Lepas dari Alex Ferguson, penggemar Manchester United pasti akan terpecah menjadi dua apabila mendapat manajer yang dianggap tidak kompeten. Seperti yang terjadi pada rezim David Moyes yang membuat pasukan anti Moyes saat itu rela menyewa pesawat untuk mengirim pesan kalau Moyes adalah sebuah kesalahan.
Pada 29 Maret 2014, Manchester United menang dengan skor telak 4-1 atas Aston Villa. Sempat tertinggal melalui tendangan bebas Ashley Westwood, Setan Merah membalas melalui dua gol Wayne Rooney dan satu gol masing-masing dari Juan Mata dan Javier Hernandez.
Akan tetapi, topik perbincangan tidak mengarah ke skor besar yang dibuat United. Bukan pula mengenai Juan Mata yang sukses mencetak gol pertamanya setelah dibeli mahal dua bulan sebelumnya. Topik utama dari pertandingan tersebut adalah pesawat yang melintas di langit Old Trafford ketika laga baru menginjak menit kedua.
Pesawat itu bukanlah pesawat sembarangan. Pada ekor pesawat tersebut terpasang sebuah spanduk bertuliskan ‘Wrong One – Moyes Out’. Inilah bentuk perlawanan segelintir suporter United terhadap kinerja mantan manajer Everton tersebut.
Musim 2013/2014 menjadi musim yang sangat mengenaskan bagi United. Datang dengan label juara bertahan, mereka justru bertransformasi menjadi tim dengan penampilan terburuk. Terjebak di papan tengah dan menciptakan beberapa rekor buruk membuat para penggemar United frustrasi dan mengharapkan dia ditendang keluar dari kursi kepelatihan.
“Spanduk ini lahir dari rasa frustrasi akut kami terhadap hasil buruk, tidak ada kekuatan di lapangan yang membuat Moyes tidak memenuhi standar tinggi bagi klub sekelas Manchester United,” tutur salah satu penggemar United dalam situs Red Issue.
Kekesalan para pendukung United terhadap Moyes sebenarnya sudah muncul ketika United dikalahkan Liverpool beberapa pekan sebelumnya. Saat itu, penggemar Liverpool membentangkan spanduk bertuliskan ‘David Moyes is a football genius’ sebagai sindiran. Namun keputusan membuat spanduk ini datang setelah United kalah dari rival sekotanya empat hari sebelumnya. Kelompok penggemar yang marah kemudian berniat untuk mencopot spanduk di Stretford End yang bertuliskan ‘The Choosen One’.
Namun tindakan ini dicegah oleh Steward dan sempat menimbulkan gesekan antara fans United yang pro Moyes dengan yang kontra terhadap Moyes. Mereka yang pro adalah orang-orang yang masih memegang janji Sir Alex Ferguson yang pada musim terakhirnya meminta para pendukung untuk terus mendukung manajer yang baru.
“Situasi yang dialami Moyes berbeda. Kami diminta Sir Alex untuk mendukungnya sehingga kami tetap menjaga spanduk tersebut. Kami tidak akan melawan Moyes dengan ucapan verbal atau dengan mengibarkan bendera ‘Moyes Out’ atau apa pun,” kata ketua dari Stretford End Flags, Andrew Kelduff.
Mereka yang kontra mencoba move on dan mengingkari janji Fergie tersebut. Moyes tetap tidak kredibel bagi United sehingga membuat mereka mengumpulkan dana sekitar 840 paun (15 juta rupiah) untuk membuat spanduk tersebut dan menyiarkannya langsung dalam salah satu acara di ITV.
“Gemuruh ketidakpuasan sudah dimulai di tribun. Kami ingin menunjukkan kalau dukungan terhadap David Moyes sudah tidak lagi 100 persen,” kata Wes Jones selaku penyelenggara protes.
Mereka juga menyewa pilot profesional, Chris Mustow, untuk menerbangkan pesawat tersebut. Chris, yang bukan penggemar sepakbola, cukup paham mengenai apa yang terjadi. Meski terdengar lucu baginya, namun Chris berusaha untuk bisa menyampaikan pesan tersebut kepada siapa pun yang menyaksikannya.
“Saya tidak terganggu dengan gerakan tersebut karena saya bukan penggemar sepakola. Tapi saya sadar situasi apa yang terjadi di sana. Saya hanya bisa berkata kalau ini adalah pengalaman yang lucu. Tapi saya yakin kalau tidak ada yang akan melewatkan pesannya. Itu sudah pasti,” kata Chris.
Akan tetapi, ada beberapa yang mencibir gerakan tersebut. Ketua Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA), Gordon Taylor, menyebut kalau protes seperti itu tidak ada gunanya dan tidak mencerminkan sebagai pendukung yang loyal. Dengan kata lain, Gordon menyebut kalau mereka yang melakukan protes adalah seorang Glory Hunter atau penggemar yang hanya mendukung tim disaat mereka berjaya saja.
“Tindakkan itu tidak perlu dilakukan. Sebagai pendukung, Anda bisa merasa sedih tetapi Anda juga harus menunjukkan kelas Anda. Ketika tim berada dalam kondisi baik maka semua orang akan mendukungnya. Akan tetapi, mendukung tim sepakbola seperti menjalani hidup. Anda akan tahu mana yang hanya sebatas teman dan suporter saat tim ada masalah. (Hasil buruk United) itu adalah ujian bagi pendukung United,” tutur Gordon.
Moyes juga ikut menyindir orang-orang yang menyerangnya tersebut. Di matanya, uang 840 paun yang digunakan untuk membuat spanduk bisa digunakan untuk hal-hal yang sifatnya lebih positif. Selain itu, ia juga membungkam para pengkritiknya dengan kemenangan besar melawan Villa.
“Anda harus fokus pada permainan. Itulah yang kami lakukan. Bagi orang-orang yang menghabiskan banyak uang untuk menyewa pesawat, akan lebih baik jika uangnya diberikan kepada badan amal milik Darren Fletcher,” ujarnya.
Pada akhirnya, para pengkritik yang akhirnya memenangi laga melawan Moyes. 24 hari setelah spanduk tersebut terbang di langit Old Trafford, United secara resmi memecat Moyes dua hari setelah kekalahan melawan Everton. Pertandingan menghadapi mantan klubnya tersebut menjadi akhir dari sang ‘Choosen (pilihan)’ yang mengakhiri statusnya di United sebagai ‘Wrong One (kesalahan)’.