Foto: Pinterest

“Manchester United hancur, dikoyak oleh Liverpool. David Moyes dan Manchester United bermain sangat memalukan

Itu adalah kalimat duo komentator, Peter Drury dan Jim Beglin saat memandu pertandingan antara Manchester United melawan Liverpool pada 16 Maret 2014 lalu. Saat itu, United kalah telak di depan pendukung mereka sendiri dengan skor 0-3 dalam pertandingan yang diwarnai tiga penalti, dan satu kartu merah tersebut.

Kedua kesebelasan sama-sama membawa modal bagus untuk menghadapi pertandingan ini. Liverpool tidak terkalahkan sejak Desember 2013 dan telah mengantungi empat kemenangan beruntun. Tuan rumah juga tidak mau kalah, meski performa mereka bersama David Moyes cenderung naik turun, namun Setan Merah tidak terkalahkan dalam empat pertandingan terakhir mereka.

Layaknya laga derbi, persiapan dari kedua kesebelasan sudah menghiasi media beberapa hari sebelum pertandingan dimulai. Namun, suasana gaduh langsung muncul dalam tubuh Manchester United. Ketika itu, David Moyes menyebut kalau Liverpool jauh lebih diunggulkan dari United pada pertandingan tersebut.

“Posisi Liverpool di liga menunjukkan kalau mereka jauh lebih baik di depan kami. Mereka datang ke sini sebagai favorit. Liverpool dan Brendan Rodgers mendapat manfaat tidak bermain di Eropa. Liverpool adalah tim yang membaik sejak musim lalu. Banyak orang yang mempertanyakan mereka, tetapi saya merasa mereka mendapat manfaat dari tidak bermain di Eropa,” kata Moyes.

Ucapan Moyes saat itu dikritik oleh penggemar United. Banyak yang merasa kalau mantan manajer Everton tersebut sudah kalah sebelum bertanding. Jika Wayne Rooney baru-baru ini bercerita kalau Sir Alex Ferguson sering berkata ‘kalian lebih hebat dari 11 pemain lawan’ agar timnya percaya diri, maka Moyes memilih untuk membuat timnya menjadi tidak diunggulkan.

Meski kemudian ia menyebut kalau timnya mampu memenangkan pertandingan, namun ucapan sebelumnya sudah menimbulkan kesan kalau ia tidak percaya diri timnya bisa menang. Penggemar United lebih menginginkan Moyes mengeluarkan kata-kata yang bisa pemantik semangat meski mereka berada di posisi dan selisih poin yang jauh dari Liverpool pada saat itu.

Apa yang terjadi di lapangan menggambarkan kalau ucapan Moyes menjadi kenyataan. United benar-benar underdog dari Liverpool. Permainan mereka tidak berkembang. Meski menurunkan Michael Carrick, Wayne Rooney, Robin Van Persie, hingga Juan Mata, mereka kesulitan membahayakan Liverpool. United kalah penguasaan bola, dan yang lebih parah mereka hanya membuat satu sepakan tepat sasaran ke gawang Simon Mignolet sepanjang 90 menit yang datang melalui kaki Wayne Rooney. Padahal, United melepaskan 13 percobaan.

Sebaliknya, tim tamu langsung membuat peluang beberapa menit setelah laga dimulai. Sepakan Daniel Sturridge melebar dari gawang De Gea. Pemain yang sama sempat mendapatkan peluang ketika sepakannya terlalu lemah dan gampang ditangkap David de Gea. Dua ancaman tersebut seolah menjadi sinyal kalau gol bagi Liverpool hanya tinggal menunggu waktu.

Sepuluh menit sebelum babak pertama berakhir, Rafael terkecoh gerakan Luis Suarez yang membuat tangannya menyentuh bola. Mark Clattenburg memberikan penalti yang sukses diubah menjadi gol oleh Steven Gerrard. Semenit setelah babak kedua dimulai, Joe Allen ditabrak Phil Jones di kotak penalti yang lagi-lagi menghasilkan hukuman penalti bagi United.

