Kabar buruk itu hadir pada pagi 11 Juni 2009. Manchester United mempersilakan Cristiano Ronaldo berbicara dengan Real Madrid. Tak berselang lama, kabar kepindahannya ke Santiago Bernabeu dikonfirmasi.
Momen buruk terus dirasakan penggemar United. Dua pekan sebelumnya, The Red Devils kalah di final Liga Champions menghadapi Barcelona. Satu penyebabnya adalah pemain terbaik dunia lainnya, Lionel Messi.
Ronaldo adalah satu dari dua pemain terbaik di dunia saat ia meninggalkan United. Mencari penggantinya adalah tugas yang mustahil. Sulit mencari pemain yang mampu mencetak 118 gol dari 292 penampilan, sekaligus meraih trofi Ballon d’Or.
Namun, United bukannya tanpa keuntungan. Soalnya, penjualan Ronaldo menghasilan 80 juta paun atau yang tertinggi buat transfer pemain. Tapi tentu saja, Sir Alex Ferguson akan sulit untuk menghabiskannya.
Ferguson ingin timnya bermain secara kolektif, ketimbang permainan individu. Fergie pun menghadirkan Antonio Valencia, Michael Owen, Mame Birame Diouf, dan Gabriel Obertan.
Obertan hadir sebulan setelah penjualan Ronaldo. Fergie mendatangkannya senilai tiga juta paun dari Bordeaux. Selain United, Obertan juga diincar oleh Arsenal, AC Milan, dan Inter Milan.
Fergie tertarik karena potensi yang dimiliki pemain kelahiran 26 Februari 1989 ini. Apalagi, ia juga mendapatkan dukungan dari Laurent Blanc yang saat itu tengah melatih Bordeaux.
“Gabriel adalah pemain yang telah kami lacak selama beberapa tahun. Tapi karena program pendidikannya, upaya kami untuk mendatangkannya jadi tertunda. Kami senang mendapatkannya sebagai prospek yang menarik,” tutur Fergie.
Obertan mengaku terkejut, karena ia sebenarnya tahu United mengincarnya. Namun, ia tak menyangka kalau transfernya akan terjadi pada 2009.
“Ferguson membuat saya tenang. Dia bilang padaku kalau di tahu pro dan kontra saya. Adalah potensiku yang membuatnya tertarik. Dia percaya padaku. Itu menyanjung dan mengejutkan,” kata Obertan yang kala itu masih berusia 20 tahun.
“Namun, aku tahu, aku masih punya banyak hal yang harus dilakukan untuk mencapai tingkatan Ronaldo.”
Dengan tekanan agar bisa bermain sebagus mungkin, Obertan membutuhkan awalan yang bagus. Sialnya, winger berkebangsaan Prancis ini justru cedera di pertandingan pramusim. Fergie pun memberi sinyal kalau Obertan baru akan main pada Oktober.
Sebelum naik ke tim utama, Obertan ada di bawah arahan Ole Gunnar Solskjaer di tim cadangan. Ia main sebanyak tiga kali sebelum naik ke tim utama. Ia pun mencatatkan debutnya di Piala Liga menghadapi Barnsley sebagai man of the match.
Penampilan bagusnya, membuat ia dimainkan di Premier League empat hari kemudia. Ia masuk dari bangku cadangan, dan punya peluang besar untuk mencetak gol pertamanya, tapi gagal. Ferguson menjelaskan kalau Obertan gugup saat ia diturunkan. Namun, Fergie senang karena Obertan merasa frustrasi saat gagal mencetak gol.
Obertan sempat main bagus, tapi sayangnya terhenti di 13 penampilan. Alasannya karena cedera. Hal ini yang juga disesali oleh Obertan karena datang ke United denga ncedera. Ia juga punya masalah punggung yang membuatnya sulit mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Tekanan pada Obertan kian membesar. Salah satunya karena Zoran Tosic, yang tiba pada Januari 2009, dijual setelah hanya setahun bersama United. Obertan pun memberanikan diri bicara pada Ferguson agar kemampuannya meningkat. Ia pun mendatangi ahli nutrisi agar tubuhnya lebih kekar dengan diet pasta dan sayuran.
