Foto: AllFootballapp

Linz pernah menjadi tempat pembantaian oleh Manchester United. Ole Gunnar Solskjaer tentu tidak ingin timnya menerima nasib seperti seniornya dulu.

Laga LASK melawan Manchester United akan menjadi laga yang spesial bagi kedua kesebelasan. Pasalnya inilah kali pertama keduanya akan bertemu di panggung sepakbola Eropa. Sayangnya, jumpa pertama kedua kesebelasan ini tidak bisa disaksikan oleh suporter masing-masing kesebelasan karena laga akan digelar tanpa penonton akibat wabah virus Corona.

Meski baru pertama kali bertemu LASK, namun United sebenarnya sudah delapan kali bertemu dengan kesebelasan asal Austria. Mereka pernah bertemu masing-masing empat kali dengan Rapid Wien dan Sturm Graz yang semuanya terjadi pada ajang Piala/Liga Champions. Rekor United juga sangat baik. Dari delapan pertandingan tersebut, mereka memenangi tujuh laga dan hanya satu kali imbang.

Akan tetapi, United tidak asing dengan kota Linz terutama Linzer Stadion yang menjadi venue pertandingan nanti. Stadion berkapasitas 21 ribu penonton ini pernah menjadi tempat yang begitu memalukan bagi Setan Merah. Ketika itu, mereka dibantai dengan sangat telak yaitu 5-1 dalam sebuah pertandingan persahabatan.

7 Agustus 1991, United bertandang ke kota Linz atas undangan dari Austria Wien yang ingin merayakan hari ulang tahunnya yang ke-80 dengan mengadakan pertandingan persahabatan melawan United. Kota Linz saat itu dipilih tuan rumah pertandingan tersebut. Menurut penuturan dari Manchester Evening News, Linz merupakan salah satu kota dengan populasi pendukung United terbesar di Austria.

Laga itu sendiri merupakan laga ketujuh Sir Alex dalam menyambut musim 1991/1992. Sebelum terbang ke Vienna, United lebih dulu melancong ke Jepang, Norwegia, dan Skotlandia untuk melawan Mazda, Stromsgodset, Viking, Molde, Dumbarton, dan Aberdeen. Empat kemenangan berhasil diraih dan masing-masing satu laga berakhir imbang dan kalah.

Sayangnya, laga melawan Wien berakhir tragis bagi United. Pada pertandingan tersebut, Sir Alex harus melihat timnya dikalahkan dengan skor telak 5-1. 12 ribu penonton harus melihat pemenang Piala Winners musim tersebut luluh lantak di hadapan klub Austria.

Pertandingan tersebut menjadi pertandingan yang kurang menyenangkan bagi Peter Schmeichel. Itulah kali pertama ia bermain dengan seragam United setelah dibeli dari Brondby dengan nilai 500 ribu pounds. Ia harus menerima nasib lima kali memungut bola dari gawangnya. Yang menarik, Peter tidak pernah lagi kebobolan lima gol selama delapan tahun tugasnya bersama Setan Merah.

“Kota Linz sampai membuat sebuah donasi agar bisa membawa pertandingan itu ke kota mereka. Austria Wien adalah juara Liga Austria saat itu dan akan bermain melawan Arsenal pada ajang Piala Champions beberapa minggu kemudian dan itu menjadi ujian besar bagi mereka. Sir Alex Ferguson sangat senang dengan Austria dan sempat mendapat makanan berupa pangsit khas Austria,” kata jurnalis sepakbola Austria, Harald Bartl kepada Manchester Evening News.

Austria Wien mungkin memiliki prestasi yang bagus pada saat itu, namun tetap saja nama besar mereka masih jauh dari United yang pada musim itu hanya bermain di kompetisi kelas dua, Piala Winners. Ferguson bahkan menurunkan pemain bintangnya seperti Steve Bruce, Paul Parker, Neil Webb, Paul Ince, dan duet striker Brian McClair dan Mark Hughes. McClair menjadi pencetak gol United pada pertandingan tersebut.

Kelelahan mungkin menjadi alasan yang cukup logis dibalik kekalahan telak United tersebut. Bagaimana tidak, laga melawan Austria Wien digelar dua hari setelah mereka bermain melawan Aberdenn. Selain itu, laga tersebut merupakan laga keempat yang dimainkan United dalam tempo satu pekan. Pemain sehebat apa pun pasti akan capek jika diminta bermain sebanyak itu dengan waktu istirahat yang sangat sedikit.

Beruntung bagi United karena kekalahan tersebut bukanlah pertanda kalau mereka akan menjalani musim yang buruk. Sebaliknya, musim 1991/1992 berjalan baik bagi United. Mereka finis nomor dua di liga. Selain itu, mereka juga meraih dua gelar yaitu Piala Super Eropa dan Piala Liga. Selain itu, tim yang dimiliki Sir Alex menjadi fondasi bagi dirinya untuk meraih trofi Premier League musim berikutnya.

Dini hari nanti, United akan kembali ke kota dan stadion yang sama. Yang membedakan adalah lawan yang dihadapi. Skuat Ole Gunnar Solskjaer tentu berharap kunjungan kedua mereka ke kota Linz akan mendapatkan hasil yang berbeda dari yang pernah didapatkan para seniornya.