Gerrard kembali mencetak gol meski sepakannya kali ini terbaca oleh De Gea. Stevie G yang sebelumnya tenang saat merayakan gol pertama, kini mulai emosional ketika merayakan gol kedua. Ia berlari, meluncur dengan lututnya, dan mengakhiri perayaannya dengan memberi ciuman ke kamera yang lima tahun sebelumnya sudah pernah ia lakukan.

Tertinggal dua gol, United tetap tidak bisa membongkar pertahanan Liverpool. Tidak ada kreasi di sana yang bisa membuat mereka mendapat celah untuk menyerang. Raut muka penggemar United sudah pasrah jika mereka harus kalah lagi di kandang. Sebaliknya, Liverpool mudah sekali mengacak-ngacak lini belakang United.

Pada menit ke-77, mereka kembali mendapat penalti. Diving Daniel Sturridge berhasil menipu Clattenburg yang membuat jarinya kembali menunjuk titik putih plus mengusir Nemanja Vidic. Ini adalah kali keempat Vida dikartu merah pada laga United melawan Liverpool. Beruntung, sepakan ketiga Gerrard membentur tiang.

Meski gagal, namun gol ketiga bagi The Reds tampak tinggal menunggu waktu. Dan itulah yang terjadi tujuh menit setelah penalti Gerrard gagal. Luis Suarez lolos dari jebakan offside dan berhasil mengecoh De Gea. Gol ketiga pada pertandingan tersebut hadir di tengah nyayian ’20 times 20 times Man United’ yang saat itu bergema dengan keras. Bersaing dengan sorakan pendukung Liverpool menyambut gol Suarez.

Gol tersebut mematikan harapan penggemar United untuk melihat timnya bisa meraih poin. Sesaat setelah striker Uruguay tersebut mencetak gol, beberapa penggemar United memilih meninggalkan stadion. Di sisi lain, penggemar Liverpool mengeluarkan banner berwajah Moyes dengan tulisan berbunyi ‘David Moyes is a football genius’. Hanya dalam tempo kurang dari setahun, juara bertahan menjelma menjadi tim yang berantakan.

Foto: The Anfield Wrap

“Ini mimpi buruk saya. Ini adalah hari terburuk dalam karier saya sebagai pemain sepakbola. Sulit untuk menerima kalau Liverpool bermain baik. Tidak ada orang yang mau timnya kalah terutama di kandang sendiri. Ini tidak menyenangkan,” kata Rooney.

Selepas pertandingan, Rodgers mengaku senang dengan hasil pertandingan yang ia raih. Meski begitu, ia juga menyindir Moyes terkait ucapannya yang menyebut kalau Liverpool jauh lebih diunggulkan dari United sebelum laga. “Saya tidak akan mengeluarkan komentar seperti itu bahkan jika kami berada di bawah sekalipun,” tuturnya.

Moyes sendiri tidak bisa berkata banyak. Ia hanya bisa meminta maaf kepada penggemarnya karena timnya lagi-lagi menderita kekalahan di kandang sendiri. “Saya minta maaf, penggemar kecewa dan saya juga kecewa. Maaf karena kami tidak bisa memberi kemenangan.”

Kekecewaan penggemar United terhadap kinerja David Moyes mereda setelah tiga hari kemudian United melakukan comeback dari ketertinggalan agregat mereka dari Olympiacos pada ajang Liga Champions. Sayangnya, kegembiraan itu sifatnya sementara karena inkonsistensi terus ditunjukan Moyes yang membuat ia akhirnya dipecat dua hari setelah ia kalah dari Everton.

Musim 2013/2014 berakhir mengenaskan bagi United. Untuk pertama kalinya di era Premier League, mereka keluar dari tiga besar dan finis pada posisi tujuh. Tidak ada tiket ke Eropa yang bisa mereka raih. Namun, masih ada sedikit kegembiraan dari wajah penggemar United karena mereka melihat Liverpool kehilangan kesempatan meraih gelar pada pekan-pekan terakhir.