Foto: Joe.co.uk

Dua kemenangan yang masing-masing diraih atas Newcastle United dan Paris Saint Germain menunjukkan kalau Manchester United bisa kok bermain bagus di bawah arahan Ole Gunnar Solskjaer. Penampilan mereka pada dua laga itu sangat rapi, terstruktur dari segi pertahanan maupun menyerang, mendominasi lawannya, dan memperagakan kapasitas taktik Ole sebagai seorang manajer yang kerap dianggap miskin taktik.

Namun, ketakutan terbesar yang sekarang hinggap di kepala suporternya adalah seberapa konsistennya para pemain ini bisa mempertahankan performa bagusnya tersebut. Ini yang menjadi masalah. United kerap mengejutkan ketika tidak diunggulkan, namun kerap mengecewakan saat suporternya yakin kalau mereka bisa menang. United tidak kekurangan kualitas pemain seperti yang dibicarakan banyak orang, melainkan kekurangan konsistensi untuk terus meraih kemenangan demi kemenangan.

“Anda tidak bisa bermain baik hanya dalam 1-2 laga karena semua pertandingan itu amat penting untuk dimenangi. Mereka tahu pekerjaan mereka belum selesai, tapi mereka ada di jalur yang tepat. Ini semua soal membangun momentum. Yang saya takutkan adalah mereka akan terlena dengan kemenangan kemarin (vs PSG),” kata Peter Schmeichel.

Peter tampak belum lupa betapa terlenanya United setelah menang 1-3 di tempat yang sama setahun lalu. Setelah kemenangan “bersejarah” tersebut, United langsung mempermanenkan posisi Ole selama tiga tahun dan keyakinan suporter kalau United akan sukses bersama Ole sangat tinggi. Naas, setelah laga tersebut, United hanya menang dua kali dari 12 laga terakhir di sisa musim.

Agar tidak terlena, maka United butuh banyak ujian berupa pertandingan-pertandingan penting. Pekan ini, ujian penting itu hadir dalam wujud Chelsea. Sama layaknya 2019 lalu, awal setelah kemenangan melawan PSG dimulai dengan menghadapi tim asal kota London.

Kemenangan menjadi wajib hukumnya mengingat dua laga kandang United di Premier League musim ini berakhir dengan kekalahan. Setan Merah harus menunjukkan kalau Old Trafford masih menjadi tempat yang angker bagi anak asuh Frank Lampard ini seperti ketika mereka tumbang 4-0 pada musim lalu. The Blues sendiri sudah tidak pernah menang lagi di Teater Impian sejak 2013.

Chelsea sendiri datang dengan membawa tekanan yang cukup besar. Saat rumor pemecatan untuk Ole perlahan menurun, rumor yang sama justru kini menyerang Frank Lampard. Hasil kurang baik dalam dua laga yang hanya bermain imbang 3-3 atas Southampton dan 0-0 atas Sevilla menjadi penyebab goyangnya kursi Lampard.

Lawatan ke Old Trafford mungkin sangat sulit, namun pertemuan terakhir Lampard melawan Ole berakhir dengan kemenangan bagi eks pelatih Derby County tersebut. Meski begitu, Ole juga punya modal berupa tiga kemenangan atas Lampard dan dia belum pernah kalah menghadapi mantan pemain tengah tersebut di Premier League.

Tiga Bek Lagi, Ole?

Satu hal menarik dari kedua tim ini adalah mereka sama-sama memiliki problem di lini belakang. Meski angka kebobolan Chelsea jauh lebih baik dari United, namun pada pertandingan terakhir terlihat jelas betapa rapuhnya lini belakang mereka yang keteteran ketika menghadapi Southampton.

Satu hal yang menjadi modal bagi Chelsea adalah kembalinya Edouard Mendy. Tiap kali Mendy bermain, United pasti membawa pulang clean sheet. Menghadapi tekanan dari Rashford dan Bruno akan menjadi ujian awal pemain Senegal ini. Di lini depan, Timo Werner sudah membuka akun gol di Premier League. Masalah Lampard pada sektor ini hanya soal belum menyatunya visi bermain antara Pulisic, Werner, Havertz, dan Mason Mount.

Dari kubu United, patut dinanti apakah Ole akan kembali memainkan formasi tiga pemain belakang layaknya melawan PSG. Saat memakai formasi ini, permainan United menjadi lebih fleksibel karena bisa berubah menjadi lima bek ketika bertahan dan empat bek saat menyerang. Kehadiran Alex Telles saat itu juga meningkatkan serangan United yang terpusat pada sisi kiri. Taktik High Press dengan fokus man to man juga berjalan dengan baik. Chelsea sendiri bisa dibilang sebagai tim yang kesulitan untuk keluar menyerang ketika melawan tim yang bermain high press.

Tiga bek juga berguna untuk mengisi kekosongan half space karena jarak yang menjadi sempit. Chelsea sendiri juga menjadi tim yang aktif menyerang dari sisi sayap. Meski begitu, United juga kudu waspada karena defense mereka kerap bertingkah ajaib dan membuat kesalahan seperti yang dilakukan Shaw pada pertandingan terakhir mereka.

Perkiraan Susunan Pemain

MANCHESTER UNITED: David de Gea, Aaron Wan-Bissaka, Victor Lindelof, Harry Maguire, Luke Shaw, Alex Telles, Scott McTominay, Fred, Bruno Fernandes, Marcus Rashford, Edinson Cavani

CHELSEA: Edouard Mendy, Cesar Azpilicueta, Kurt Zouma, Thiago Silva, Ben Chilwell, Ngolo Kante, Jorginho, Christian Pulisic, Kai Havertz, Mason Mount, Timo Werner