Foto: Football Talk

Tugas Cavani tidak hanya untuk menambah kualitas United pada sektor lini depan. Ia juga dituntut untuk memutus tabu nomor 7 yang sulit sekali ditaklukkan.

Meski menjalani karier yang berbeda, namun ada kesamaan diantara Michael Owen, Antonio Valencia, Angel Di Maria, Memphis Depay, hingga Alexis Sanchez saat bermain untuk Setan Merah. Kelima nama tadi sama-sama tidak bisa mengemban ekspektasi saat mereka menggunakan nomor 7 yang menjadi nomor keramat di Manchester United.

Musim ini, tugas tersebut pindah ke pundak Edinson Cavani. Striker Uruguay ini direkrut pada deadline bursa transfer musim panas. Karena sudah berstatus tanpa klub sejak bulan Juni lalu, maka Cavani didatangkan United dengan status bebas transfer. Ia mendapat kontrak satu tahun dengan opsi tambahan pada musim berikutnya.

“Edinson adalah pemain dengan segudang pengalaman yang selalu memberikan segalanya untuk timnya. Rekor golnya untuk klub dan negara sangat fantastis dan kami senang mendatangkan pemain seperti dirinya. Dia membawa energi, kekuatan, kepemimpinan, dan mental bagus bagi skuad. Yang terpenting, dia membawa gol,” kata Ole Gunnar Solskjaer.

Kalimat terakhir dari Ole ini yang membuat pendukung Setan Merah bersemangat ketika Cavan direkrut. Dalam akun Twitternya, Robin van Persie menyebut kalau mantan timnya itu harus merekrut Cavani karena dia adalah pemain yang bisa meningkatkan kualitas United di lini depan.

Dibandingkan Odion Ighalo, Cavani jelas memiliki kualitas yang lebih baik di lini depan. Makanya, tidak sedikit yang menyebut kalau Cavani adalah versi upgrade dari Ighalo. Sejak membela Palermo, Cavani setidaknya memberi garansi minimal 15 gol per musim. Ia juga punya waktu yang lebih banyak dari Ighalo yang akan kembali ke Tiongkok pada Januari nanti.

Sembilan dari 10 musim terakhirnya di dunia sepakbola, Cavani paling kecil membuat 23 gol pada musim 2018/2019. Pengecualian terjadi pada musim lalu saat ia hanya membuat 7 gol dari 22 laga, atau hanya 4 gol saja di Ligue 1. Namun, lima dari total tujuh gol tersebut datang saat dia main sejak awal yang menandakan kalau produktivitas Cavani belum habis.

Kualitas ini yang diharapkan bisa membuat Cavani seperti Zlatan Ibrahimovic. Sang mantan rekan setim tiba lebih dulu pada 2016 lalu. Dengan usia yang menuju 35 tahun saat itu, Ibra masih bisa berkontribusi dengan membuat 28 gol pada musim pertamanya. Jika tidak mengalami cedera, bukan tidak mungkin Ibra akan mencetak gol lebih banyak lagi.

Cavani juga membuat Ole memiliki banyak variasi taktik dan strategi di atas lapangan. Jika Ighalo hanya berperan sebagai target man yang lebih banyak menunggu bola, maka Cavani adalah pemain yang cukup rajin untuk turun dan menjemput bola. Daya jelajahnya tidak sekadar hanya di sepertiga akhir.

Bermain dengan komposisi tiga pemain depan bukan menjadi masalah mengingat Cavani sudah tahu betul cara bermain seperti itu saat masih membela PSG. Di United, formasi tiga penyerang juga menjadi formasi yang lazim dipakai oleh Ole.

Di atas lapangan, Cavani bisa menjadi sosok target man, tapi tidak jarang juga ia bermain di sisi sayap dan menjadi pelayan bagi striker utama. Peran ini pernah ia jalani ketika PSG masih memiliki Ibrahimovic.

Cairnya pergerakan Cavani inilah yang harus dimanfaatkan oleh Ole. Dalam beberapa pertandingan terakhir di era kepelatihannya, para pemain United ini kerap bermasalah dengan pergerakan tanpa bola. Pergerakan dinamis Cavani bisa membuat lini depan United menjadi lebih cair dari sebelumnya.

Sayangnya, pembuktian kualitas Cavani tampaknya belum akan muncul dalam waktu dekat. Cavani harus menjalani karantina dulu selama 14 hari imbas dari pandemi yang membuatnya akan melewatkan laga melawan Newcastle. Padahal, kartu merah yang diterima oleh Martial bisa membuatnya mencicipi debut lebih cepat. Kemungkinan besar, debut Cavani akan dimulai ketika Setan Merah menghadapi mantan timnya di Liga Champions.

Berbicara soal lini depan United, kehadiran Cavani bisa memberikan tantangan tersendiri bagi para pemain yang sudah ada sebelumnya. Sebelum kedatangannya, Rashford, Greenwood, dan Martial kerap berada di atas angin karena Ighalo tidak mungkin mendapat kesempatan kecuali pada ajang piala. Inilah yang membuat posisi mereka aman karena tidak ada persaingan sama sekali sehingga permainan buruk dalam beberapa laga tidak mendapat ganjaran yang setimpal.

Jika Cavani mampu mencetak banyak gol, maka salah satu dari Rashford, Martial, dan Greenwood, harus siap-siap dicadangkan terutama jika penampilan mereka masih tidak konsisten layaknya pada awal musim ini. Terutama untuk Martial yang selalu mengalami penurunan performa ketika ada pemain lain yang memiliki posisi dan peran yang sama dengan dirinya.