Foto: My Sport Dab

“Bocah yang main di posisi bek kiri itu luar biasa. Catat namanya,” begitu kata Erik ten Hag meminta tolong kepada asistennya, Michael Reiziger. Saat itu, ia terkagum-kagum melihat aksi anak muda bernama Tyrell Malacia ketika Ajax bermain melawan Feyenoord.

Sebenarnya, Ten Hag sudah ingin merekrut Malacia beberapa tahun yang lalu. Lebih tepatnya ketika Nicolas Tagliafico, bek kiri andalannya, dikabarkan untuk hengkang. Namun hal itu tidak terealisasi karena pemain Argentina tersebut bertahan hingga sekarang dan tetap menjadi andalan juara Liga Champions 1995 tersebut.

“Kami bisa saja mengakomodasi kepergian Tagliafico dan jika benar-benar diperlukan, kami memiliki daftar pemain yang ada dalam incaran kami. Apakah ada Malacia dalam daftar itu? Saya tidak akan memberi tahu Anda,” kata Ten Hag.

Selain itu, rivalitas antara kedua tim juga menjadi ganjalan. Inilah kenapa Ten Hag hanya bisa sebatas mengagumi Malacia ketika masih bersama Ajax.

Harapan Ten Hag bisa mengasuh Malacia tampaknya akan terealisasi justru bersama United. Setelah Frenkie de Jong, nama Malacia tiba-tiba naik ke permukaan. Pemberitaannya begitu cepat mengingat Malacia sebelumnya sudah dikabarkan mendekat ke Lyon. Namun, United mencoba untuk menikungnya dan tampaknya usaha mereka membuahkan hasil.

Tawaran 15 juta Euro ditawarkan dan menurut kabar terakhir si pemain sudah menerima tawaran tersebut. Fabrizio Romano sudah bersabda “Here we Go” yang menandakan kalau Malacia sudah sah menjadi pemain Setan Merah.

Lantas, siapa sebenarnya Tyrell Malacia?

Dilansir dari Mirror, Malacia lahir dan besar di Rotterdam dari ayah yang berasal dari Curacao dan ibu Suriname. Mengingat ia lahir di Rotterdam, maka Feyenoord menjadi klub lokal pertamanya. Ia sudah bergabung dengan juara Piala Champions itu sejak usia sembilan tahun dan bakatnya terus terasah.

Sampai akhirnya ia naik dan mendapat kesempatan main ke tim utama pada 2017 dalam laga melawan Napoli pada penyisihan grup Liga Champions. Sejak saat itu, Malacia tidak pernah tergantikan sebagai bek kiri utama Feyenoord.

Musim lalu menjadi musim terbaiknya. Inilah yang membuat namanya mulai dicari klub-klub besar. Ia bermain 50 kali di semua kompetisi dan membawa Feyenoord ke final Conference League pada akhir musim. Meski kalah dari AS Roma 1-0, Malacia masuk dalam Team of the Tournament bersama empat rekan setimnya.

Ia juga mendapat panggilan tim nasional dari Louis van Gaal pada kualifikasi Piala Dunia. Ia sebenarnya masuk dalam skuad sementara Curacao pada Piala Emas Concacaf 2021 namun ia berkata kalau impiannya adalah membela timnas Belanda.

Malacia mendapat julukan Pitbull karena kecepatannya yang sulit dikalahkan. Ia juga sangat ulet dan memiliki kelincahan yang cukup mumpuni. Giovanni van Bronckhorst pernah berkata kalau pemain sayapnya akan pusing ketika bermain melawan Malacia.

Meski dikenal sangat gesit dan penuh determinasi di atas rumput hijau, Malacia adalah sosok yang pendiam di luar lapangan. Ia juga sangat ramah. Ia tetap bermain bersama teman masa kecilnya dan rajin mengunjungi neneknya.

“Orang-orang berkata kalau saya lupa saya adalah pemani bola. Tapi saya tidak melihat diri saya sebagai pemain sepakbola. Saya malu membawa embel-embel pemain bola profesional,” katanya.

Ia memilih Giorginio Wijnaldum sebagai pemain favoritnya. Sosok yang beringas di lapangan tapi cukup tenang ketika di luar lapangan. Ketimbang keluyuran tidak jelas, Malacia memilih untuk santai sambil membaca buku ketika sedang tidak bermain sepakbola.

Statistik dengan Bek Kiri United

United sebenarnya butuh seorang bek kanan yang mumpuni ketimbang bek kiri. Akan tetapi, Ten Hag tidak ingin menyia-nyiakan peluang mendatangkan Malacia. Harga yang ekonomis serta performanya yang bagus cukup untuk membuat sisi kiri United semakin kuat.

Jika dibandingkan dengan bek kiri United lainnya, Malacia cukup unggul. Ia sama-sama membuat empat assists di liga atau sama dengan koleksi Telles. Yang menarik Malacia punya rataan 1,6 tendangan ke arah gawang. Di sisi lain, Telles dan Shaw hanya punya 0,5 dan 0,3. Menandakan kalau Malacia punya keberanian melepaskan tendangan langsung.

Ia juga memiliki rataan dribel sukses sebanyak 1,6 dengan rasio keberhasilan 67%. Di sisi lain, Telles hanya 0,7 dan Shaw 0,4. Bahkan catatan Telles dan Shaw masih kalah dari Brandon Williams yang musim lalu bermain untuk Norwich. Rataan tekel suksesnya yaitu 2,7 juga masih lebih baik dari Telles dan Shaw.

Yang masih perlu diperbaiki Malacia adalah aspek kreativitasnya. Musim lalu, chances created yang ia buat hanya 1,1 atau masih kalah dari Luke Shaw yaitu 2,2. Padahal, Shaw lebih banyak absen pada musim lalu.