Masih ingatkah suporter Manchester United terhadap sosok Callum Gribbin? Saya masih ingat sekitar tahun 2017 atau 2018, ketika Jose Mourinho masih melatih tim ini, banyak penggemar United yang berharap Gribbin bisa dipromosikan ke tim utama. Semua karena kualitas penggawa kelahiran Salford ini yang memang di atas rata-rata.

Ia dianggap sebagai bintang muda paling mentereng di akademi setelah Ryan Giggs. Hal ini dikarenakan aksinya yang mencetak gol indah melalui solo run saat masih membela United U-13 dalam laga testimoni Van der Sar melawan Ajax Amsterdam.

Selain itu, ia juga kerap disebut sebagai “Messi dari Inggris” karena kemampuannya dalam hal menggocek bola, akurasi umpan yang bagus, serta pandai dalam urusan mencetak gol. Kemampuan taktikalnya juga mumpuni karena dia bisa bermain di dua sayap serta cakap sebagai pemain nomor 10.

“Anda bisa melihat Callum Gribbin adalah pemain yang bisa membuat segalanya bisa terjadi. Dia bisa memotong pertahanan lawan dan mencetak gol. Ia juga pandai mengatur pertandingan. Salah satu laga Uefa Youth League melawan Wolfsburg adalah bukti kalau dia bisa masuk tim utama,” kata Nicky Butt, kepala akademi United saat itu.

Tapi, kita semua tahu bagaimana ending dari perjalanan karier Gribbin di United. Ia tidak pernah mencapai potensinya tersebut. Kariernya macet. Cedera menjadi salah satu alasan yang menghambat perkembangannya. Pada pra-musim 2017, Gribbin menderita patah tulang fibula yang membuatnya absen panjang. Permainannya menurun secara perlahan yang membuat namanya justru dilepas oleh United pada 2019.

Penggalangan Dana Demi Menyelematkan Karier

Selain cedera, kedisiplinan nyatanya menjadi alasan lain kenapa Gribbin tidak pernah mencapai potensinya tersebut. Pada 2018, Butt pernah mengungkapkan kekecewaannya kepada Gribbin yang tampak tidak serius dalam sesi latihan. Mantan legenda klub itu juga menyebut kalau Gribbin bisa saja bekerja di McDonald atau kembali ke United sebagai pemain bagus dan direkrut 100 juta pounds.

Pada akhirnya Gribbin tetap bermain sepakbola hingga sekarang. Namun, kariernya mentok di level klub-klub kecil. Sempat terbuang ke Barrow yang bermain di League Two, Gribbin kemudian hengkang ke Radcliffe, yang bermain di Divisi enam pada musim lalu. Sekarang, Gribbin bermain di klub tandingan United yaitu FC United of Manchester.

Sayangnya, hal itu tidak membuat karier Gribbin menjadi lebih baik. Ia menderita cedera robek ligamen anterior, ligamen medial, dan ligamen posterior akibat tekel yang buruk dan memaksanya beristirahat sekitar sembilan hingga 12 bulan.

Untuk membuatnya sembuh, dibutuhkan operasi. PFA (Asosiasi pesepakbola profesional Inggris) bersedia membayar 50 persen dari biaya operasi Gribbin. Malang, karena Gribbin dan klubnya tidak punya uang untuk membayar setengah dari sisanya. Hal ini memaksa sang pemain mau tidak mau harus membuka penggalangan dana demi bisa menyelamatkan kariernya. Batas waktu dari penggalangan dana ini adalah 17 Maret dengan target mendapat 8.000 pounds atau sekitar 150 juta rupiah.

“Kami menghargai saat-saat sulit yang dialami semua orang. Namun jika Anda bisa membantu semampunya, sekecil apa pun itu, maka itu akan membantu Callum Gribbin untuk melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Dia sendiri tidak akan meminta dukungan ini, tapi dia butuh dukungan ini lebih dari sebelumnya,” begitu pernyataan FC United of Manchester.