Foto: Sport Mole

Memimpin satu-nol di awal, dan terutama jika sebuah tim menjamu Manchester United, merupakan kekhawatiran tersendiri. Pasalnya United selalu menang meski mereka kebobolan lebih dulu dalam tujuh pertandingan Premier League musim ini. Sayangnya, United tidak mendapatkan hasil serupa ketika menghadapi West Brom.

Ya, West Brom hanya nyaris menjadi korban kedelapan Setan Merah. Tapi hal ini memang diwajarkan. Di samping penampilan mengesankan David de Gea, ia menunjukkan mengapa United lebih membutuhkan bala bantuan di pos pemain bertahan daripada di pos kiper.

Bagaimana tidak, Mbaye Diagne menggunduli barisan Victor Lindelof dan Harry Maguire. Ia memborbardir titik krusial pasukan Ole Gunnar Solskjaer sampai habis. Untung saja penyerang West Brom tersebut cuma berhasil mencetak satu gol di menit ke-2 pertandingan.

Siapa lagi penyelamatnya kalau bukan sang kiper David De Gea. Kiper asal Spanyol itu kembali tampil apik. Ia mengalahkan lawannya dengan satu penyelamatan. Ia seolah mematahkan semua logika dari Diagne saat hendak menciptakan peluang emas.

“Ayo, ayo, lanjutkan,” desak De Gea ketika melihat penampilan bek yang sekarat.

Dengan penampilannya tersebut, De Gea mungkin akan bermain melawan Newcastle akhir pekan ini. Dan keputusan itu adalah sesuatu yang tidak akan diperdebatkan lagi. Solskjaer justru harus memberikan SP (surat peringatan) untuk Maguire dan Lindelof.

Karena ini bukan pertama kalinya bagi Maguire melepaskan tanggung jawabnya. Atau bukan untuk kesekian kalinya bagi Lindelof kalah dalam duel udara. Situasi semacam itulah yang membuat Mbaye Diagne tampil dengan mengesankan di lini depan West Brom. Bahkan ia sebetulnya memiliki peluang yang cukup untuk membuat hat-trick.

Dari permainan terbuka dan set-play, pos lini belakang United terlalu lunak jika mereka ingin menjadi tim penantang gelar Premier League. Sejauh ini, dengan bentuk penampilan yang seperti kita semua lihat, Setan Merah masih belum bisa dikatakan mampu bersaing. Mungkin mereka juga sudah tidak lagi terlihat di kaca spion Manchester City.

Manchester United saat ini sudah tertinggal tujuh poin dari City, dan tim rivalnya ini masih memiliki sisa satu pertandingan. Selain itu, mereka juga telah kehilangan sembilan poin dari 15 pertandingan terakhir mereka. Salah satu sebabnya adalah, karena Solskjaer terlalu fokus pada peningkatan di pos lini tengah. Sampai-sampai ia agak lupa dengan kondisi pertahanan timnya.

Solskjaer padahal sudah menggelontorkan biaya rekor dunia untuk bek sekelas Harry Maguire beberapa musim sebelumnya. Namun kualitas pertahanan United masih saja belum terlihat meningkat. Oleh karena itu semakin banyak tuntutan kepada manajer asal Norwegia tersebut untuk segera membeli bek tengah baru.

Maka wajar, banyak yang menilai Maguire tidak tampak seperti bek mahal. Di laga melawan West Brom misalnya, ia malah putus asa. Sehingga ia menangis setelah pertandingan tersebut.

Lindelof pun sama. Ia sangat lemah, dan tidak agresif layaknya bek di pusat pertahanan. Itulah sebabnya ia gagal mecegah Diagne mencetak gol. Bek asal Swedia itu malah membesar-besarkan protes dengan menganggap bahwa gol Diagne bernuansa “pelanggaran”.

Tidak sampai di situ saja, tiga kali West Brom mampu menciptakan peluang mengerikan dari bola udara. Mungkin manajer West Brom, Sam Allardyce, sangat menikmati pertandingan itu lantaran tahu timnya berhasil mengacak-acak United. Syukurnya, De Gea sangat berpegang teguh pada tekadnya, dan ia menyelamatkan United dari kekalahan.

Selain soal bek, masalah klise lainnya juga ada pada diri Anthony Martial. Ia bahkan dikaitkan dengan penampilan Mason Greenwood sejak menit ke-65. Di mana Greenwood membuahkan lebih banyak peluang dalam waktu empat menit daripada yang dilakukan Martial dalam satu jam.

Lalu, ada rasa frustrasi yang cukup besar dari penampilan Scott McTominay dan Fred di lini tengah. Kedua pemain itu sering kebingungan. Mereka kerap tidak mampu untuk memutuskan siapa yang akan bertahan dan siapa yang akan pergi menyerang.

***

Jadi, semua masalah ini akan terus ada jika Ole Gunnar Solskjaer tidak langsung membenahinya secara total. Agaknya target Manchester United dalam meraih gelar Premier League di musim ini tidak akan terwujud. Kecuali masalah-masalah klise barusan sudah tidak terulang, dan tim Setan Merah harus mulai tampil konsisten.

Tapi rasanya, itu semua sangat sulit. Berpikir optimis memang perlu, namun sepertinya kita juga mesti realistis.