Eksekusi penalti Nani gagal menaklukan Fernando Muslera. (Foto: TheNorthernEcho)

Pada sebuah perjalanan pulang, suasana hening terasa dari dalam mobil Luis Nani. Ketika itu, pemain Portugal tersebut sedang bertugas untuk mengantarkan Sir Alex Ferguson pulang ke rumahnya. Hal ini dilakukan karena kebetulan Nani dan Sir Alex Ferguson memiliki tempat tinggal yang cukup berdekatan.

Namun, suasana tidak terlalu bersahabat bagi Nani saat itu. Alih-alih ada obrolan yang sifatnya pribadi di luar profesi mereka sebagai manajer dan pemain, justru momen canggung yang berada sepanjang perjalanan. Mungkin Nani menyesal karena sudah percaya diri menawarkan bantuan untuk mengantar Sir Alex pulang.

“Ya Tuhan, hari itu luar biasa. Saya mengantarnya pulang dan saya merasa tidak nyaman mengemudi. Dia (Sir Alex) adalah tetangga saya dan biasanya istrinya akan meninggalkannya di stasiun jika pergi ke London dan dia tidak punya sopir untuk membawanya. Saya berkata: Ok bos, saya akan membawamu pulang! Tapi momen pada hari itu benar-benar sangat lucu,” kata Nani dalam Podcast Manchester United.

Kejadian menegangkan dalam mobil tersebut terjadi ketika United baru saja berkunjung ke Craven Cottage untuk melawan Fulham. Jika Manchester United menang, maka suasana pasti tidak begitu canggung seperti yang diceritakan Nani, bahkan jika ia tidak mencetak gol atau bermain sekalipun.

Namun, saat itu situasinya berbeda. Suasananya begitu tegang karena United bermain imbang 2-2. Yang lebih apesnya lagi, sang sopir adalah orang yang gagal membawa timnya menang. Nani adalah orang yang membuat kesempatan United meraih tiga poin terbuang sia-sia.

United sudah unggul 2-1 saat itu melalui gol Paul Scholes dan bunuh diri Brade Hangeland. Mereka punya kesempatan untuk memperbesar keunggulan setelah mendapat penalti jelang pertandingan usai. Nani dengan percaya diri yang begitu tinggi memilih untuk menjadi penendang meski saat itu ada Ryan Giggs yang menjadi eksekutor penalti jika Wayne Rooney tidak ada di lapangan.

“Saya bermain luar biasa dengan banyak rasa percaya diri. Kami memenangkan penalti dan Ryan Giggs bersiap mengambil penalti. Saya merasa percaya diri untuk menendang dan Giggs tidak berkata apa-apa. Saya mengambil penalti dan saya gagal! Penalti yang seharusnya bisa membawa tim menang 3-2,” ujarnya.

Tendangan penalti Nani begitu mudah dibaca oleh David Stockdale. Tidak ada power yang cukup meski akurasi sepakannya sudah mengarah ke pojok gawang Fulham. Apes, beberapa menit setelah kegagalan penalti tersebut, Hangeland menyamakan kedudukan sekaligus membuat tiga poin yang sudah ada di genggaman menjadi sirna.

“Dia tidak bicara apa-apa di mobil. Di ruang ganti dia membunuhku! Dia berkata, ‘Nani, kau pikir kamu siapa? Siapa yang memberi izin untuk mengambil penalti?” kenang Nani.

“Lalu dia ‘membunuh’ Ryan Giggs. Dia mengatakan, ‘Ryan, mengapa kamu membiarkan dia mengambil penalti?!’ Ryan hanya bisa berkata, ‘Dia mengambil bola dan saya hanya membiarkannya’.”

Hasil imbang tersebut membuat United gagal mengoleksi poin sempurna dari dua laga awal kompetisi 2010/2011. Sebelumnya, United menang 3-0 melawan Newcastle United. Meski belum kalah dan kompetisi baru berjalan, tetap saja hal ini membuat United khususnya Sir Alex kecewa.

Akan tetapi, momen gagalnya tendangan penalti Nani pada pertandingan tersebut seperti menjadi titik balik permainannya sepanjang 2010/2011. Sejak kejadian itu, Nani terus menunjukkan penampilan terbaiknya. Permainannya di sayap kanan semakin konsisten terutama setelah menggantikan Valencia yang mengalami cedera parah.

Nani menutup musim kompetisi 2010/2011 dengan membuat sembilan gol di Premier League. Ia juga menjadi top asis Premier League dengan catatan 14 asis. Namanya masuk dalam PFA Team of the Season bersama Edwin van der Sar, Nemanja Vidic, dan Dimitar Berbatov. Musim 2010/2011 menjadi satu dari tiga musim terbaik Nani selama membela Setan Merah.

Setelah kejadian itu, ia tidak lagi mengambil penalti. Kembalinya Wayne Rooney membuat tugas sebagai penendang penalti kembali menjadi milik pemain nomor 10 tersebut dan juga Ryan Giggs sebagai penendang kedua.

Butuh dua tahun bagi Nani untuk kembali mencoba mengambil penalti. Kali ini pada pertandingan pertama Liga Champions 2012/2013 ketika melawan Galatasaray. Sayangnya, nasibnya sama seperti melawan Fulham. Tendangan penaltinya gagal. Imbasnya, lagi-lagi ia kena semprot Sir Alex.

“Jujur, saya tidak tahu harus gimana. Saya merasa kalau Nani hanya lari dan meraih bola. Saya sebenarnya ingin Robin (Van Persie) yang mengambilnya. Saya pikir kita harus memutuskan sebelum pertandingan siapa yang harus menendang penalti. Kegagalan itu adalah kesalahan saya (dalam menentukan penendang),” tuturnya.

Sejak kejadian tersebut, Nani tidak pernah lagi mengambil penalti. Entah apa yang membuatnya tidak lagi mau menendang penalti, namun bisa jadi karena kembalinya Van Persie dan Rooney yang merupakan eksekutor utama. Tidak tertutup kemungkinan juga, kalau dia juga sudah kehilangan kepercayaan diri karena dua kali tendangannya gagal.

Meski begitu, ada satu penalti dari Nani yang sudah pasti akan dikenang oleh seluruh penggemar Manchester United. Tidak lain dan tidak bukan penaltinya ke gawang Petr Cech pada final Liga Champions musim 2007/2008 yang memberikan trofi Eropa pertama bagi pemain yang bernama asli Luis Carlos Almeida dan Cunha ini.