Meski hanya bertajuk uji coba, namun kekalahan dari Cadiz beberapa waktu lalu patut menjadi perhatian bagi Erik ten Hag. Hasil 4-2 yang mereka terima di Estadio Nuevo Mirandilla menunjukkan betapa kurang dalamnya kualitas skuad Setan Merah meski hanya menghadapi tim berperingkat 19 di klasemen La Liga. Selain itu, beberapa pemain muda yang tampil juga tampak belum siap menghadapi sepakbola level tertinggi.

Oleh karena itu, satu uji coba lainnya harus dimaksimalkan dengan habis-habisan oleh para pemain. Nanti malam giliran Real Betis yang akan menjadi lawan mereka. Betis tentu punya skuad yang jauh lebih kuat ketimbang Cadiz sehingga ini akan menjadi ujian tersendiri bagi mereka yang akan bermain nanti.

Sebelum menyaksikan pertandingan melawan mereka, berikut adalah profil singkat dari kesebelasan yang menjadi rival abadi Sevilla tersebut.

Kapan dan Di mana Pertandingan ini Dimainkan?

Pertandingan ini akan diselenggarakan di markas Betis yaitu Benito Villamarin. Stadion ini memiliki kapasitas yang cukup besar yaitu hampir 60 ribu penonton.

Jika melihat jadwal, sepak mula pertandingan ini akan dimulai tepat tengah malam yaitu pada pukul 12 malam. Jika melihat pertandingan melawan Cadiz kemarin, besar kemungkinan kalau pertandingan ini hanya akan ditayangkan oleh kanal resmi klub, MUTV.

Bagaimana Sejarah Singkat Real Betis?

Nama “Betis” berasal dari Baetis yang merupakan nama romawi untuk sungai Guandalquivir yang melewati wilayah Seville. Pada 1914, klub ini mendapat tambahan kata Real setelah mendapat perlindungan dari Raja Alfonso XIII.

Betis menjadi kesebelasan pertama asal Andalusia yang bermain di La Liga. Pada 1935, Betis memenangkan La Liga untuk pertama kalinya sekaligus menjadi gelar satu-satunya mereka di kompetisi liga. Sayangnya, setelah kejayaan tersebut Betis justru beberapa kali kerap memasuki periode gelap seperti terdegradasi, lalu sempat juga mengalami krisis keuangan.

Meski begitu, Betis juga beberapa kali mengalami fase-fase gemilang. Mereka pernah menjadi juara Copa del Rey pada 1977. Kesuksesan ini memberi mereka kesempatan bermain di kompetisi level Eropa yaitu Piala Winners. Sayangnya, mereka harus kembali terdegradasi.

Sejak kembali ke La Liga pada 2015, Betis pun kembali menunjukkan diri mereka sebagai kesebelasan yang kuat. Sejauh ini mereka sudah tiga kali finis pada zona enam besar dan beberapa kali bermain di kompetisi Eropa. Bahkan musim lalu mereka kembali meraih gelar Copa del Rey ketiga mereka sepanjang sejarah.

Bagaimana Kiprah Mereka Sejauh Ini?

Secara keseluruhan, performa Betis sejauh ini terbilang cukup stabil. Mereka untuk sementara berada pada posisi keenam klasemen sementara. Mereka juga menjadi juara grup pada ajang Europa League. Mereka bahkan finis di atas AS Roma yang jauh diunggulkan.

Meski begitu, performa Betis tidak begitu baik jika melihat lima pertandingan terakhir. Dalam kurun waktu tersebut, mereka hanya sekali menang. Betis sebenarnya memulai La Liga dengan performa yang apik dan sempat berada di zona empat besar sebelum inkonsistensi menyerang mereka.

Apa Prestasi Cadiz?

Betis hanya satu kali menjadi juara La Liga yaitu pada 1934/1935. Setelah itu, mereka lebih banyak mengumpulkan trofi Segunda Division hingga tujuh kali. Mereka lebih baik ketika bermain pada ajang Copa del Rey. Betis tiga kali menjadi juara yaitu pada 1977, 2005, dan 2022. Gelar terakhir diraih dengan cara yang dramatis yaitu menang adu penalty melawan Valencia.

Keberhasilan meraih gelar Copa del Rey musim lalu membuat Betis berkesempatan mendapat satu trofi lagi dalam wujud Piala Super Spanyol yang akan dihelat Januari 2023 nanti. Syaratnya mereka harus mengalahkan Barcelona pada semifinal sebelum menunggu pemenangn Real Madrid melawan Valencia pada semifinal lainnya.

Siapa Pelatih Mereka?

Los Verdiblancos dilatih oleh sosok yang tidak asing lagi di dunia sepakbola yaitu Manuel Pellegrini. Dia masuk pada 2020 menggantikan Alexis Trujillo. Eks pelatih Real Madrid ini pula yang membawa mereka menjadi kesebelasan tangguh dan konsisten finis pada zona enam besar.

United tentu hapal betul dengan Pellegrini karena pernah bertemu saat pria Cile ini melatih Villarreal, Manchester City, dan West Ham United. Yang menarik, United justru tidak terlalu baik ketika bertemu dengan tim yang dia asuh. Dari 13 pertemuan, United hanya menang tiga kali dan menderita lima kali kekalahan.