Foto: Twitter Manchester United

Ole Gunnar Solskjaer mengawali pertandingannya sebagai manajer permanen dengan sangat baik. Pada pekan ke-32 Premier League 2018/2019, Setan Merah sukses mengalahkan Watford dengan skor 2-1. Satu gol masing-masing dari Anthony Martial dan Marcus Rashford hanya bisa dibalas satu kali saja melalui gol cantik Abdoulaye Doucoure.

Hasil ini membawa United kembali berada di peringkat keempat. Poin mereka kini sudah sama dengan Tottenham Hotspur. Akan tetapi, Spurs baru akan bertanding pada Minggu ini melawan Liverpool. Mereka bahkan bisa kembali merosot ke urutan lima jika Arsenal mengalahkan Newcastle pada Senin malam.

Berikut adalah beberapa hal menarik dari pertandingan yang dipimpin oleh wasit Stuart Artwell tersebut.

Pemain United yang Kebingungan

Manchester United sebenarnya diuntungkan pada pertandingan kali ini. Dari 11 pemain yang dimainkan, hanya De Gea dan Pogba saja yang bermain pada jeda internasional. Beberapa pemain lain yang tidak dipanggil punya waktu dua pekan sehingga kebugaran mereka bisa terjaga. Namun yang terjadi di atas lapangan, tidak mencerminkan kalau para pemain ini sudah bugar.

Penampilan mereka begitu lesu sejak peluit wasit dibunyikan. Sepanjang 90 menit, mereka terus berada dalam tekanan The Hornets. Tamu berhasil membuat 20 tembakan sedangkan United hanya membuat delapan tembakan atau tidak sampai dua kali lipatnya sepakan Watford. Bahkan dalam rentang menit 60 hingga 70, United hanya punya 20 persen penguasaan bola.

Hanya butuh 1 menit 31 detik bagi Watford untuk mengirimkan bola ke kotak penalti United. Sebaliknya, tuan rumah harus menunggu hingga menit kedelapan untuk bisa mengirimkan bola ke kotak penalti Watford. Pada menit ke-12, Watford sudah membuat tiga empat kunci. Di sisi lain, United baru membuat umpan kunci pada menit ke-18. Tim tamu jauh lebih mengancam ketimbang mereka.

Beberapa kali Matt Holland (komentator pertandingan) menyebut kata ‘sloppy’ atau ceroboh untuk mendeskripsikan para pemain United. Penempatan posisi mereka sangat buruk. Mereka bingung untuk membangun serangan karena pressing Watford yang menyulitkan dengan skema 4-2-2-2 yang berubah menjadi 4-2-3-1 ketika sedang tidak menguasai bola. Bahkan Jonathan Pearce, komentator BBC, menyebut para pemain belakang United tampil seperti patung ketika Abdoulaye Doucore mencetak gol pada menit akhir pertandingan.

Serangan Balik yang Menghukum Watford

Ketika menyerang, Watford akan bermain dengan pola 4-2-2-2. Hal ini berarti ada enam pemain yang menyerang lini belakang United termasuk dua gelandang tengah mereka yaitu Abdoulaye Doucore dan Etiene Capoue. Hal ini cukup baik bagi mereka karena bisa menghasilkan cukup banyak peluang.

Akan tetapi, sistem menyerang total yang mereka lakukan justru menjadi penyebab mereka kebobolan. Ketika kehilangan bola, tidak ada penyaring di lini tengah sehingga menimbulkan celah besar di lini tengah dan belakang Watford. Hal ini yang dimaksimalkan dengan baik oleh Luke Shaw untuk mengirimkan bola enak ke jalur lari Marcus Rashford.

Setelah kebobolan, Javi Gracia mulai sedikit berhati-hati dengan penampilan timnya. Capoue lebih sering berada di depan dua bek tengah mereka. Meski begitu, hal ini tidak mengurangi daya serang pemain Watford yang justru semakin berbahaya. Sampai-sampai membuat Ole memilih bermain bertahan dengan memainkan Marcos Rojo.

“Kami harus lebih tajam lagi di depan gawang. Yang mengecewakan kami adalah mereka mencetak gol pertama melalui serangan pertama mereka. Kami mendominasi tapi kami justru kalah. Inilah yang harus kami pelajari,” kata Doucoure.

Apiknya Trio Inggris di Lini Belakang

Kejutan dibuat Ole ketika ia memainkan Phil Jones sebagai pasangan dari Chris Smalling. Victor Lindelof ternyata masih izin membela klub dikarenakan menjaga istrinya yang baru saja melahirkan. Hal ini menandakan United menurunkan empat pemain belakang yang semuanya berasal dari Inggris.

Akan tetapi, hanya tiga pemain saja yang bermain cukup bagus. Phil Jones dan Chris Smalling tampil cukup solid di tengah rekan setimnya yang bermain ceroboh. Mereka sukses menghalau bola-bola dari lini kedua Watford yang membuat Troy Deeney tidak bisa bergerak.

Sepanjang 90 menit, Jones membuat sembilan kali recoveries ball, sembilan kali sapuan, tiga intersep, dan akurasi tekel 100 persen. Rekannya, Smalling, membuat 10 sapuan, dua tekel sukses, dua blok, dan memenangi delapan duel udara dari delapan percobaan. Satu penampil apik lainnya adalah Luke Shaw yang diganjar gelar Man of the Match. Sementara Ashley Young menjadi pemain belakang United yang performanya biasa saja.

Menanti Permainan Cantik United

Pada akhirnya United tetap keluar sebagai pemenang. Akan tetapi, kemenangan mereka bisa dikatakan terbantu penampilan Watford yang tidak terlalu berbahaya di depan gawang. Masih ada pekerjaan besar bagi Ole dalam tugasnya di sisa dua bulan terakhir musim 2018/2019.

Yang paling utama tentu saja mengembalikan Setan Merah untuk bisa bermain cantik. Tidak bisa dipungkiri kalau setelah laga melawan Chelsea pada Piala FA, penampilan tim justru merosot drastis. Padahal, mereka tampil sangat baik dan bermain dengan cara United pada awal-awal kedatangannya.

Inkonsistensi ini yang harus dihilangkan apabila mereka menginginkan gelar juara pada musim depan. Itu semua bisa dilakukan mulai dari pertandingan berikutnya yaitu melawan Wolverhampton, sebelum Ole mengasah taktiknya tersebut agar lebih baik lagi pada pra musim nanti. Jangan sampai, keinginan Ole yang menginginkan United bermain cantik seperti di eranya dulu hanya menjadi kata-kata mutiara saja.