Tragedi Munich yang terjadi pada 6 Februari 1958 membuat kondisi Manchester United begitu berantakan. Bagaimana tidak, tujuh pemainnya divonis tewas sesaat setelah kecelakaan (Duncan Edwards masih koma di rumah sakit). Dua pemain lainnya, Johnny Berry dan Jackie Blanchflower divonis tidak bisa bermain lagi. Mereka juga kehilangan Matt Busby yang harus beristirahat secara intensif selama dua bulan.
Di tengah segala kesulitan tersebut, Manchester United tetap teguh ingin bertanding di seluruh kompetisi yang mereka ikuti. Jika menilik adegan dalam film United, saat itu Setan Merah diizinkan untuk absen dari kompetisi namun hal itu ditolak karena Setan Merah tidak mau larut dalam kesedihan meski dirundung kejadian yang tidak mengenakkan.
Untuk tetap berkompetisi, United harus punya sosok yang bisa memegang tim selama Busby dirawat di rumah sakit. Tanpa seorang manajer, kondisi klub tetap tidak bisa berjalan dengan baik meski mereka memiliki pemain yang bisa menggantikan sembilan orang yang sudah tidak bisa lagi bermain tersebut.
Sosok yang kemudian diberi mandat untuk mengurus klub adalah Jimmy Murphy. Namanya memang tidak sebesar sosok Busby, karena hanya berperan sebagai asisten. Namun Murphy adalah orang yang bertanggung jawab atas kehebatan tim muda United yang langsung mendulang sukses saat pertama kali didirikan pada 1952. Beberapa pemain lulusan akademi saat itu, adalah buah kerja keras seorang Murphy.
Nama Murphy seharusnya ada dalam rombongan yang mengalami kecelakaan tersebut. Namun ia memilih tidak ikut karena selain bersama United, Murphy juga bertugas sebagai manajer tim nasional Wales. Satu hari sebelum United menghadapi Red Star Belgrade, Murphy menjalani babak kualifikasi Piala Dunia 1958 melawan Israel. Posisinya digantikan oleh Bert Whaley yang ironisnya menjadi korban meninggal dunia.
Jimmy syok saat pertama kali tiba di Manchester setelah membawa Wales lolos ke Piala Dunia satu-satunya sepanjang sejarah mereka tersebut. Kondisi stadion begitu sepi sampai dia kemudian menerima kabar kalau rekan-rekannya meninggal dunia.
“Itu adalah perjalanan panjang yang melelahkan ke Manchester. Alma, sekretaris Matt, datang dan memberi tahu saya tentang kecelakaan itu. Aku belum bisa mendengarnya ketika Alma berkata kalau di pesawat itu banyak yang meninggal. Saat dia mengucapkan yang ketiga kalinya, Alma menangis. Saat itu tangisan Alma mempengaruhi saya. Saya berjalan ke kantor dan ikut menangis,” kata Jimmy beberapa tahun kemudian.
Ketika Murphy mengunjungi rumah sakit tempat Busby dirawat, manajer United tersebut hanya membisikkan beberapa kata. Yang paling vital tentu saja saat Busby mengatakan kepada Jimmy, “Biarkan bendera (United) tetap berkibar, Jimmy.” Sesuatu yang langsung memberinya dorongan ekstra untuk memberikan dedikasinya kepada klub.
“Kalau saya terus memikirkan kecelakaan itu, saya bisa menjadi gila. Saya memilih untuk melihat masa depan dengan mengandalkan anak-anak muda,” katanya.
Murphy langsung bekerja ekstra. Beberapa perekrutan dadakan dilakukan. Dari pemain muda yang mendadak menjadi profesional, hingga pemain yang sebelumnya tidak dikenal oleh United. Real Madrid berniat meminjamkan pemainnya, sesuatu yang ditolak dengan halus karena mereka ingin berjaya dengan kekuatan sendiri.
13 hari setelah tragedi, United kembali bertanding. Jimmy memimpin tim untuk menghadapi Sheffield Wednesday di Piala FA. Program pertandingan United saat itu tidak mencantumkan nama-nama pemain yang akan bermain karena ditakutkan penonton tidak paham siapa saja mereka. Dari skuad yang bermain saat itu, hanya Harry Gregg dan Bill Foulkes, dua pemain yang selamat meski berada di dalam pesawat. Secara ajaib, tim dadakan tersebut sukses mengalahkan Sheffield dengan skor 3-0. Shay Brennan mencetak dua gol sedangkan sisanya dibuat oleh Alex Dawson.
Manchester United memang menang di laga pertama pasca tragedi Munich, namun setelahnya perjalanan klub kerap menemui kendala. Di liga, mereka hanya memenangi satu pertandingan saja dan terpaksa finis di tempat ke-9. Sebelum terjadinya kecelakaan, Setan Merah sebenarnya masih berkutat di posisi tiga besar.
Akan tetapi, perjalanan United begitu spektakuler ketika di ajang piala. Klub ini mencapai semifinal Piala Champions dan sempat mengalahkan Milan sebelum kalah agregat 5-2. Yang sensasional tentu saja saat Jimmy membawa United hingga ke final Piala FA sebelum dikalahkan Bolton Wanderers.
Namun finis di papan tengah, semifinal Piala Champions, dan melangkah ke final Piala FA adalah pencapaian yang luar biasa mengingat sebelumnya tim ini hancur lebur karena kecelakaan tragis. Semua berkat sosok Jimmy Murphy yang pada musim panas memberikan prestasi kepada Wales yaitu melangkah ke delapan besar Piala Dunia 1958.
Meski hanya sebagai orang nomor dua setelah Busby, namun loyalitasnya bersama klub tidak perlu diragukan lagi. Semua tawaran yang mengajaknya untuk menjadi manajer, ia tolak. Sampai ia pensiun pada 1971, hidupnya hanya diberikan untuk United. Ia meninggal pada 1989. Sebagai bentuk penghormatan, namanya disematkan oleh pihak klub sebagai gelar untuk para pemain muda yang diberi nama Jimmy Murphy Young Player of The Year.