Akhir minggu ini akan tercatat laga dari salah satu rivalitas tersengit antar klub sepanjang sejarah Premier League di mana Manchester United dan Liverpool beradu tangkas di Anfield. Namun penggawa Setan Merah harus menjalani laga tanpa kehadiran Marouane Fellaini.

Umumnya absennya Fellaini pada pertandingan-pertandingan United bukan merupakan sebuah masalah besar bagi Jose Mourinho. Sejumlah haters melalui berbagai sosial media mengungkapkan bahwa pemain jangkung ini memiliki kekurangan dalam umpan, sentuhan pertama, dan konsentrasi. Kelemahan ini mungkin jadi alasan mengapa Mou enggan memasangnya sejak menit pertama.

Jadi, cedera yang didapat Fella saat berdinas untuk negaranya bukan merupakan suatu masalah, bagi United saat menghadapi Liverpool, Spurs atau Chelsea bulan ini, bukan?

SALAH!

Marouane Fellaini telah berkembang di bawah tuntunan Jose Mourinho. Meskipun catatan statistiknya menunjukkan kekurangan dalam umpan dan kontrol bola, namun perlahan dia mulai mengembangkan diri. Tujuannya adalah untuk mampu memenuhi tuntutan kubu Old Trafford dan mengasah keterampilannya dalam mengancam lawan dan memberi manfaat bagi rekan-rekannya di lapangan.

Jika di musim ini Fellaini tak begitu penting bagi United dan hanya menjadi pelapis untuk Paul Pogba, lantas mengapa saat Pogba cidera dan Fellaini menggantikannya, United memiliki kemenangan-kemenangan hebat sampai saat ini?

Imbas besar absennya Fellaini

Seperti Anda ketahui, saat ini United berada di posisi kedua klasemen sementara Premier League. Namun, peringkat ini hanya terpaut perbedaan satu gol saja dengan jumlah poin yang sama. Fellaini berkontribusi untuk timnya dalam meraih 19 poin dengan enam kemenangan, satu imbang, dan selalu menghindar dari kekalahan. Ya, itu memang hasil dari kerja sama tim. Namun mari kita intip statistik individual Fellaini di musim ini.

Tiga gol. Marouane Fellaini telah menorehkan tiga gol di Premier League sampai saat ini dan angka ini menjadikan dirinya sebagai pencetak gol terbanya kedua setelah sang mesin gol yang juga rekan senegaranya, Romelu Lukaku.

Catatan ini cukup penting mengingat Setan Merah kadang kesulitan untuk memecah konsentrasi lawan dan membuka kran gol. Nama-nama muda bisa saja mengganti Fella di tengah lapangan, namun hal ini tidak mudah dalam waktu dekat ini mengingat United harus menghadapi Liverpool, Tottenham Hotspur dan Chelsea dalam tiga minggu ini. Gol-gol dari Fella mungkin sangat dibutuhkan saat menghadapi lawan-lawan kuat itu.

75% konversi tembakan. Jika tiga gol yang dicatatkan Fella sejauh ini kurang bisa memuaskan, namun kenyataan bahwa dia mencetak semua gol tersebut dari empat tembakan saja secara keseluruhan mungkin mampu membua mata terbelalak. Hal ini menandakan bahwa kemampuan membaca situasi Fella sudah cukup mengesankan, dia tidak akan melakukan tembakan jika situasi tidak memungkinkan.

Dalam menghadapi klub besar, Liverpool contohnya, kesempatan yang didapat mungkin akan sangat sedikit, namun jika Fella berada dilapangan untuk United saat itu, dia mungkin bisa memanfaatkan kesempatan yang sedikit itu secara maksimal.

67% unggul duel udara. Postur tinggi nan ideal membuat Fellaini cukup mumpuni perihal duel udara. Pemain bernomor punggung 27 ini sukses memenangkan 16 dari 24 duel udaranya dan persentase keberhasilannya mencapai 67 %.

Angka ini cukup signifikan, bahkan jika dibandingkan dengan rekan-rekannya di dalam tim seperti Chris Smalling dan Phil Jones atau siapapun yang namanya ada dalam tim. Tanpa Fellaini di lapangan, United mungkin kesulitan jika lawan banyak mengirim umpan lambung.

Sembilan intersep. Kemampuan untuk memotong umpan lawan merupakan kemapuan yang sangat berguna untuk mematahkan serangan lawan dan membalikkan keadaan. Sembila intersep sudah dicatatkan eks pemain Everton ini dalam sedikit menit bermainnya. Angka ini hanya bisa disaingi oleh Nemanja Matic dan Phil Jones yang memang lebih sering tampil. Dengan begini, jelas kehilangan Fellaini merupakan sebuah malapetaka.

