan umpan silang,” kata Solskjaer.
United membuat 35 umpan silang yang 13 diantaranya dibuat oleh Ashley Young di sisi kanan. Sayangnya tidak ada yang menjadi peluang berbahaya. Selain kualitas umpan silang yang buruk, penempatan posisi pemain Burnley patut diacungi jempol. Semua dikarenakan blok rendah dan rapi yang mereka buat.
Duet James Tarkowski dan Ben Mee menjadi momok menakutkan United. Kombinasi keduanya menghasilkan tujuh kemenangan di duel udara, 28 sapuan, tiga intersep, dan delapan blok. Mayoritas serangan United mentah oleh dua bek yang caps nya di tim nasional jauh lebih sedikit dari Phil Jones.
Rendahnya blok pertahanan Burnley juga memudahkan mereka untuk membuat peluang. Mereka hanya tinggal melepaskan sapuan atau umpan panjang dari lini pertahanan mereka dan mengandalkan dua pemain depan yang tinggi besar. Ketika bola jatuh di kaki para pemain United, para pemain tengah Burnley akan melakukan pressing kepada para pemain tengah Setan Merah. Matic, Pereira, Mata, dan Pogba, total kehilangan bola sebanyak 11 kali.
Momen ini yang berperan besar dalam proses gol pertama Burnley melalui Ashley Barnes. Andreas Pereira tidak sadar kalau dirinya diikuti oleh dua pemain di belakangnya sehingga bola bisa dicuri Jack Cork. Situasi tidak menguntungkan karena satu pemain United (Phil Jones) berhadapan dengan tiga pemain Burnley (Cork, Barnes, dan Wood).
Permainan United sebenarnya membaik ketika Pereira ditarik keluar dan memainkan Jesse Lingard. Serangan United setidaknya lebih sering ke kotak penalti meski kualitas end passing-nya masih sangat buruk. Belum lagi ketangguhan sosok Tom Heaton yang mengulang permainan apiknya di Old Trafford dua musim lalu.
Apes bagi United, tidak mampunya mereka mencetak gol pada interval awal babak kedua dihukum dengan gol kedua Burnley. Beruntung United bisa mendapat dua gol dari sepakan penalti Paul Pogba dan rebound Victor Lindelof.
Hasil ini patut dijadikan pembelajaran bagi skuad untuk tampil lebih baik lagi. Burnley sudah tiga musim beruntun bisa membawa pulang satu poin dari Teater Impian sekaligus menjadi momok bagi Setan Merah. Akhir pekan nanti, mereka akan bertandang ke markas Leicester yang juga tidak bisa diremehkan oleh United.
Pertandingan ini juga membuka mata para penggemar United kalau kualitas skuat saat ini terlalu bergantung kepada para pemain utama. Hal ini tentu sangat berbahaya jika ada satu atau dua pemain yang absen karena kelelahan atau ketika pemain kreatif dimatikan. Dan ini sudah dibuktikan dengan lini tengah yang kurang bergairah karena tidak ada Herrera, serta kreativitas Pogba dan Rashford yang gampang dimatikan. Patut diingat kalau bulan depan, United berturut-turut akan melawan PSG, Chelsea, dan Liverpool. Kalau pemain pelapis tidak punya peranan yang bagus, maka siap-siap saja United kehilangan tiga hal penting yang mereka incar hanya dalam satu pekan.
Hasil ini membuat Ole dan stafnya dituntut untuk bisa mengembalikan mental tim yang tampaknya terlalu euforia dari hasil delapan kemenangan sebelumnya. Ole sendiri berujar kalau kekalahan akan datang sesegera mungkin sehingga tim ini harus terus belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Ya, kekalahan memang menjadi bagian dari pertandingan. Namun melihat posisi United serta penampilan tim saat ini, hasil imbang pun sama rasanya dengan kekalahan.