Pada musim keduanya atau pada 2010/2011, Obertan mulai percaya diri. Ia dibawa United dalam tur pramusim ke Amerika Utara, dan mencetak gol pertamanya buat United dalam kemenangan 1-0 atas Philadelphia Union. Obertan berusaha untuk menampilkan yang terbaik, apalagi United mendatangkan winger lain, Bebe.
Lalu, bencana muncul. Sepekan kemudian, Obertan mengalami cedera lain di babak pertama dalam pertandingan menghadapi MLS All-Star. Dia harus dirawat hingga akhir September.
Mantan pelatih Obertan di Lorient, Christian Gourcuff, menyatakan kalau dia sebenarnya punya bakat, tapi ada jurang di permainannya. “Aku harap dia akan sukses, tapi dia harus naik secara mental,” kata Gourcuff yang mengingatkan sebelum kepindahannya ke United.
Kekuatan mental itu yang diperlukan bagi Obertan yang kesulitan untuk menjaga konsistensinya. Soalnya, percuma ia punya bakat kalau main tak konsisten.
Gol kompetitifnya buat United adalah saat United menang 3-0 atas Bursaspor di Liga Champions. Namun, di dua pertandingan selanjutnya ia cuma duduk di bangku cadangan dan tak dimainkan.
Obertan kembali main pada November, yang kemudian menjadi pertandingan liga terakhirnya menghadapi Wigan. Sepekan kemudian, ia main penuh di perempatfinal Piala Liga saat United yang diisi pemain cadangan, dibantai West Ham United 0-4.
Karena ini, Ferguson jadi kehilangan kepercayaan pada Obertan. Namun, sang pemain menunjuk Thierry Henry sebagai role modelnya, yang juga mengalami kesulitan saat pertama kali bergabung dengan Arsenal.
“Sepertiku, ketika Henry main, dia adalah pemain sayap. Lalu, ia menjadi striker karena senang mencetak gol. Aku tengah mencoba untuk mencetak lebih banyak gol dan lebih efisien di depan gawang,” tutur Obertan kala itu.
Apa yang dikatakan Obertan memang tidak salah. Henry hanya main 17 kali dan mencetak dua gol sebelum dipindahkan menjadi striker. Sementara Obertan mencetak satu gol dari 26 pertandingan. Sayangnya, Fergie tak punya waktu, dan tak mau mengambil risiko menjadikan Obertan sebagai striker, seperti Henry.
Sejak 2011, Obertan pun main di tim cadangan. Ia main 13 kali dan mencetak enam gol serta empat asis. Karena permainan bagusnya ini, ia dimainkan di Piala FA saat menghadapi Southampton dan Crawley. Tanpa ia tahu, pertandingan melawan Crawley menjadi pertandingan terakhirnya buat tim utama Manchester United.
Di akhir musim, United tampaknya sudah mendapatkan pengganti Ronaldo, tapi itu bukan Obertan melainkan Nani, yang di musim itu masuk PFA Team of the Year. Kehadiran winger Aston Villa, Ashley Young, memastikan akhir karier Obertan di United. Dan ketika Newcastle berminat merekrutnya, ia tak menolaknya.
“Bukanlah keputusan yang sulit saat datang ke sini (Newcastle). Aku menghabiskan dua tahun yang bagus di Manchester tapi cukup sulit dengan kompetisinya dan aku benar-benar membutuhkan sebuah klub di mana aku bisa bermain lebih banyak pertandingan. Aku ingin awal yang segar di sepakbola,” kata Obertan.
Sayangnya, awal yang baik itu hampir tak pernah terjadi. Cedera menghalangi Obertan yang membuatnya melanglangbuana ke Anzhi, Wigan, Levski Sofia, dan Erzurumspor. Di Turki, ia bermain sebagai gelandang serang.
Kepindahan Obertan ke United memang dirasa terlalu cepat. United tampaknya terlalu besar untuk bakatnya yang masih mentah. Lagi pula Obertan akhirnya tak pernah bisa menggantikan Ronaldo, orang lain pun masih belum ada yang bisa, hingga saat ini.
Sumber: Manchester Evening News.