Tujuh sapuan. Salah satu teknis penting dalam pertahanan ialah sapuan. Teknik bisa mengamankan daerah pertahanan dan melonggarkan tekanan di pundak para pemain. Diantara semua gelandang yang dimiliki United, Fellaini-lah yang paling sering menetralkan situasi melalui sapuannya saat bahaya mengancam.

Tanpa kartu. Pelanggaran terkadang memang diperlukan sebagai cara terakhir untuk menghentikan lawan. Namun, jika ada kartu yang keluar dari saku wasit, pelanggaran tersebut membuat pertandingan kurang adil dan lebih bersifat personal. Fellaini melakukan tujuh pelanggaran namun tak satupun kartu yang didapatnya. Dengan tim besar sebagai lawan, pelanggaran mungkin banyak terjadi, Fellaini yang bermain sportif mungkin cukup dibutuhkan.

Pertanyaan: Apa langkah Mourinho selanjutnya?

Wawancara pasca mengalahkan Crystal Palace 4-0, Jose Mourinho berkata seperti yang dikutip oleh ESPN bahwa dirinya tidak semenitpun memikirkan pertandingan melawan Liverpool.

Setelah Fellaini cidera pasca kualifikasi Piala Dunia, mungkin pernyataan tersebut tak lagi relevan. Pertandingan melawan Liverpool di Anfield merupakan pertandingan terberat United sejauh musim ini bergulir dan untuk bisa mengungguli rival sekotanya di papan klasemen, United harus pulang dengan tiga poin. Sepanjang sejarah kepelatihan manajer berkebangsaan Portugal ini berada di Old Trafford, skuat Setan Merah selalu memiliki tiga gelandang tengah saat berhadapan dengan Liverpool; musim lalu contohnya, Pogba, Fellaini dan Ander Herrera berdiri di tengah lapangan untuk membantu pertahanan dan menyusun serangan. Saat itu, pertandingan berakhir dengan skor kaca mata.

Dengan ketidakhadiran Pogba dan Fellaini, Mourinho memiliki tiga opsi yang bisa diimplementasikan saat mereka berhadapan dengan Liverpool, maupun Spurs dan Chelsea bulan ini.

Opsi pertama. Eks pelatih Real Madrid ini bisa saja memasang Daley Blind, Victor Lindelof, Scott McTominay, atau Axel Tuanzebe, di tengah lapangan. Namun, dari keempat nama itu, hanya McTominay yang tumbuh sebagai gelandang murni dan dia baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 20, dengan tiga penampilan di tim senior.

Opsi kedua. Mourinho bisa juga hanya memasang Matic dan Herrera. Hal ini bisa justru bisa menyediakan ruang bagi keempat penyerang seperti Henrikh Mkhitaryan, Juan Mata, Marcus Rashford dan Lukaku untuk bisa mengeksplorasi daerahnya masing-masing jika gelandang-gelandang tersebut bisa menampilkan performa terbaiknya.

Martial? Dia mungkin akan turun menggantikan salah satu dari nama-nama tersebut mengingat The Special One cenderung tak pernah memainkan Rashford dan Martial secara bersamaan.

Opsi ketiga. Paling memungkinkan, Mourinho bisa menggunakan tiga bek murni saja. Tiga pemain bertahan dengan dua bek sayap mampu mengeliminasi kebutuhan akan gelandang ketiga dimana Mou sendiri pernah mengatakan bahwa strategi ini merupakan salah satu “taktik bertahan.”

Mengapa strategi ini paling memungkinkan? Formasi 3-4-3 merupakan formasi yang membawa Chelsea ke panggung jawara musim lalu dan dengan ini juga, serangan balik akan lebih efektif dalam menambah angka. Selain itu, Mou juga pernah menggunakan teknik ini saat melakoni laga pra-musim melawan LA Galaxy dan pasca pertandingan dirinya mengungkapkan bahwa anak-anak didiknya akan tetap mencoba sistem ini.

Strategi yang sama juga pernah diaplikasikan United saat berlaga dengan CSKA Moskow; Mou memasang Matic dan Herrera di tengah dengan tiga bek di belakang. Hasilnya cukup memuaskan, formasi tersebut membawa kemenangan 4-1 di akhir laga.

Menurut Anda, sebesar apa peran Fellaini di United dan apa yang terjadi jika Pogba dan Fella tidak ada?