Sulit untuk membantah fakta kalau Ruud van Nistelrooy merupakan salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Manchester United. Berkarier di Old Trafford, RVN total membuat 150 gol dan menjadi top skor klub dalam empat dari lima musim kariernya di sana.
Dia memang tidak menjadi top skor sepanjang masa klub. Ia juga hanya sekali menjadi top skor Premier League. Namun catatan golnya tersebut sudah cukup untuk membuatnya menjadi salah satu striker dengan rasio gol terbaik yang pernah dimiliki Setan Merah.
Dari sekian banyak gol yang dibuat Van Nistelrooy, satu yang akan selalu lekat dengan ingatan adalah ketika ia mencetak gol ke gawang Fulham pada 22 Maret 2003. Tepat 18 tahun yang lalu, RVN membuat gol berkelas yang ia sebuah sebagai gol terbaik yang pernah ia buat selama membela Manchester United.
“Saya pikir gol terbaik saya sepanjang karier saya, yang bukan Cuma untuk United, adalah ketika melawan Fulham di Old Trafford. Saya berlari dari garis tengah dan mencetak gol. Saya pikir itu adalah momen terbaik sepanjang karier saya jika melihatnya kembali ke belakang,” ujarnya.
Gol tersebut menunjukkan kualitas seorang Van Nistelrooy yang tidak hanya sebatas target man saja. Ia membuktikan kalau ia punya kemampuan untuk melakukan dribel dan tidak sekadar menunggu datangnya umpan-umpan dari kedua sisi sayap. Kecepatannya juga mengagumkan meski memiliki tubuh yang lumayan besar sebagai penyerang tengah.
Menerima bola di lini tengah, Nistelrooy melepaskan pengawalan dari salah satu pemain Fulham. Setelah mengubah posisi badannya, ia berlari melewati tiga hadangan pemain lawan. Setelah melewati pemain bertahan terakhir, Nistelrooy mengontrol bola sejenak sebelum mengecoh kiper Maik Taylor dengan menempatkan bola ke bagian gawang yang kosong. Tidak perlu kencang, yang penting tidak bisa lagi dijangkau.
“Tentu saja saya mencetak banyak gol dari kotak penalti dan gol satu ini berbeda karena dari tempat saya menguasai bola biasanya butuh dua sampai tiga sentuhan dari pemain lain, tapi gol ini tidak,” ujarnya.
“Asis bagus dari Roy Keane. Lalu saya mendapat bola di tengah lingkaran lalu berbalik dan menggiring bola. Saya menunjukkan perubahan kecepatan, berlari melewati dua gelandang, maju melawan satu bek tengah, melewatinya dan kemudian saya menyentuh bola ke kiri lalu mengontrolnya kembali ke sisi kanan. Kemudian saya mendorong bola ke pojok gawang.”
“Lalu datanglah perayaan. Setiap kali saya mencetak gol, penggemar berteriak nama saya dan itu merupakan perasaan yang luar biasa. Sejak hari pertama, bahkan sebelum saya menyentuh bola pertama kalinya, penonton sudah menyebut-nyebut nama saya.”
Pada pertandingan itu, Van Nistelrooy mencetak hat-trick dalam kemenangan 3-0 United. Selepas laga, pujian datang termasuk dari Jean Tigana. Manajer Fulham ini menyebut kalau Van Nistelrooy berbeda dari striker-striker lain yang pernah ada.
Musim 2002/2003 merupakan musim terbaik Van Nistelrooy bersama United. Di semua kompetisi, ia membuat 44 gol dan menjadi pemain United dengan catatan gol terbanyak dalam satu musim setelah Denis Law. Catatan 25 golnya di Premier League juga membawanya menjadi top skor Premier League. Musimnya semakin lengkap dengan raihan trofi Premier League.
Sebenarnya, Van Nistelrooy bisa saja mencetak lebih dari 150 gol seandainya dia datang lebih cepat. United sebenarnya sudah mendapatkan tanda tangan si pemain pada musim panas 2000. Akan tetapi, transfer harus ditunda karena Van Nistelrooy sudah sebulan tidak bermain karena cedera lutut. Beberapa hari kemudian, transfer si pemain harus tertunda karena ligamen lututnya rusak saat latihan bersama PSV sehingga ia harus absen selama setahun.
Banyak yang tertawa ketika United tetap membeli Van Nistelrooy dengan harga 19 juta pounds. Melihat apa yang sudah ia berikan selama lima tahun kebersamaannya, kita tentu sudah tahu siapa yang tertawa paling kencang.