David Moyes hanya 10 bulan saja melatih Manchester United. Namun dalam waktu yang singkat itu, ia masih merasakan beberapa pertandingan terbaik bersama Setan Merah. Salah satunya terjadi pada 19 Maret 2014 lalu.

“Ini baru Manchester United. Tim bermental juara yang sering kali mampu mengatasi tekanan,” begitulah pernyataan pembuka dari majalah Inside United edisi April 2014 ketika mereka mengulas pertandingan ini. United yang sebelumnya tidak diunggulkan karena hasil buruk pada leg pertama, berhasil membalikkan kedudukan menjadi kemenangan pada pertemuan kedua.

Undian 16 besar Liga Champions musim 2013/2014 mempertemukan Manchester United dengan Olympiacos. Lawan yang secara kualitas pemain seharusnya bisa dikalahkan oleh United. Namun yang terjadi justru sebaliknya. United babak belur pada leg pertama di Yunani. Mereka kalah 2-0 dengan penampilan yang sangat buruk. Hanya membuat enam percobaan dan hanya satu tendangan ke gawang menjadi torehan United di Karaiskakis Stadium.

“Performa kami buruk. Talenta di Manchester United tak perlu diragukan tapi pada malam ini kami tidak bisa memperlihatkan talenta itu. Kami akan menampilkan segalanya untuk bisa membalikkan kekalahan 0-2 ini,” kata David Moyes.

Menjelang leg kedua, tidak banyak yang merasa yakin kalau United bisa membalikkan keadaan itu. Performa mereka yang inkonsisten menjadi alasan. Tiga hari sebelum leg kedua, United kalah 0-3 di Old Trafford dari Liverpool dengan penampilan sama buruknya seperti leg pertama melawan Olympiacos yaitu hanya membuat satu shoot on target.

Moyes paham kalau tiket 8 besar bisa menjadi pelipur lara para penggemarnya. Oleh karena itu, skuat terbaik harus diturunkan. De Gea, Rio Ferdinand, Evra, Valencia, Giggs, Rooney, dan Van Persie, dimainkan sejak awal dan mengistirahatkan Chris Smalling, Tom Cleverley, dan Ashley Young.

Keputusan yang akhirnya membuahkan hasil. United tampil jauh lebih baik ketimbang leg pertama atau ketika bermain buruk melawan Liverpool. Mereka menang dengan skor 3-0 berkat Robin van Persie yang memborong semua gol kemenangan United. Babak pertama menjadi kunci ketika United berhasil unggul 2-0.

Gol pertama datang dari penalti setelah ia dijatuhkan oleh Jose Holebas setelah menerima bola panjang dari Ryan Giggs. Jelang half time, ia mencetak satu gol lagi memanfaatkan umpan Wayne Rooney. Penempatan posisinya sangat baik yang memudahkan dirinya untuk mengalahkan penjaga gawang Roberto Jimenez. Babak pertama juga diwarnai aksi gemilang David de Gea ketika menepis dua ancaman yang datang dari David Fuster dan Alejandro Dominguez. Selain itu, babak pertama juga diwarnai insiden benturan yang melibatkan Antonio Valencia dengan Joel Campbell. Akibat kerasnya benturan, bagian atas mata kiri Valencia menjadi bengep.

United butuh satu gol lagi agar satu kaki mereka bisa melangkah ke perempat final. Gol itu akhirnya datang pada menit ke-51 melalui tendangan bebas mantan pemain Arsenal tersebut. Inilah hat-trick ketiga RVP selama membela United. Gol yang benar-benar melegakan karena membuat United unggul agregat, namun membahayakan mengingat Olympiacos hanya butuh satu gol untuk membuat keunggulan United menjadi sia-sia. Beruntung United bisa mempertahankan keunggulan tersebut hingga akhir.

“Yang paling saya banggakan adalah bagaiman para pemain bisa bangkit dari kekalahan melawan Liverpool. Sehari sebelum kami bertanding, saya katakan kepada pemain untuk menang dengan skor 3-0 agar para penggemar senang karena penggemar United layak mendapatkannya. Kami sadar kalau kami jarang menghadirkan malam-malam indah seperti ini kepada mereka,” kata Moyes.

Sayangnya, kemenangan ini harus dibayar mahal. Jelang akhir pertandingan, RVP mengalami cedera paha setelah diterjang dari belakang oleh Ivan Marcano. Rio Ferdinand menjadi frustrasi dan beberapa kali mengintimidasi Marcano. Cedera tersebut memaksanya absen selama dua bulan dan baru kembali pada pekan ke-37 Premier League.

United sendiri bertemu dengan Bayern Munich pada babak perempat final. Sempat bermain baik dan menahan imbang 1-1 di Old Trafford, United kalah 1-3 ketika bermain di Allianz Arena. Tersingkir di perempat final menjadi pencapaian terbaik terakhir United di Liga Champions sebelum diulangi oleh Ole Gunnar Solskjaer pada musim lalu.