Sebelum awan hitam penuh duka melingkupi Manchester, dikarenakan tragedi Munich yang menewaskan delapan penggawa United, The Busby Babes melakoni pertandingan terakhir mereka di kompetisi Liga Inggris. Sebenarnya pertandingan ini berjalan sangat menarik dan menghibur penonton yang hadir. Sayang, tidak ada yang menyangka kalau laga ini adalah penampilan terakhir mereka di kancah domestik.
Sabtu, 1 Februari 1958, Arsenal yang saat itu masih menjadi tim papan tengah bersiap menjamu United asuhan Busby. Tommy Taylor dkk., adalah juara bertahan kompetisi musim sebelumnya. Namun saat itu, Busby Babes sedang tidak dalam performa bagus. Sebelum Natal, mereka sudah kalah tujuh kali. Namun sepanjang periode Desember, United memperbaiki performa dengan berada di urutan ketiga dan berselisih enam poin saja dari pemuncak klasemen, Wolverhampton Wanderers.
Skuat Busby kala itu dibekai pemain yang legkap. Mereka berbakat, penuh pelari cepat, fisik yang kuat, serta berusia muda. Siapa yang tidak ngeri ketika mendengar nama-nama macam Eddie Colman, Mark Jones, David Pegg, Duncan Edwards, hingga striker dengan rasio gol terbaik sepanjang sejarah klub, Tommy Taylor.
Sejak babak pertama dimulai, United sudah mengancam gawang Arsenal. Permainan menyerang yang menjadi ciri khas klub langsung diperlihatkan. 10 menit laga berjalan, Duncan Edwards mencetak gol pertama. Tendangan keras yang menjadi senjata andalan Duncan tidak sanggup dihalau kiper Jack Kelsey.
Setelah gol, para pemain sayap United semakin sulit dihentikan. Beberapa kali Kenny Morgan dan Albert Scanlon mengobrak-abrik pertahanan Meriam London melalui aksi penuh tipu daya keduanya. Scanlon kemudian mengkreasikan gol kedua yang dicetak Bobby Charlton. Menerima bola lemparan kiper United, Harry Gregg, Scanlon berlari 60 meter sebelum melepaskan umpan silang kepada Charlton.
Scanlon dan Morgan kembali mengusik lini pertahanan Arsenal dalam proses gol ketiga. Lagi-lagi bola kiriman Scanlon yang kali ini ditanduk oleh Tommy Taylor. Pemain yang direkrut Barnsley senilai 29.999 paun tersebut memang dikenal sebagai pemain yang jago dalam duel bola-bola atas.
Tertinggal tiga gol membuat Arsenal tersentak. David Herd, yang kemudian menjadi pemain United, mencetak gol untuk mengubah kedudukan 1-3 pada menit ke-60. Entah kurang fokus atau kelelahan, keunggulan United justru disamakan melalui dua gol cepat Jimmy Bloomfield.
Sisi sayap United tampak menjadi senjata mereka pada laga ini. Scanlon kembali melepaskan umpan silang yang ditanduk oleh Dennis Viollet. Skor kembali merenggang menjadi 5-3 saat Tommy Taylor mencetak gol melalui celah sempit. Pada menit-menit terakhir, Derek Tapscott memperkecil jarak ketertinggalan menjadi 5-4.
“Sembilan gol menunjukkan betapa buruknya pertahanan kami. Tetapi kualitas permainan tetap tinggi dan rasanya sangat menakjubkan bisa terlibat langsung ataupun para penonton yang menyaksikannya,” kata Bobby Charlton.
Dilansir dari Inside United, para penonton kedua kesebelasan tidak ada yang beranjak dari duduknya meski peluit wasit sudah dibunyikan. Mereka masih tercengang dengan apa yang baru saja mereka saksikan. Kedua pendukung kesebelasan bersorak sementara masing-masing pemain keluar lapangan dengan bergandengan tangan.
Namun tidak ada yang tahu kalau aksi bergandengan tangan tersebut seperti pertanda kalau mereka tidak bisa lagi bertemu di atas lapangan. Lima pemain yang bermain pada hari itu, tidak selamat ketika pesawat yang membawa mereka dari Munich tidak lagi tiba di Manchester. Tim hebat nan luar biasa ini hancur dan menjadi kenangan dengan puncaknya pada sore hari di kandang Arsenal.
Skuat United melawan Arsenal pada 1958:
Harry Gregg (25 tahun)
Bill Foulkes (26)
Roger Byrne (28)
Eddie Colman (21)
Mark Jones (24)
Duncan Edwards (21)
Kenny Morgans (18)
Bobby Charlton (20)
Tommy Taylor (26)
Dennis Viollet (24)
Albert Scanlon (22)
Keterangan: yang dicetak tebal adalah korban tragedi Munich.