Foto: Eurosport

Paul Pogba menjadi salah satu pemain penting dalam skuat Manchester United dalam tiga musim terakhir, sejak dia dipulangkan dari jawara Serie A Italia, Juventus, pada musim panas 2016 silam. Pogba memang selalu menjadi andalan di lini tengah untuk membangun permainan tim dalam setiap laga. Meski beberapa penampilannya angin-anginan, terutama pada musim perdana kepulangannya ke Old Trafford, namun tak bisa dipungkiri bahwa The Red Devils saat ini sangat bergantung pada sosok gelandang internasional Prancis itu; mulai dari era Jose Mourinho hingga kini Ole Gunnar Solksjaer.

Maka tak salah jika menyebut United adalah Pogba. Catatan analisis dari Squawka dan Opta musim lalu menjadi bukti bahwa tim Setan Merah merupakan tim one-man show terbesar di antara tim-tim penghuni enam besar klasemen Premier League Inggris musim lalu, karena hanya punya satu nama saja dalam daftar statistik tersebut. Sementara tim-tim lainnya; Manchester City, Liverpool, Chelsea, Tottenham Hotspur, dan Arsenal malah muncul dengan daftar pemain yang beragam. Di antara lima tim itu, mungkin Chelsea yang sedikit mendekati statistik United, karena hanya diwakili dua pemain.

Dalam statistik yang dirilis oleh dua situs penyedia data itu, memang hanya ada satu nama saja yang mewakili United untuk sembilan kategori yang diriset; dia adalah Pogba Pogba. Gelandang berusia 26 tahun tersebut menjadi satu-satunya pemain The Red Devils dengan jumlah gol terbanyak, assist terbanyak, tembakan tepat sasaran terbanyak, yang paling sering melewati lawannya, yang paling banyak dilanggar, yang menciptakan peluang terbanyak, memenangkan penguasaan bola terbanyak, pengirim umpan terbanyak ke sepertiga akhir lapangan, dan yang paling banyak memenangkan duel.

Catatan statistik ini menunjukkan bahwa permainan United di Premier League musim lalu memang hampir didominasi oleh Pogba; jika tak ingin menyebut bahwa kekuatan pemain yang tidak merata. Sepanjang musim lalu, pemain bernomor punggung ‘6’ itu hanya melewatkan tiga pertandingan di liga domestik; hanya kalah dari kiper David De Gea.

Dua di antaranya saat dia dipinggirkan Mourinho sebelum Solksjaer menggantikannya, Desember 2018. Sedangkan satu pertandingan lagi dilewatinya karena cedera, ketika United takluk di markas City pada paruh pertama musim, November 2018.

Selebihnya, Pogba selalu bermain sebagai starter sejak awal musim, termasuk sempat dipercaya jadi kapten tim dalam dua laga perdana musim lalu. Hanya sekali dia masuk ke lapangan sebagai pemain pengganti dalam laga menjamu Arsenal awal Desember 2018.

Setelah laga itu pula dia hanya duduk di bench pada dua pertandingan berikutnya. Sementara selama kepemimpinan Solksjaer, Pogba jadi satu-satunya pemain yang tak tergantikan dalam skuat tim Setan Merah. Hanya pada laga pekan ke-26 saat melawat ke markas Fulham, Februari 2019, dia ditarik keluar di pertengahan babak kedua.

Sementara melihat statistik lima klub lainnya, seperti disebut sebelumnya, hanya Chelsea-lah yang mendekati catatan United dengan dua pemain saja dalam sembilan kategori tersebut; yakni Eden Hazard dan Jorginho. Sedang Tottenham dan Liverpool diwakilik oleh masing-masing lima pemain. Mereka adalah Harry Kane, Heung-Min Son, Christian Eriksen, Lucas Moura dan Moussa Sissoko dari The Lily Whites, serta Mohamed Salah, Sadio Mane, Trent Alexander-Arnold, Andy Robertson dan Virgil Van Dijk dari Liverpool. Daftar itu pun lebih beragam dari semua lini permainan, kecuali kiper.

Hal yang sama juga terlihat pada statistik milik Arsenal dan City, dengan jumlah pemain yang lebih banyak; yakni masing-masing tujuh pemain. Mereka adalah Pierre-Emerick Aubameyang, Alexandre Lacazette, Mesut Ozil, Alex Iwobi, Granit Xhaka, Lucas Torreira dan Skhodran Mustafi dari Arsenal.

Sementara City mengirim nama Sergio Aguero, Raheem Sterling, Leroy Sane, David Silva, Aymeric Laporte dan Fernandinho. Secara tak langsung ini menggambarkan kekuatan yang beragam di semua lini dalam kelima tim. Mungkin itu pula yang membuat mereka mampu unggul di atas posisi United.

Maka tidak salah pula jika menyebut Pogba ibarat satu komponen terbaik dalam mesin yang sudah berkarat, seperti diungkapkan oleh analis Premier League, Stan Collymore.

“Dia harus melihat; saya berharap dia melihatnya saat ini, apakah dia mampu mencari jalan keluar dari United, apakah dia mampu menjadi roda penggerak yang berfungsi pada mesin yang diminyaki dengan baik, dan tidak menjadi bagian menonjol pada mesin yang sudah sedikit berkarat,” kata Collymore kepada Express.

Pernyataan ini disampaikannya seiring dengan semakin menguatnya rumor keepergian Pogba dari Old Trafford pada musim panas ini. Pertanyaannya, apakah United sudah siap kehilangan Pogba?