Foto: The Hard Tackle

Teka-teki soal nasib Juan Mata di Manchester United akhirnya terjawab. Pemain berkebangsaan Spanyol ini resmi dipertahankan oleh Setan Merah setelah diikat kontrak selama tiga tahun dengan rincian dua tahun kontrak tetap plus satu tahun perpanjangan dalam bentuk opsi. Hal ini berarti, Mata akan tetap di Manchester hingga 2021 mendatang.

Sebelumnya, nasib Mata berada di persimpangan. Kontraknya dibiarkan terbengkalai oleh manajemen United hingga membuka peluang si pemain untuk pindah secara gratis. Valencia, Juventus, dan Barcelona, disebut-sebut sudah memantau jebolan akademi Real Madrid tersebut. Negosiasi berjalan alot antara MU dan Mata sebelum pada 19 Juni kemarin, Mata resmi bertahan.

“Sebuah kehormatan untuk dapat melanjutkan kiprah saya mewakilli klub ini dan para pendukungnya yang luar biasa. Saya telah berada di Manchester United selama lima musim dan saya bangga dapat menyebut Old Trafford sebagai rumah saya,” kata Mata, seperti dilansir situs resmi klub.

“Saya ingin meneruskan pekerjaan saya di bawah arahan Ole Gunnar Solskjaer dan staf kepelatihan fantastis yang ia miliki. Visi yang mereka miliki untuk klub ini sangat menarik dan saya senang bisa menjadi bagian dari mereka.”

Ole Gunnar Solskjaer juga menyambut positif bertahannya Mata. Di tengah situasi trio Spanyol yang mulai tercerai berai, Mata tetap memutuskan untuk bertahan beberapa tahun lagi. Solskjaer berharap kecerdasan Mata dan pengalamannya di Premier League bisa membawa klub ini meraih kesuksesan pada musim depan.

“Juan adalah profesional sejati dan ia adalah salah satu pemain paling cerdas yang pernah saya latih. Ia adalah panutan untuk banyak pemain muda kami. Ia paham arti menjadi pemain Manchester United, ia selalu terbuka untuk memahami apa pun soal klub ini,” ujar Solskjaer.

“Terlepas dari apa yang ia tawarkan di lapangan, saya percaya pengalaman yang ia miliki dapat ia bagikan kepada pemain muda kami agar mereka dapat mencapai potensi terbaik mereka dalam beberapa musim ke depan. Saya senang ia menandatangani kontrak baru. Talenta dan mentalitasnya tidak ternilai buat kami.”

Kontrak Tiga Tahun yang Dipertanyakan

Usia Juan Mata sudah menginjak 31 tahun. Jika merunut pada kebijakan klub, ia seharusnya hanya diberi kontrak baru selama semusim saja. United sendiri dikenal sebagai kesebelasan yang hanya memberi tambahan kontrak baru satu musim kepada pemain-pemain yang telah berusia 30 tahun. Kebijakan ini dirasakan oleh para legenda macam Paul Scholes, Ryan Giggs, hingga Michael Carrick.

Ini adalah yang kedua kalinya United melanggar kebijakan tersebut. Sebelumnya, hal serupa juga terjadi kepada Marouane Fellaini. Pemain asal Belgia ini diberi kontrak baru selama dua musim sebelum akhirnya ia pindah ke Cina, enam bulan setelah kontrak baru tersebut.

Tidak sedikit yang menyebut kalau alasan Mata diberi kontrak panjang adalah karena si pemain akan diangkat menjadi duta klub setelah pensiun nanti. Alasan ini cenderung tidak masuk akal mengingat Park Ji Sung, Andy Cole, dan Dwight Yorke saja masih bisa menjadi duta klub meski tidak pensiun bersama United.

Selain itu, penampilan Mata sendiri sudah dianggap menurun. Usianya yang sudah lebih dari 30-an membuatnya kesulitan untuk mengimbangi cepatnya ritme Premier League. Singkatnya, Mata yang sekarang sudah tidak sebagus ketika ia dua kali menjadi pemain terbaik Chelsea atau ketika United masih dipegang Louis van Gaal.

Sebagai pemain nomor 10 atau seorang gelandang serang dengan peran sebagai playmaker, Mata dituntut untuk bekerja secara kreatif dan dituntut membuat beberapa kesempatan yang akhirnya bisa dikonversi menjadi gol. Hal ini yang ia tampilkan ketika membawa Chelsea menjuarai Liga Champions dan Liga Europa dua musim beruntun.

