Foto: Zimbio.com

Tahun ini, Manchester United kembali mengunjungi negara-negara di Asia untuk mempersiapkan diri jelang musim kompetisi 2019/2020. Kali ini, giliran Singapura dan Cina yang akan dikunjungi oleh Marcus Rashford dan rekan setimnya. Saat para penggemar di Singapura dan Cina sudah siap menyambut para penggawa Setan Merah, para pendukung di Indonesia hanya bisa tertunduk lesu dan meratap sekaligus mengenang impian mereka yang pupus sedekade lalu.

***

Tanggal 14 Januari 2009, Manchester United mengumumkan kalau mereka akan melakukan tur pra-musim mereka di kawasan Asia. Empat negara dipilih sebagai bagian dari rangkaian tur mereka yaitu Malaysia, Korea Selatan, Cina, dan Indonesia. Malaysia menjadi negara pertama yang dikunjungi pada 16 Juli, tiga hari kemudian giliran Indonesia yang kebagian jatah dan menjadi negara yang akan disinggahi mereka paling lama dibanding negara lain.

Sebuah kebanggaan bagi Indonesia saat itu bisa mendatangkan klub sekaliber Manchester United yang baru saja menyamai torehan gelar liga Liverpool. Sekadar informasi, di era 2000-an, kedatangan tim-tim terkenal Eropa ke Indonesia cenderung meredup. Sebelum United datang, Borussia Dortmund dan Bayern Munich sudah lebih dulu berkunjung melawan Bambang Pamungkas dan kawan-kawan. Namun suporter yang datang saat itu jumlahnya tidak sesuai harapan.

Panitia sendiri telah menjual 77.600 lembar tiket yang dibagikan melalui sponsor, komunitas suporter United, dan dijual umum melalui situs rajatiket.com. Dengan kehadiran United, Gelora Bung Karno (GBK) diprediksi akan penuh sesak. Prediksi tersebut nampaknya akan terjadi karena mereka berjanji membawa skuad terbaik. Musim panas 2009, tidak ada turnamen Internasional kecuali Piala Konfederasi yang tidak diikuti oleh satu pun pemain United. Jakarta akan menyaksikan Wayne Rooney, Park Ji Sung, Patrice Evra, dan Rio Ferdinand akan berlari di rumput GBK.

“Penting bagi kami untuk memberi kesempatan kepada para penggemar melihat tim utama secara langsung. Perkembangan Premier League di Asia sungguh luar biasa. Ini adalah momen yang tepat bagi kami untu memberi sesuatu kepada mereka. Selain itu, tur ini akan menjadi ajang kami memperkenalkan seragam baru,” kata David Gill.

“Kami memutuskan untuk mengunjungi Indonesia pada 2009 karena kami merasakan adanya atmosfer luar biasa saat menjalani tur di Asia dan kami tahu kalau ada 12 juta penggear United di Indonesia.”

Tidak hanya pemain United dan penonton saja yang bersemangat, para pemain Indonesia juga sudah tidak sabar untuk melihat aksi mereka. Banyak dari mereka yang merupakan penggemar United. Seperti biasa, kedatangan tim-tim Eropa akan menjadi ajang yang tepat bagi mereka untuk belajar dan menimba pengalaman bermain melawan tim besar.

“Saya berharap bisa berduel dengan Paul Scholes karena sama-sama berposisi di lini tengah. Dia pengatur serangan yang andal dan salah satu yang terbaik di dunia. Saya ingin membuat Paul Scholes pulang ke Inggris dengan rasa penasaran karena bermain melawan saya,” kata Firman Utina.

Tragedi yang Menggugurkan Rencana

Dua hari sebelum kedatangan Sir Alex Ferguson ke Jakarta, tepatnya pada tanggal 17 Juli, peristiwa bom terjadi di Jakarta. Dua hotel megah yaitu JW Marriott dan Ritz Carlton menjadi sasaran. Sembilan orang dilaporkan tewas dengan enam di antaranya adalah turis asing dan 50 orang dilaporkan luka-luka.

Saat kejadian, skuad United masih berada di pesawat dan bersiap mendarat di Kuala Lumpur. Inside United melaporkan kalau raut wajah Sir Alex Ferguson langsung datar setelah mengetahui kejadian tersebut. Wajar jika Fergie terkejut karena Ritz Carlton akan menjadi tempatnya dan para pemain menginap.

Tidak butuh waktu lama bagi United untuk membuat keputusan. Setelah mendarat, konferensi pers pertama langsung diadakan. Isi pembicaraan sudah pasti mengarah pada kejadian tersebut. Keputusan kemudian langsung diambil yaitu United memutuskan untuk membatalkan kunjungan mereka ke Indonesia.

“Menyusul ledakan di Jakarta, tepatnya di salah satu hotel tempat kami menginap, dan berdasarkan saran yang kami terima, maka kami telah menginformasikan kepada PSSI kalau kami tidak bisa memenuhi agenda tur di Jakarta dalam rangkaian tur Asia 2009,” demikian pernyataan resmi klub enam jam setelah kejadian tersebut.

Juru bicara kepresidenan sampai turun tangan untuk memohon kepada United agar tidak membatalkan kunjungannya ke Jakarta. Namun pihak United menolak karena alasan keamanan.

“Kami kecewa karena persiapan untuk pertandingan ini sudah dilakukan jauh-jauh hari. Tapi karena alasan keamanan, kami harus membatalkan kunjungan,” kata David Gill. Sementa Sir Alex Ferguson mengatakan, “PSSI sudah bekerja keras membawa kami ke sana, namun tidak ada keputusan lain yang bisa kami ambil selain membatalkan kunjungan karena keamanan pemain adalah hal yang utama.”

Jika skuad United masih berada di pesawat, maka para pemain Indonesia sebenarnya sudah menginap sejak sehari sebelum kejadian di hotel JW Marriott. Beruntung, saat kejadian tim sudah keluar dari hotel untuk berlatih pada pukul 06.30 atau 67 menit sebelum kejadian terjadi.

Rencana pra-musim United langsung berantakan setelah kejadian tersebut. Beberapa opsi kemudian muncul yaitu langsung berangkat ke Korea Selatan setelah laga pertama melawan Malaysia atau menerima tawaran Australia yang mengajukan diri. Bahkan sempat terbersit kalau Indonesia yang akan hijrah ke Malaysia dan bertanding di Bukit Jalil.

Pihak United akhirnya memutuskan untuk tinggal lebih lama di Malaysia. Tidak hanya itu, mereka juga melakukan dua kali uji coba. Sebuah keistimewaan yang hanya bisa dirasakan suporter United di Negeri Jiran.

***

Selepas kejadian tersebut, Indonesia tidak lagi masuk dalam daftar negara yang akan mereka kunjungi setiap mereka berangkat menuju Asia. Padahal, United sudah tiga kali (2013, 2016, dan 2019) memilih Asia sebagai tempat mereka melakoni sesi pra-musim. Namun pada tiga kunjungan tersebut, United memilih Thailand, Jepang, Hong Kong, Cina, dan Singapura.

Entah kapan Indonesia benar-benar bisa disinggahi oleh para penggawa United. Namun bisa dimaklumi apabila mereka enggan memilih negara ini untuk kedepannya. Perasaan trauma sudah pasti ada dalam benak mereka karena satu dekade lalu para senior mereka nyaris menjadi korban dalam kejadian yang mengerikan.