Foto: US Today

“Fellaini sekarang telah melepas tracksuitnya, beruntung ia memakai baju Manchester United di dalamnya.”

Begitulah cuitan akun Twitter West Bromwich Albion ketika melihat Fellaini bersiap untuk memasuki lapangan. Sebuah cuitan yang tampak seperti menyindir keberadaan pemain asal Belgia tersebut. Olok-olok tidak hanya datang dari akun Twitter The Baggies, namun juga dari para pendukung tuan rumah yang memadati The Hawthorns.

Ketika itu, United tertinggal 1-0 melalui gol Stephan Sessegnon pada menit ke-8 sehingga Louis van Gaal membutuhkan tambahan pemain di kotak penalti. Kehadiran Robin van Persie dianggap tidak cukup untuk mengancam gawang Boaz Myhill. Sebenarnya, Van Gaal memiliki Radamel Falcao, namun ia lebih memilih Fellaini mengingat Falcao juga tidak terlalu bagus saat itu.

Olok-olok kepada Fellaini sebenarnya bukan tanpa alasan. Sejak awal, kedatangannya memang tidak terlalu diharapkan oleh Manchester United yang ingin membeli pemain-pemain premium seperti Toni Kroos, Cesc Fabregas, dan Thiago Alcantara. Sayangnya, tidak ada satu pun dari nama-nama tersebut yang nyangkut di pangkuan David Moyes.

Kontribusi Fellaini sangat minim pada musim pertamanya. Hanya ada empat asis dengan tiga diantaranya dibuat ketika liga Inggris mendekati akhir musim. Musim pertamanya juga lebih banyak dihiasi dengan cedera. Kadang Fellaini juga berada di bangku cadangan bahkan tidak dibawa sama sekali. Hanya 15 kali ia bermain sejak menit awal, sebuah angka yang jauh jika dibandingkan dengan musim terakhirnya di Everton yang bermain sebagai starter 31 kali. Oleh Telegraph, Fellaini berada pada peringkat pertama sebagai rekrutan terburuk Premier League musim 2013/2014. Ia bahkan diibaratkan seperti sebuah pohon yang berada di tengah lapangan alias tidak ada gunanya sama sekali.

Pada laga melawan WBA tersebut, Fellaini membuktikan kalau dia tidak layak mendapat perlakuan seperti itu. Tiga menit setelah menginjakkan kaki ke lapangan, Fellaini langsung mencetak gol. Bukan dengan kepala, namun dengan tendangan keras ke pojok atas gawang Myhill setelah memenangi duel fisik dengan pemain belakang lawan. Angel Di Maria menjadi pemberi asis dalam proses gol tersebut.

Gol itu tentu saja melegakan bagi Fellaini yang langsung berlari ke tribun tim tamu, melakukan perayaan dengan menunjukkan namanya di punggung, dan melakukan gerakan tinju sebelum akhirnya disambut oleh rekan setimnya. Entah karena merasa malu, akun Twitter WBA kemudian melakukan permintaan maaf dan menyebut kalau Tweet mereka yang menyindir Fellaini hanya sebuah lelucon.

Sebenarnya, gol tersebut tidak membuat United sukses meraih tiga poin. Skor akhir saat itu 2-2. Setelah Fellaini mencetak gol, WBA kembali unggul melalui Saido Berahino. United kemudian diselamatkan oleh Daley Blind yang juga mencetak gol  pertamanya untuk Setan Merah lima menit sebelum laga berakhir. Meski begitu, sorotan utama tetap ke arah Fellaini yang berhasil melepas beban berat yang menghinggap di pundaknya sejak awal kedatangannya ke Old Trafford.

“Saya sudah lama menunggu momen ini. Saya berharap bisa cetak banyak gol lagi untuk kami di musim ini. Ini adalah waktu yang bagus buat kami meski hasilnya mengecewakan,” tutur Fellaini setelah pertandingan.

Gol tersebut tampak menjadi titik balik bagi karier seorang Fellaini di Manchester United. Van Gaal langsung memberikan tempat sebagai starter untuk Fellaini pada pertandingan berikutnya melawan Chelsea. Pada laga yang berakhir 1-1 tersebut, Fellaini menjadi pemain dengan daya jelajah terbanyak. Sundulannya yang ditepis Thibaut Courtois menjadi awal mula dari gol penyama kedudukan yang dibuat Robin van Persie jelang laga berakhir.

Pada 15 April 2015, Fellaini mendapat gelar Man of the Match pertamanya setelah membuat 1 gol dan 1 asis ketika United menang 3-0 melawan Spurs. Total, Fellaini mencetak 7 gol di semua kompetisi. Kontribusi ini kemudian membuat Van Gaal tertarik untuk menjadikan mantan pemain Standard Liege ini sebagai seorang striker.

Sejak saat itu, Fellaini berubah menjadi sosok penting dalam skuad United. Bahkan perannya juga tidak tergantikan ketika Jose Mourinho masuk. Bahkan Mourinho sampai meminta orang-orang untuk setidaknya menghargai sedikit keberadaan Fellaini mengingat ia kerap beberapa kali menyelamatkan United melalui gol-golnya.

Masih ada olok-olok ketika Fellaini meninggalkan United menuju Cina pada 2019 lalu. Namun, olok-olok tersebut bersanding dengan beberapa ucapan terima kasih atas segala kontribusinya meski ia tetap dipandang sebagai simbol kalau Manchester United sudah tidak menarik lagi sebagai sebuah kesebelasan.