Pada bagian pertama, Wilf McGuinness telah menceritakan bagaimana situasi sesi latihan Manchester United pada era 1950-an. Kali ini, pada bagian kedua giliran penjaga gawang Alex Stepney yang mengenang kembali sesi latihan yang ia rasakan saat membela Manchester United pada era 1960-an.

Stepney adalah penjaga gawang legendaris United dan satu dari sedikitnya penjaga gawang Setan Merah yang bisa mencetak gol ke gawang lawan. Dia adalah palang pintu terakhir yang sukses mengumpulkan 175 clean sheet dan membantu United memenangi gelar liga (1967), Piala FA (1977), dan Piala Champions (1968).

Stepney menceritakan kalau penjaga gawang adalah pemain yang dilupakan di sesi latihan. Padahal, saat itu penjaga gawang menjadi sosok yang mencuri perhatian karena pada era 1960-an, kiper sudah memulai inovasinya dengan menggunakan sarung tangan.

***

“Posisi kiper di era saya sangat sulit. Pada masa itu, tidak ada yang namanya pelatih kiper dan saya harus melakukan latihan yang sama dengan pemain yang lain yaitu lari. Sesuatu yang tidak bisa saya kuasai. Pada pra-musim, semua orang akan melakukan latihan yang sama yaitu berlari. Bahkan sepanjang musim, kiper juga harus terus latihan lari.”

“Pada sesi itu, aku selalu berada di posisi paling belakang, tetapi kamu tahu bahwa setelah dua atau minggu kamu akan merasa sangat bugar.”

“Pra-musim itu seperti pembunuh. Setelah satu musim selesai, kami memiliki tiga bulan waktu untuk libur dan untuk kembali ke dalamnya adalah mimpi buruk. Namun kita harus menghadapinya karena dengan latihan pra-musim tubuh kita bisa terjaga. Namun saat itu tidak ada program yang diberikan selama liburan seperti diet atau latihan apa pun.”

“Biasanya sekitar 10 hari sebelum kembali kamu berpikir ‘sebaiknya saya melakukan ini dan itu selama liburan’. Namun tidak peduli seberapa banyak persiapan yang Anda lakukan, tubuh Anda akan sangat kaku ketika kembali berlatih pra-musim.”

“Saat ini, seorang pemain bisa pergi ke Carrington sepanjang musim panas. Namun di era saya, The Cliff ditutup setelah musim berakhir. Kami harus latihan sendiri. Bahkan ketika kami berlatih sendiri, biasanya saya melakukan latihan dari jam 10 pagi hingga tengah hari, tetap saja tidak mendapatkan apa-apa.”

“Selama liburan, saya, Denis Law, George Best, dan Paddy Crerand akan bertemu dan berlatih bersama-sama. Tidak ada yang menyuruh kami untuk melakukan hal itu, itu muncul dari inisiatif sendiri. Namun itulah yang memberi kami semangat untuk menjadi pemain yang lebih baik lagi.”

“Saat The Cliff tutup, kami biasanya ke Heaton Park. Sebuah padang golf yang luas sekaligus tempat yang sangat mengerikan bagi penjaga gawang karena ketika kami bermain, lalu bola keluar, maka tidak ada batasan sejauh mana bola itu akan bergulir karena tidak ada garis pembatas lapangan. Itu adalah tes yang melelahkan bagi penjaga gawang.”

“Penjaga gawang United saat itu hanya ada dua yaitu saya dan Jimmy Rimmer. Para pemain akan bergantian menendang bola ke arah kami. Bagi pemain yang bukan penjaga gawang, sesi latihan seperti itu adalah latihan yang bagus. Namun sesi itu adalah mimpi buruk bagi kami para penjaga gawang.”