Belum genap sebulan kompetisi 2018/2019 berakhir, para penggemar Manchester United kembali was-was akan nasib klub favoritnya. Hal ini dikarenakan masih minimnya pergerakan Setan Merah pada bursa transfer 2019 ini. Hingga kalender berganti Juni, tidak ada satu pun tanda-tanda kehadiran pemain baru.
Mereka khawatir United akan mengulang kejadian musim lalu. Saat itu, aktivitas jual beli United nampak lesu yang mengakibatkan buruknya penampilan mereka sepanjang musim lalu. Dalam rentang Juni hingga Agustus 2018, pemain yang didatangkan United hanya satu yaitu penjaga gawang ketiga Lee Grant (Fred dan Dalot sudah diresmikan sejak awal Juni).
Bagi para penggemar United, transfer pemain dilakukan lebih cepat maka lebih bagus. Berita pemain anyar setidaknya menghapus rasa dahaga mereka dan membuat mereka yakin kalau United benar-benar serius untuk memperbaiki skuadnya.
Akan tetapi, bulan Mei dianggap bukan bulan yang tepat untuk belanja pemain. Setidaknya bisa dilihat dari minimnya beberapa kesebelasan yang aktif pada bulan kelima ini. Rata-rata dari mereka masih merasa lelah dari penatnya kompetisi musim lalu dan menjadikan periode saat ini sebagai waktu yang tepat untuk beristirahat sehingga mayoritas kesebelasan belum dalam mode siap melakukan transfer.
Meski begitu, Manchester United sebenarnya pernah melakukan manuver ekstrem pada bulan Mei untuk belanja pemain. Peristiwa tersebut terjadi pada Mei 2007. Hanya butuh 48 jam bagi United meresmikan tiga pemain baru. Tiga pemain yang kemudian membawa mereka menuju kejayaan.
Musim 2006/07 adalah musim yang positif bagi perjalanan United. Mereka sukses memutus dominasi London untuk menjadi juara Premier League. Selain itu, untuk pertama kalinya sejak 2001/02, mereka masuk semifinal Liga Champions. Pada ajang Piala FA, United masuk final setelah 2005.
Hanya selang dua pekan lebih sedikit dari momen Gary Neville dan Ryan Giggs mengangkat piala, manajemen United langsung gerak cepat. Prestasi musim lalu ternyata tidak membuat mereka puas untuk memperbaiki skuad United yang saat itu sedang hebat-hebatnya. Belanja pemain harus dilakukan. Pada tanggal 30 Mei 2007, United mengumumkan keberhasilan mereka mendatangkan nani dan Anderson.
Saat direkrut, kedua pemain ini masih berusia muda. Nani baru berumur 20 tahun, sedangkan Anderson 19 tahun. Dua-duanya sama-sama direkrut dari klub Portugal yaitu Sporting Lisbond an FC Porto. Keduanya juga berstatus wonderkid alias bocah penuh bakat. Wajar jika United membelinya dengan harga tinggi yaitu 30 juta Euro untuk Anderson dan 25,5 juta Euro untuk Nani.
Perekrutan keduanya bisa terwujud berkat andil Carlos Queiroz, yang saat itu menjadi asisten Ferguson. Ia dan David Gill menghabiskan satu hari penuh di Lisbon hanya untuk memantau dua pemain tersebut. Selain itu, merekrut Anderson dengan cepat juga dimaksudkan agar si pemain cepat memiliki izin kerja.
“Saya sudah tidak sabar untuk bermain bersama Ronaldo, Wayne Rooney, dan pemain-pemain hebat lainnya. Saya tidak bisa membayangkan akan bekerja dengan pelatih sekelas Sir Alex. Apa yang bisa saya katakan selain ini adalah mimpi yang besarnya seperti dunia,” kata Anderson.
Sepulangnya Queiroz dan Gill merekrut Nani, United tiba-tiba membuat pengumuman lainnya sehari berselang. Manchester United resmi membawa pulang Owen Hargreaves setelah merantau ke Jerman bersama Bayern Munich.
Butuh perjuangan bagi United mendatangkan pemain Inggris kelahiran Kanada tersebut. Dilansir dari MEN, butuh satu tahun bagi United melakukan negosiasi dengan pihak Bayern agar Hargreaves bisa mereka datangkan. “Pada akhirnya kami bisa mencapat kesimpulan yang positif. Apalagi setelah semua waktu dan energi yang dikeluarkan oleh semua orang yang terlibat dalam negosiasi ini. Sekarang, era baru dimulai. Saya belum punya target, namun saya tahu kalau Anda harus meraih segalanya di United,” kata Hargreaves.
Ketiga pemain ini memang tidak terlalu menunjukkan penampilan yang konsisten layaknya Ruud Van Nistelrooy atau Eric Cantona ketika pertama kali dibeli. Anderson sulit beradaptasi, Nani masih egois dan beberapa kali mengundang kritik, sementara Hargreaves bermasalah dengan kebugaran.
Akan tetapi, ketiga pemain ini bisa diandalkan dalam waktu-waktu tertentu. Jika tidak ada gol Hargreaves ke gawang Arsenal, maka titel Premier League mungkin tidak bisa dipertahankan. Begitu juga dengan Nani yang menyelamatkan United dari start buruk lewat gol indahnya ke gawang Tottenham. Sementara Anderson beberapa kali tampil layaknya Paul Ince di lini tengah, gesit dan ulet dalam berduel.
Yang paling signifikan tentu saja pada final Liga Champions 2008 di Moskow. Tiga pemain ini mendapat kesempatan menjadi eksekutor penalti dan tiga-tiganya sukses menjalankan tugasnya dengan baik untuk membawa Si Kuping Besar kembali ke Manchester.
Sebenarnya, United punya satu pemain lagi yang siap direkrut pada bulan Mei saat itu. Dia adalah Gareth Bale yang masih menjadi siswa Southampton. Akan tetapi, kubu The Saints memilih pinangan Tottenham. Sesuatu yang membuat Ferguson kesal.
“Kami kecewa kepada Southampton pada saat itu karena kami yang pertama kali mendekati Bae tetapi mereka tidak pernah serius kepada kami,” kata Ferguson.