Foto: CBS Sports

Ada satu aspek yang bisa dibanggakan Manchester United jelang laga melawan Manchester City akhir pekan nanti. Catatan apik Setan Merah di Etihad Stadium dalam beberapa musim terakhir bisa menjadi senjata untuk mencuri tiga poin.

Disaat permainan yang belum kunjung konsisten, Manchester United sudah dihadapkan dengan jadwal neraka memasuki bulan Maret. Berturut-turut mereka akan bertemu Manchester City, Tottenham Hotspur, Atletico Madrid, dan Liverpool. Semua laga ini tentu memiliki pengaruh bagi hasil akhir mereka di klasemen maupun di Eropa nanti.

Wajar apabila banyak pihak yang tidak yakin kalau United bisa mengakhiri semua laga berat tersebut dengan kemenangan. Jika tim sekelas Watford dan Burnley saja tidak bisa mereka habisi, lantas atas dasar apa mereka bisa mengalahkan tim-tim seperti City atau Liverpool.

Manchester Derby akan menjadi pembuka dari jadwal berat yang dihadapi United. Seperti yang sudah diprediksi, City yang akan datang ke laga ini dengan status unggulan. Maklum saja, mereka adalah pemimpin klasemen dan memiliki jarak 19 poin dari rival sekotanya tersebut. Belum lagi soal konsistensi dimana City merengkuh 46 dari kemungkinan 51 poin dalam 17 laga terakhir, sedangkan United berbagi catatan empat menang dan empat seri dalam delapan laga terakhir.

Meski pakar banyak yang percaya kalau City bisa mengulang hasil layaknya di Old Trafford, namun United masih punya peluang untuk setidaknya membuat kejutan pada pertandingan nanti.

Satu aspek dimana United diunggulkan adalah rekor pertemuan mereka yang sangat bagus ketika bermain di Etihad. Sejak pindah dari Maine Road pada 2003, tercatat kedua tim ini sudah bertemu 21 kali di semua kompetisi dan hasilnya United memenangkan setengah dari jumlah laga tersebut (11 kali).

Bahkan dari lima kunjungan terakhir, United masih sanggup meraih empat kemenangan di markas mereka, di semua kompetisi, dan hanya satu kali kalah dari tujuh pertandingan terakhir di sana. Pada sektor inilah United terlihat sangat jago meski kursi kepelatihan tidak lagi diduduki oleh Sir Alex Ferguson.

Catatan impresif ini dimulai pada musim 2015/16. Marcus Rashford saat itu mengejutkan Etihad dengan menjadi satu-satunya pencetak gol dalam pertandingan tersebut. Pada musim berikutnya, kedua tim bermain imbang tanpa gol.

Comeback dramatis dibuat United pada musim 2017/18. Etihad saat itu bersiap menggelar pesta juara jika sukses mengalahkan tetangganya itu. Tanda-tanda itu terlihat ketika mereka unggul 2-0 pada babak pertama berkat Kompany dan Gundogan. Akan tetapi, keadaan berbalik pada babak kedua. Dua gol Pogba dan sontekan Chris Smalling membuat pesta City tertunda.

Satu-satunya kemenangan City atas United di Etihad pada tujuh laga terakhir diraih pada musim 2018/19. Setelahnya, justru United yang bisa menang di sana tiga kali secara beruntun. Marcus Rashford dan Anthony Martial menjadi pahlawan dalam kemenangan 2-1 pada musim penuh pertama Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer.

Beberapa pekan kemudian, United menang 1-0 pada semifinal leg kedua Piala Liga berkat sepakan voli Nemanja Matic. Sayangnya, kemenangan ini tidak cukup mengangkat mereka menuju Wembley karena di Old Trafford mereka sudah kalah dengan skor 1-3. Lalu, giliran Bruno Fernandes dan Luke Shaw yang menjadi pahlawan dalam kemenangan 2-0 yang nyaman pada musim lalu.

Tidak masalah jika banyak yang mengunggulkan City pada laga nanti. Namun, kita bicara tentang derby dimana segala sesuatunya bisa terjadi dan yang berada dalam posisi bagus belum tentu bisa mengakhiri laga dengan bagus pula, begitu juga sebaliknya.

Bagi United, kemenangan di laga nanti bisa menjadi twist dari perburuan gelar juara Premier League musim ini. Kita ketahui bersama kalau City hanya punya keunggulan tiga poin dari Liverpool. Saya yakin, akan ada beberapa pendukung Si Merah yang berharap, meski berat melakukannya, United bisa mengalahkan City demi membuka peluang untuk kembali ke puncak klasemen sementara.