Pulang cepat karena cedera, lalu bertemu dengan orang yang menggusurnya saat bermain di Crystal Palace. Timothy Fosu Mensah benar-benar tidak beruntung pada musim ini.

***

Ketika Dean Henderson dan Axel Tuanzebe pulang ke Manchester United dengan prestasi apik di klub peminjamnya, maka lain halnya dengan apa yang menimpa Timothy Fosu-Mensah. Musim 2018/2019 ternyata tidak berpihak kepada penggawa asal Belanda ini.

Musim lalu, Fosu-Mensah kembali dipinjamkan oleh Manchester United. Hal ini semata-mata dilakukan demi menambah jam terbangnya. London lagi-lagi dipilih sebagai destinasi untuk belajar. Setelah sebelumnya ia membela Crystal Palace, kini giliran Fulham yang menjadi tempat Fosu-Mensah untuk mengasah diri demi bisa menjadi pemain masa depan United.

Akan tetapi, perjalanan Fosu-Mensah bersama The Cottagers tidak sesuai dengan harapan. Laga melawan Everton pada 13 April menjadi akhir dari perjalanannya sepanjang musim lalu. Cedera ligamen lutut memaksanya untuk kembali ke Manchester lebih cepat dari jadwal sebelumnya.

“Saya ingin meminta maaf kepada para penggemar Fulham karena saya tidak bisa menunjukkan penampilan terbaik kepada kalian semua. Musim ini menjadi musim yang sulit, tetapi saya bersyukur karena kalian semua masih berada di belakang tim ini. Fulham adalah klub yang indah dan saya akan bekerja keras semampu saya untuk menunjukkan kepada kalian semua apa yang saya bisa,” tuturnya dalam akun twitter pribadinya.

Fosu-Mensah sendiri sebenarnya menjalani musim yang kurang baik bersama Fulham meski kondisinya sedang fit sekalipun. Hal ini tidak lepas dari sulitnya ia mendapat menit main di sana. Pada awal musim, kiprah Fosu-Mensah sebenarnya berjalan cukup baik dengan bermain sebagai starter dalam empat dari enam laga pertamanya bersama Slavisa Jokanovic. Namun sejak kursi kepelatihan diambil alih oleh Claudio Ranieri, ia hanya menjadi penghangat bangku cadangan.

Ia kalah saing dengan bek senior Denis Odoi dan Cyrus Christie di posisi bek kanan dan hanya dua kali bermain sebagai pemain pengganti. Ia juga tidak bisa menggusur Tim Ream atau Maxime Le Marchand untuk mendapatkan posisi bek tengah yang juga fasih ia mainkan. Ranieri saat itu memang mengaku kalau ia butuh pemain yang sudah matang untuk mengangkat posisi mereka.

“Kalau United benar-benar menginginkannya, dia bisa pergi. Bersama saya, dia tidak sering bermain dan saya paham karena dia masih muda. Namun tujuan saya saat ini adalah membawa Fulham keluar dari zona degradasi,” tutur Ranieri.

Masuknya Scott Parker sebagai pengganti Ranieri juga tidak memperbaiki keadaan. Hanya tiga kali saja namanya dimainkan dengan satu pertandingan melawan Everton yang mengakhiri musimnya. Total musim lalu, ia hanya bermain 13 pertandingan saja dan hanya mengumpulkan 794 menit bertanding.

Perkembangannya yang mandek kini berimbas kepada masa depannya yang mengambang. Belum jelas apakah kontraknya akan diperpanjang mengingat saat ini ia masih terdaftar sebagai pemain United hingga musim panas 2020 mendatang. Dalam twitter-nya, Fosu-Mensah sempat memberi sinyal kalau ia ingin pindah dengan menuliskan “segala sesuatu nya akan terjawab oleh waktu, setiap orang memiliki jalannya sendiri”.

Berjumpa Lagi Dengan Aaron Wan-Bissaka

Usia Fosu-Mensah saat ini adalah 21 tahun. Angka ini menunjukkan kalau dia punya banyak waktu untuk memenuhi potensinya sebagai pemain Manchester United berikutnya. Absennya dia dari pra musim memberikan kesempatan baginya untuk memulihkan diri dari trauma cedera. Sayangnya, mimpi buruk Fosu-Mensah tidak berhenti sampai di sini saja.

Apes bagi dirinya, karena Fosu-Mensah kini harus berjumpa lagi dengan Aaron Wan-Bissaka. Pemain anyar United ini adalah orang yang membuat status regulernya di Crystal Palace tergusur pada musim 2017/2018 lalu.

Saat itu, Fosu-Mensah begitu digdaya sebagai bek kanan Palace di bawah asuhan Frank de Boer dan Roy Hodgson. Namun krisis pemain belakang saat mereka ingin berhadapan dengan Tottenham Hotspur membuat posisinya digeser sebagai bek tengah dan memberikan ruang bagi Wan-Bissaka melakukan debut.

Naas baginya karena Wan-Bissaka bermain baik pada pertandingan tersebut yang membuatnya langsung menjadi langganan starter dalam beberapa laga setelahnya. Hodgson jatuh hati dengan kemampuan defensif Wan-Bissaka yang langsung melebihi Fosu-Mensah. Fosu-Mensah sendiri tidak bisa menjadi bek tengah karena keberadaan James Tomkins dan Scott Dann yang tidak bisa digantikan. Padahal sebelumnya ia sempat menjadi pemain inti dan beberapa kali meraih man of the match. Keputusan Hodgson saat itu memancing amarah para penggemar United karena dianggap memutus perkembangan Fosu-Mensah.

Kini, ia kembali berjumpa dengan pemain yang menyingkirkannya ke bangku cadangan saat masih di Crystal Palace dulu. Bahkan saat ini saingannya bertambah karena selain Wan-Bissaka masih ada nama Diogo Dalot dan Ashley Young yang sama-sama mengincar posisi bek kanan.

Ia juga nampaknya hanya akan menjadi pilihan kesekian untuk posisi bek tengah. Pihak United saat ini masih mengusahakan kedatangan satu lagi bek tengah anyar dan sedang bernegosiasi dengan Harry Maguire. Kalau Maguire tidak jadi datang pun, ia masih akan bersaing dengan Chris Smalling, Phil Jones, Eric Bailly, Marcos Rojo, dan rekan sesama lulusan akademi, Axel Tuanzebe.

Pindah atau bahkan kembali menjalani pinjaman di klub lain nampaknya akan menjadi jalan Fosu-Mensah untuk menyelamatkan kariernya.