Foto: Football365

Sepanjang sejarahnya, Manchester United sudah diisi oleh banyak sekali penyerang-penyerang kelas dunia. Rata-rata dari mereka berhasil mencetak banyak gol hingga membuat nama mereka menjadi legenda dalam sejarah klub. Akan tetapi, sulit rasanya jika diminta untuk memilih satu saja striker United yang dianggap paling hebat dibanding yang lainnya.

Meski begitu, pertanyaan tersebut tampaknya mudah sekali untuk dijawab oleh seorang Paul Scholes. Jika yang lain kesulitan memilih karena banyaknya pilihan, maka Scholes hanya punya satu nama mantan striker United yang menurutnya terbaik. Dia adalah Ruud van Nistelrooy.

“Saya bermain sebagai pemain nomor 10 dengan Ruud van Nistelrooy selama satu musim dan saya begitu menyukainya. Dia adalah pencetak gol yang kejam, sangat kejam. Hidupnya hanya digunakan untuk mencetak gol,” kata Scholes dalam Podcast United beberapa waktu lalu.

Musim yang dimaksud oleh Scholes kemungkinan besar adalah musim kompetisi 2001/2002 atau 2002/2003. Saat itu, posisi Scholes lebih maju ke depan untuk mengakomodasi kehadiran Juan Sebastian Veron yang bermain sebagai pasangan Roy Keane dalam formasi 4-4-1-1 milik Sir Alex Ferguson.

Dalam dua musim tersebut, Van Nistelrooy tampil garang sebagai seorang penyerang. Dari 101 pertandingan yang ia mainkan sejak 2001/2002 hingga musim 2002/2003, ia sudah mencetak 80 gol. Musim pertamanya ia tutup dengan torehan 36 gol dan musim keduanya lebih gila lagi ketika ia membuat 44 gol. Nyaris mengalahkan rekor Denis Law semusim pada 1963/1964.

Mantan pemain Den Bosch ini memang dikenal sebagai salah satu pencetak gol ulung. Atributnya sebagai seorang penyerang sangat komplet. Kedua kakinya sama-sama bagus, begitu juga dengan kepalanya. Tidak hanya itu, ia juga punya fisik yang kokoh serta keseimbangan tubuh yang baik. Ia juga memiliki kecepatan yang memungkinkan dirinya untk adu sprint dengan para pemain belakang seperti yang ia lakukan ketika mencetak gol ke gawang Fulham pada 2003.

Selain itu, ia juga ambisius. Hal ini yang membuatnya gila untuk terus mencetak gol. Betapa ambisiusnya seorang Van Nistelrooy juga diceritakan oleh Scholes yang menjelaskan betapa kesalnya seorang Van Nistelrooy jika melihat Thierry Henry mencetak gol bersama Arsenal.

“Setiap kali dia mencetak gol atau tidak mencetak gol, hal pertama yang akan dia lakukan ketika berada di bus tim adalah melihat apakah Thierry Henry mencetak gol atau tidak. Jika Henry mencetak gol, maka dia tidak akan berbicara kepada siapa pun sepanjang perjalanan pulang. Ia begitu karena ambisinya untuk menjadi pencetak gol terbanyak. Tidak hanya di United, tapi juga di liga, bahkan dunia,” ujar Scholes menambahkan.

Persaingan Henry dan Van Nistelrooy adalah bumbu penyedap dari persaingan United dengan Arsenal pada era 2000-an. Meski keduanya memiliki gaya main yang berbeda, namun keduanya sama-sama dibekali naluri gol yang tinggi. Keduanya selalu mengisi daftar pencetak gol terbanyak sampai musim 2005/2006 yang merupakan musim terakhir Ruud van Nistelrooy bersama Setan Merah.

Sayangnya, Henry jauh lebih unggul dibanding Van Nistelrooy dalam hal meraih gelar pencetak gol terbanyak. Sejak Van Nistelrooy datang hingga pergi, Henry telah meraih empat kali sepatu emas yaitu pada musim 2001/2002, 2003/2004, 2004/2005, dan 2005/2006. Van Nistelrooy hanya satu kali mendapatkannya yaitu pada 2002/2003. Sisanya, ia hanya menjadi runner-up, nomor tiga, atau tidak masuk dalam daftar 10 besar seperti musim 2004/2005 ketika ia banyak absen karena cedera.

Begitu juga dengan jumlah gelar yang diberikan. Dengan banyaknya gol yang dibuat, Van Nistelrooy hanya bisa memberikan satu gelar liga. Bandingkan dengan Henry yang berhasil memberikan dua gelar pada periode yang sama.

Lima musim bersama United, ia mencetak 150 gol dalam 219 pertandingan. Rasio golnya adalah 0,68 gol per laga. Angka yang sama dengan yang dimiliki striker era Busby Babes, Tommy Taylor. Catatan yang membuatnya bisa mencetak satu gol tiap satu laga. Selain itu, ia juga membuat rekor mencetak gol dalam 10 laga beruntun sebelum dilewati oleh Jamie Vardy.

Yang menarik, meski punya catatan gol sebanyak itu, Van Nistelrooy masih kerap mendapat label sebagai pemain sepakbola yang biasa saja. Mendiang Johan Cruyff pernah menyebut Van Nistelrooy hanya bisa mencetak gol. Ucapan tidak kalah pedas datang dari jurnalis Belanda yaitu Ron de Ryk. Ia berkata kalau Van Nistelrooy hanya peduli soal gol.

Meski mendapat pandangan remeh, namun Van Nistelrooy akan tetap dianggap sebagai salah satu pencetak gol terbaik yang pernah dimiliki Manchester United. Setidaknya hal itu diakui langsung oleh Paul Scholes.

“Saya suka penyelesaian akhirnya. Saya bermain dengan beberapa penyerang hebat dalam karier saya seperti Cole, Yorke, Sheringham, dan Solskjaer. Begitu juga dengan Van Persie. Namun abgi saya, Ruud van Nistelrooy adalah yang terbaik. Dia adalah yang terbaik,” tegas Scholes.