Foto: Eurosport

Musim 2013/2014 merupakan musim yang cukup besar bagi Manchester United. Pada saat itu, mereka menjalani peralihan rezim dari era kejayaan Sir Alex Ferguson menuju era David Moyes yang dalam perjalanannya penuh dengan prahara. Pada akhirnya, sang suksesor sendiri hanya bertahan 10 bulan dari enam tahun kontrak yang diberikan manajemen.

Kesan kalau United akan berantakan pada musim tersebut memang sudah terlihat bahkan sebelum musim kompetisi berjalan. Pensiunnya si ahli taktik, menurunnya beberapa penampilan para pemain senior, pra-musim yang buruk, hingga lesunya aktivitas tim pada bursa transfer menjadi bukti otentik kalau perjalanan mereka saat itu tidak semulus biasanya.

Tidak hanya itu, David Moyes juga dihadapkan dengan situasi pelik yaitu hasrat ingin hengkangnya Wayne Rooney, salah satu pemain penting Setan Merah pada saat itu. Beberapa waktu lalu, mantan manajer Everton ini menceritakan upayanya untuk mempertahankan Rooney yang untuk kedua kalinya meminta pindah.

***

“Saya tidak berpikir Wayne ingin bermain lagi, hanya karena dia meminta untuk hengkang. Saya pikir dia ingin memikirkan sesuatu dengan pikirannya sendiri. Namun kami tidak akan membiarkan dia pergi. Dia mungkin agak frustrasi karena tidak bermain dalam beberapa minggu terakhir,” tutur Sir Alex Ferguson setelah laga melawan Swansea jelang akhir musim 2012/2013.

Saat itu, Rooney tidak dimainkan oleh Sir Alex Ferguson. Sesuatu yang disebut-sebut membuatnya frustrasi. Sebelumnya, Wazza juga mengaku kecewa dengan perannya yang mulai digeser sedikit ke tengah oleh Fergie yang membuat posisinya mulai menjauh dari kotak penalti.

“Wayne selalu bermain dengan hati di lapangan. Tapi dia agak bingung di beberapa laga terakhir. Ada yang salah dari dirinya. Jika Anda bermain untuk klub ini selama 20 tahun, maka United bukan tempat yang tepat untuk bersantai. Anda akan mengalami saat yang sulit. Dia perlu beberapa hari untuk liburan dan mudah-mudahan dia bisa kembali jadi pemain United,” tutur Gary Neville saat itu.

Bau-bau kepindahan Rooney dari United sebenarnya sudah tercium sejak 2010 lalu. Ketika itu, Rooney mempertanyakan ambisi Ferguson yang ia rasa sudah tidak lagi lapar untuk mendapat gelar. Ferguson pun marah karena baru kali ini ada pemain yang mempertanyakan ambisinya dalam melatih. Inilah yang membuat hubungan mereka sempat renggang sebelum kembali berdamai dengan kesepakatan kontrak baru.

Pada musim terakhir Fergie, Rooney juga mau tidak mau harus bermain bergantian dengan Shinji Kagawa. The Times saat itu menceritakan kalau pembelian Kagawa pada 2012 adalah persiapan kalau Rooney benar-benar akan hengkang.

Keadaan semakin sulit bagi Rooney ketika tahu yang akan menggantikan Ferguson adalah David Moyes. Hubungan Rooney dengan The Choosen One sempat merenggang ketika dalam otobiografinya, ia menuduh Moyes membocorkan percakapan mereka saat ia ingin hengkang menuju United. Saat itu, Rooney ingin pergi karena media menangkap basah dirinya sedang menyewa PSK.

Beberapa kesebelasan dikabarkan tertarik dengan Rooney. Sebut saja PSG, Bayern Munich, dan Chelsea. Namun klub terakhir menjadi yang paling getol untuk mendapatkan tanda tangannya. Beberapa kali mereka melepaskan tawaran namun ditolak pihak United termasuk uang 25 juta paun plus dua pemain (Juan Mata dan David Luiz) yang kemudian dibantah Mourinho dengan berkata kalau tidak ada pemain Chelsea yang dikorbankan.

“Saya rasa situasi sekarang sudah jelas. Namun tawaran resmi tidak melibatkan pemain lain. Kami hanya ingin Rooney dan sekarang terserah Manchester United. Dia adalah pemain yang saya sukai,” tutur Mourinho saat itu.

Keluarga Glazer Gagalkan Kepindahan Rooney

Namun hingga bursa transfer musim panas berakhir, tidak ada tanda-tanda kalau Rooney akan pindah. Pihak United sendiri saat itu dikabarkan baru akan melepas Rooney jika sudah mendapatkan striker pengganti. Hingga pada akhirnya Rooney justru mendapat kontrak baru di bulan Februari 2014 meski Moyes saat itu sudah pesimis bisa mempertahankannya.

“Saya harus mengatakan kalau saya belajar dari pemilik United saat itu. Saya pikir Rooney akan ditransfer namun pemilik United berkata kepada saya, ‘Jangan pikir kalau kami akan mendengarkan permintaan transfer! Masih banyak pemain yang jauh lebih baik untuk dijual. Kami akan memberi tahu kapan klub ingin mereka meninggalkan Manchester United.’

“Wayne sama sekali tidak menentang saya. Saya merasa kalau dia hanya mengeluhkan rezim sebelumnya (Ferguson) dan apa yang terjadi pada saat itu meyakinkan saya kalau dia harus pindah,” tutur Moyes seperti dikutip dari Manchester Evening News.

Moyes sendiri saat itu bingung bagaimana menyikapi bertahannya Rooney di dalam skuad. Ia takut kalau si pemain tidak lagi memberikan 100 persen kemampuannya di atas lapangan atau para penggemar akan membencinya seperti yang terjadi pada 2010 lalu. Beruntung, Rooney akhirnya tetap menunjukkan profesionalismenya di atas lapangan.

“Setiap menit yang ia mainkan berjalan sangat baik. Dia akhirnya membantu saya. Pada laga melawan Swansea, saya khawatir akan reaksi pendukung ketika Wayne akan melakukan pemanasan. Namun dukungan mereka saat itu luar biasa. Mereka tetap berada di belakang Rooney dan itu memudahkan saya sebagai seorang manajer,” tuturnya.

Usut punya usut ada peran keluarga Glazer dan Ed Woodward juga pada saat saga transfer Rooney muncul. Ketika itu, baik keluarga Glazer dan Woodward merasa United akan berada dalam kondisi yang jauh lebih buruk jika langsung ditinggal dua ikonnya dalam waktu yang berdekatan. Itulah alasan kenapa mereka mempertahankan Rooney meski suporter pun sudah beberapa kali tidak menyukainya akibat saga 2010 melawan Ferguson.

Berkaca dari situasi sebelumnya, legenda United yaitu Lou Macari sampai memberi wejangan kepada Wazza kalau dia bisa menjadi musuh suporter United sendiri dengan gajinya yang membengkak tersebut. Sebelumnya, Rooney juga beberapa kali disoraki pendukungnya sendiri setelah ia mendapat perpanjangan kontrak pada 2010 lalu.

Beruntung, Rooney menjadi top skor United dengan torehan 19 gol di semua kompetisi 2013/14 meski setelahnya penampilan Rooney mulai tidak sepadan dengan gaji yang ia terima.

Jose Mourinho sendiri baru berkesempatan menangani Rooney ketika ia diangkat menjadi manajer Manchester United pada 2016. Sayangnya, Rooney saat itu sudah berada dalam fase penurunan karier yang berimbas kepada penampilannya yang mulai tidak konsisten.