Manchester United mengalami awal yang sulit di musim 2019/2020 ini. Banyak yang telah jengah dengan keadaan seperti itu, terutama para suporter United, yang sedang mengharap perbaikan pada tim kesayangannya. Tidak sedikit juga yang memberikan solusi-solusi atas keterpurukan terparah pasukan Setan Merah selama 30 tahun terakhir ini.

Namun perlu diketahui, semua solusi soal United yang hadir di musim ini, sama sekali tidak ada yang jelas. Semuanya juga terlihat sangat subjektif, dan seolah tidak paham dengan apa yang sedang terjadi di Old Trafford. Padahal di satu sisi, United sebenarnya sudah memiliki solusi berupa rencana jangka panjang Ole Gunnar Solskjaer.

Tapi tetap saja, hal itu pun masih belum memuaskan segelintir pihak yang jengah atas keterpurukan tim berjuluk The Red Devils tersebut. Tidak banyak dari mereka yang lebih menginginkan solusi cepat dan akurat untuk menghapus situasi pelik ini. Maka, munculah solusi seperti harus kembalinya Zlatan Ibrahimovic di bursa transfer Januari nanti guna memperbaiki keadaan United di paruh kedua musim ini.

Opsi itu pertama kali datang dari mantan pemain United Clayton Blackmore, yang percaya bahwa striker asal Swedia itu adalah semacam pemain “ajaib” yang sangat berpengalaman untuk mengatasi masalah yang ada di bekas klubnya tersebut. Ini adalah salah satu solusi cepat yang mungkin bisa mengatasi masalah United (secara sementara) meskipun terdengarnya agak pragmatis.

Seiring dengan itu, “gol” merupakan masalah baru bagi United setelah serangkaian perbaikan skuat Solskjaer di musim ini, dan Blackmore percaya jika Ibrahimovic akan menjadi pemain yang mampu memecahkan masalah seperti itu, serta memungkinkan Marcus Rashford dan Mason Greenwood untuk melanjutkan pengembangan bentuk mereka.

“United kurang memiliki target man dan satu-satunya hal yang akan menyelamatkan mereka di musim ini adalah Ibrahimovic. Dia telah menjadi pemain dengan ciri khas pahlawan, dan dia mungkin adalah striker terbaik yang bisa mereka miliki. Badannya tinggi dan besar, dia juga punya sabuk hitam di tangannya, dan dia menganggap dirinya bisa melawan siapa pun,” ujar Clayton Blackmore dilansir dari MEN Sports.

“Dia (Ibrahimovic) masih bisa mencetak banyak gol. United sudah menyingkirkan begitu banyak striker bagus seperti Wayne Rooney atau Robin van Persie, dan sejak itu posisi striker menjadi kurang baik (kecuali saat merekrut Ibrahimovic). Para pemain ini pergi dan mereka belum menggantinya. Maka membawa Ibrahimovic adalah solusi. Dia tidak akan menolak tugas yang akan diberikan kepadanya karena dia merasa dirinya sebagus itu.”

“Tidak banyak pemain yang bisa berlari di sekitar lapangan dan mengendalikan permainan, tetapi, ketika dia (Ibrahimovic) ada di sini sebelumnya, United memenangkan trofi bersamanya. Saat dia fit, dia begitu bagus, dan dia bisa menjadi pemimpin tim. Jadi United harus mencoba mendapatkannya di bulan Januari atau kapan saja ketika mereka bisa.”

“Mendapatkan Robert Lewandowski akan sempurna untuk United karena dia merupakan pemain yang juga dibutuhkan klub. Itu jelas. Tapi pertanyaan besarnya adalah, apakah Bayern mau melepasnya? Jadi, Ibrahimovic merupakan opsi yang lebih logis. Dia mungkin sedikit lebih tua, tapi dia tipe pemain yang bisa membantu pemain muda. Jika United memainkan seseorang di depan bersamanya, maka gol akan datang, saya tidak ragu tentang itu.”

Namun lain halnya dengan mantan bek Arsenal Lee Dixon, yang justru memberikan pandangan berbeda dengan Clayton Blackmore. Menurutnya, masalah yang ada di Manchester United sekarang justru terletak pada salah satu pemainnya, yaitu Fred. Dengan tipikal keengganannya untuk melakukan operan ke depan telah membuat pemain asal Brasil ini dinilai gagal mencapai ekspektasi yang diharapkan pada saat kedatangannya di Old Trafford.

Sebelumnya, Fred sudah berambisi untuk berjuang mengembalikan bentuk permainannya di musim ini, namun Dixon merasa kalau itu malah akan menjadi masalah besar bagi United. Bagi Dixon, Fred bukanlah jawaban guna mengatasi keterpurukan yang terjadi di Old Trafford karena –faktanya– pemain berusia 26 tahun itu sudah tidak terlihat lagi seperti pemain United.

“Juri-juri di luar lapangan telah menyampaikan keputusannya. Jika Fred adalah jawaban untuk masalah United, maka mereka justru berada dalam masalah besar. Setiap kali melihat bola menuju kaki Fred, rasanya tidak akan tenang. Dia adalah gelandang box-to-box, dan mungkin Anda akan berpikir dia melakukan perannya dengan baik di area itu. Tapi faktanya, United malah semakin putus asa karena Fred selalu tidak bisa mengoper bola ke depan,“ tandas Lee Dixon dikutip dari NBC.

“Sekali lagi, dia jelas bukanlah jawaban atas keterpurukan United. Jika Anda melihat lini tengah di Manchester United secara keseluruhan, Anda akan bertanya-tanya apa rencana permainannya? Adakah yang tahu itu? Itu semua sama tidak jelasnya dengan Fred. Dia tidak terlihat sebagai pemain Manchester United. Tidak ada kreatifitas darinya, dan itulah salah satu alasan mengapa mereka tidak mendapatkan yang terbaik dari Marcus Rashford.”

Solusi-solusi semacam inilah yang kerap hadir menggiring opini para suporter Setan Merah untuk berpikir pragmatis. Namun, jika dipikir ulang, solusi-solusi tersebut ada benarnya. Karena kalau mau cepat mengatasi masalah, maka solusinya juga harus cepat, dan keputusan pragmatis adalah cara yang tepat untuk itu.

Manchester United sedang mengalami awal terburuk mereka di liga dalam tiga dekade terakhir, dan sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian sulit ketka melawan pemimpin klasemen Premier League Liverpool di Old Trafford setelah jeda internasional. Jadi tidak mengherankan kenapa banyak suporter yang resah dan menuntut agar tim kesayangannya itu bisa lekas merubah keadaan.

 

Catatan redaksi: kutipan diambil dari Manchester Evening News