Namun sejak membela Manchester United, Mata perlahan mulai kehilangan sentuhannya sebagai gelandang kreatif. Rataan umpan kuncinya di Premier League terus mengalami penurunan. Sempat meningkat pada musim 2016/2017 dan 2017/2018, namun key pass Mata kembali turun pada musim lalu. Bahkan tidak jarang Mata bisa menghilang selama 90 menit seperti ketika MU dikalahkan Brighton Agustus lalu saat ia tidak membuat satu pun umpan kunci dan dribel sukses.

Rataan Umpan Kunci Juan Mata Bersama Man United di Premier League

2013/14 2,3
2014/15 1,5
2015/16 1,4
2016/17 1,8
2017/18 1,8
2018/19 1,4

 

Bukan Lagi Pilihan Utama

Ole Gunnar Solskjaer boleh saja berkata kalau Juan Mata adalah pemain yang kreatif. Namun kenyataannya, kreativitas seorang Mata sudah tidak lagi digunakan secara rutin oleh United. Ya, dia tidak lagi menjadi pilihan utama dalam starting eleven mereka di setiap pertandingan.

Musim lalu, Mata hanya empat kali merasakan nikmatnya bermain 90 menit penuh. Sisanya, ia kadang diganti pada pertengahan laga, bermain beberapa menit saja, atau bahkan tidak bermain sama sekali. Satu hal yang membuat Mata mulai terpinggirkan adalah karena gaya bermainnya yang tidak cocok dengan skema yang dipakai United di era Mourinho dan Solskjaer.

Kedua manajer ini menekankan para pemainnya untuk memiliki tanggung jawab ganda yaitu menyerang dan bertahan. Di sinilah kelemahan seorang Mata yang tidak mempunyai aspek yang bagus dari sisi defensif. Alasan ini juga yang membuat Mourinho melepasnya ke United saat keduanya masih bekerja sama di Chelsea.

Mourinho kerap meminta pemain-pemain kreatifnya, terutama yang berposisi sebagai gelandang serang untuk turun ke belakang dan membantu pertahanan. Ia mewajibkan para pemainnya untuk tidak hanya bagus ketika menguasai bola, namun juga tanpa bola. Untuk itulah ia (dan juga Solskjaer) lebih senang memainkan trio Matic-Herrera-Pogba dalam formasi 4-3-3 yang ia gunakan.  Di sinilah alasan mengapa Mata tidak cocok ketika bersama Mourinho atau Solskjaer.

Ketika Mata hanya difokuskan untuk menyerang dan menjalani perannya sebagai gelandang serang, maka dia bisa menjadi pemain penting bagi United. Hal ini yang terlihat ketika United masih dilatih Van Gaal. Tidak punya kewajiban membantu pertahanan, Mata bisa berkontribusi minimal dalam 15 gol United setiap musimnya.

Inverted Winger, Jalan Keluar Untuk Mata

Baik Mourinho dan Solskjaer sebenarnya tidak abai kepada Juan Mata. Buktinya, ia masih diberi kesempatan bermain yang cukup sering meski tidak selamanya menjadi starter. Enam musim membela Setan Merah, total Mata membuat 45 gol dan 37 asis. Dalam satu musim, ia rata-rata bisa membuat 7 gol dan enam asis. Catatan ini masih cukup bagus untuk pemain yang jarang sekali mendapat tempat di tim utama.

Terkadang, Mourinho dan Solskjaer memainkan Mata sebagai penyerang sayap di sisi kanan atau sebagai inverted winger. Peran ini terbilang masuk akal mengingat Mata bisa mengisi posisi yang ditinggalkan Pogba ketika gelandang asal Prancis tersebut bergeser ke sebelah kiri. Kebetulan posisi di kanan sedang lowong dan Mata sejauh ini masih menjadi pemain yang tepat mengisi posisi tersebut.

“Saya suka dengan pemain yang datang dari sisi sayap untuk melakukan penetrasi, mengumpan, dan melakukan tembakan. Dan Juan adalah satu-satunya pemain kami yang bisa melakukan itu di sisi kanan,” kata Mourinho saat masih menjadi manajer Chelsea.

***

Keberadaan Juan Mata di United memang bak dua sisi mata uang. Di satu sisi, ia adalah pemain kreatif yang bisa menyumbang gol dan asis bagi timnya. Namun di sisi lain, keberadaan Paul Pogba, yang juga bisa berperan sebagai gelandang serang dan playmaker kerap memaksa para manajer United memainkannya di luar posisi terbaiknya.

Namun Juan Mata bisa saja kembali ke posisi aslinya sebagai pemain nomor 10 apabila Paul Pogba hengkang pada musim panas ini. Dengan catatan, ia difokuskan hanya untuk menjadi pelayan bagi para pemain depan United.