Satu gol Marcus Rashford ke gawang Kasper Schmeichel tidak hanya membawa United meraih kemenangan kesembilannya sejak dipegang oleh Ole Gunnar Solskjaer. Gol ini juga menjadikan koleksi golnya di semua kompetisi ke angka 10. Untuk ketiga kalinya secara beruntun, Rashford mencetak dobel digit gol.

Gol yang ia buat di King Power Stadium tersebut sangat berkelas. Mengetahui bola sapuan Ricardo Pereira jatuh di kaki Paul Pogba, Rashford langsung mensejajarkan dirinya dengan Harry Maguire agar tidak terjebak offside. Ketika bola datang ke kakinya, ia langsung menendang bola itu keras-keras sekaligus menunjukkan instingnya sebagai predator jempolan milik United.

Peningkatan tidak hanya terjadi di semua kompetisi. Kini, Rashford sudah mencetak sembilan gol yang menjadi torehan terbaiknya di Premier League sejak menjalani debut pada 2016 melawan Arsenal. Mengingat jumlah pertandingan liga masih tersisa 13 pertandingan lagi, bukan tidak mungkin Rashford bisa mencetak dobel digit gol atau bahkan menyamai catatan Zlatan Ibrahimovic dan Romelu Lukaku yang membuat lebih dari 15 gol untuk Setan Merah di liga.

Satu modal penting yang membuat Rashford menjadi seperti sekarang ini adalah kepercayaan. Tidak bisa dibantah, kalau pemain berusia 21 tahun ini selalu bermain baik jika dipercaya menjadi tumpuan utama. Solskjaer sudah membuktikannya. Enam dari 10 golnya musim ini dibuat saat dirinya bermain di bawah arahan pria Norwegia tersebut.

“Dia bisa menjadi pemain top, salah satu yang terbaik di dunia. Kami bisa mengatakan kalau Harry Kane punya kelas, dan saya merasa Marcus juga punya potensi untuk mengarah ke sana. Penampilannya selalu meningkat seiring waktu,” kata Ole kepada situs resmi klub.

Bersama Mourinho, Rashford bukannya tidak pernah mendapat kepercayaan. Didikan Fletcher Moss Rangers ini adalah satu dari beberapa pemain yang selalu diturunkan Mourinho di setiap pertandingannya. Alasan ini yang kerap dipakai Mou untuk melakukan mekanisme pertahanan diri setiap disindir tentang Rashford yang seperti tidak berdampak apapun ketika dimainkan.

Baca juga: Fletcher Moss Rangers dan Kisah Pilu di Baliknya

Akan tetapi, Rashford tidak ditempatkan di posisi yang menjadi keahliannya yaitu Center Forward oleh Mourinho. Ia lebih banyak mengisi posisi kiri, kanan, hingga di belakang striker utama. Hal ini yang membuat penampilannya terasa tidak memberi dampak apapun bahkan sempat terbersit rumor kalau klub akan meminjamkannya.

Namun dalam dua bulan terakhir, Rashford menjelma sebagai andalan Setan Merah di lini depan. Dalam lima pertandingan terakhirnya, Rashford membuat empat gol. Satu-satunya laga dimana ia tidak membuat gol adalah saat dirinya dipasang sebagai second striker oleh Ole. Merasa kalau keputusan tersebut merugikan timnya, Ole kemudian mengubahnya kembali menjadi ujung tombak yang sesekali diimbangi dengan berubahnya peran Rashford menjadi false nine.

“Dia punya kecepatan dan dia sangat kuat, dia bisa menahan bola dan bergerak naik turun membantu rekan setimnya. Dia adalah pemain yang bisa mengerti rekan-rekan satu timnya,” kata Ole.

Perlahan tapi pasti, Ole sudah membuat catatan statistik Rashford meningkat signifikan. Dua musim bersama Mourinho, Rashford hanya punya rata-rata tembakan sebesar 1,5 tembakan saja. Bersama Ole, kini dalam satu pertandingan Rashford membuat 2,7 tembakan atau nyaris tiga sepakan ke gawang lawan. Banyaknya jumlah tembakan ini menyebabkan jumlah gol dan asisnya yang ikut meningkat.

Sebenarnya Mourinho tidak bisa disalahkan atas buruknya penampilan Rashford sebelum Ole datang. Saat itu, klub masih memiliki Zlatan Ibrahimovic dan Romelu Lukaku sebagai pencetak gol utama tim. Kedua pemain ini, sukses menjalankan tugasnya dengan baik sebagai penggedor jala lawan. Ibra dengan 28 gol sementara Lukaku satu gol lebih sedikit dari Ibra. Toh, torehan gol Rashford tidak terlalu buruk meski tidak memuaskan untuk ukuran striker murni.

“Permainan sekarang sudah banyak berubah. Anda ingin menjadi pemain yang selalu ingin maju dan Anda ingin bisa bermain di semua posisi seperti kiri, kanan, nomor 10, bermain di mana pun saat tim membutuhkan Anda, dan saya pikir apa yang terjadi dalam karier saya sejauh ini membantu saya hingga seperti sekarang ini. Saya sangat bersyukur,” kata Rashford setelah menjalani penampilan ke-100 nya di Premier League.

Mengandalkan kecepatan serta kerasnya kekuatan kaki kanannya, saat ini Rashford sudah memiliki gol yang jauh lebih banyak dari Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney ketika usianya sama-sama menginjak 21 tahun. Catatan apiknya juga membawa namanya masuk dalam jajaran peraih trofi pemain terbaik bulan Januari yang beberapa hari lagi diumumkan pemenangnya.

Yang diharapkan saat ini adalah Rashford bisa mempertahankan performa terbaiknya hingga akhir musim nanti. Karena konsistensi adalah kunci jika si pemain ingin disebut sebgai pemain hebat. Terutama dalam laga-laga krusial seperti menghadapi PSG atau Liverpool layaknya musim lalu. Namun sejauh ia terus diberikan kepercayaan, maka Rashford akan terus menunjukkan penampilan terbaiknya di atas lapangan.