Foto: Pinterest

Selama dilatih oleh Sir Alex Ferguson, ada satu rekor yang tidak bisa dibuat oleh Manchester United. Rekor tersebut adalah menjadi juara Premier League empat kali secara beruntun. Setiap kali meraih tiga gelar liga beruntun, United selalu mentok ketika melakoni percobaan keempat.

Tercatat ada dua kali momen ini terjadi. Yang pertama pada musim kompetisi 2001/2002. Berikutnya terjadi sembilan tahun kemudian yaitu pada musim 2009/2010. Apes bagi Fergie karena kegagalan tersebut disebabkan oleh dua pesaingnya yang sama-sama dari London yaitu Arsenal dan Chelsea.

Tidak hanya itu, kegagalan mereka menjadi juara juga disebabkan oleh kekalahan yang mereka terima dari lawannya tersebut di kandang sendiri. United kalah dari Arsenal pada 8 Mei 2002, sedangkan Chelsea mengalahkan United di Old Trafford pada tanggal hari ini tahun 2010.

Pekan ke-33 Premier League musim 2009/2010 mempertemukan United melawan Chelsea di Old Trafford pada Sabtu pukul 18.45 waktu Indonesia barat atau pada jam makan siang masyarakat Inggris. Saat itu, United (72 poin) unggul satu poin dari The Blues yang tepat berada di bawah mereka. Persaingan keduanya memang cukup sengit karena baik United maupun Chelsea bergantian menjadi pemuncak klasemen sepanjang musim.

Kedua kesebelasan juga dihadapkan dengan tiga lawan berat dalam enam pertandingan sisa. Selain Chelsea, United masih harus bertarung melawan Man City dan Spurs, sedangkan Chelsea akan menghadapi Spurs dan Liverpool dalam rangkaian race for the title mereka.

Akan tetapi, United datang ke laga ini dengan membawa kabar buruk. Bintang mereka, Wayne Rooney, absen karena cedera engkel yang ia terima tiga hari sebelumnya ketika melawan Bayern Munich. Hanya ada dua striker United yang fit pada saat itu yaitu Dimitar Berbatov dan Federico Macheda. Sebaliknya, Chelsea justru bisa memainkan skuat terbaiknya.

Penggemar United jelas mengharapkan kemenangan dari pertandingan ini. Jika tiga poin bisa diraih, maka mereka bisa memperlebar jarak menjadi empat poin dan mimpi untuk mengangkat trofi Premier League empat kali beruntun bisa terealisasi.

Namun dukungan suporter United ternyata tidak menular kepada pemainnya. Mereka tampil lesu dan kesulitan untuk mengimbangi permainan Chelsea. Dimitar Berbatov terisolasi di lini depan. Sebuah bukti kalau ketergantungan terhadap Rooney begitu besar sehingga ketajaman United di lini depan berkurang drastis tanpa kehadirannya. Bayangkan, hanya ada satu peluang bagus yang bisa dibuat United pada babak pertama.

“Tanpa Rooney, mereka bukan tim yang sama. Rooney adalah pemain yang luar biasa dan kehilangannya sulit digantikan oleh pemain lain. Berbatov juga bagus, tapi Rooney jauh lebih bagus. Dia pemain yang luar biasa,” kata Carlo Ancelotti setelah pertandingan.

Gamangnya permainan United membuat Chelsea begitu nyaman dalam mengalirkan bola. Mereka akhirnya unggul terlebih dahulu melalui flick Joe Cole memanfaatkan umpan Florent Malouda. Cole sukses mengecoh Edwin van der Sar yang membuat pendukung United terdiam.

Keadaan ternyata tidak berubah pada babak kedua. United sulit mengembangkan serangan, sedangkan Chelsea mampu bertahan dengan sangat baik. United punya kesempatan mendapat penalti ketika laju Park Ji-Sung ditahan oleh Yuri Zhirkov. Akan tetapi, wasit Mike Dean menolak permintaan tersebut.

Krisis pemain karena cedera membuat Sir Alex Ferguson tidak mempunyai banyak pilihan dalam timnya saat itu. Dari tujuh pemain cadangan yang dibawa, mereka hanya punya Nani dan Macheda yang bisa diandalkan untuk menyerang. Lima lainnya adalah pemain belakang yaitu Kuszczak, Rafael, Ritchie de Laet, Darron Gibson, dan Michael Carrick. Nani dan Macheda kemudian bermain pada menit ke-71 dan 72.

Semenit sebelum Nani dan Macheda bermain, Ancelotti memasukkan Drogba menggantikan Nicolas Anelka. Keputusan yang membuahkan hasil karena 10 menit jelang laga berakhir, Drogba menggandakan keunggulan. Menerima bola dari Salomon Kalou, Drogba melepaskan tendangan keras yang membuat Van Der Sar tidak berkutik.

Gol ini membuat penggemar Manchester United di seluruh dunia berang. Dalam prosesnya, Drogba offside sangat jauh dan berada dalam pandangan hakim garis saat itu. Sayangnya, tidak ada bendera yang diangkat menandakan kalau gol itu sah. Ferguson dan Mike Phelan sangat kesal terhadap kejadian tersebut.

Proses gol kedua Chelsea yang dicetak Drogba (Foto: The Republik of Mancunia)

“Hakim garis berada tepat di depannya, dia salah. Dalam permainan sebesar itu, kesalahan seperti itu sangat buruk,” kata Ferguson.

“Anda mengharapkan pengadil bisa melakukan pekerjaanya dengan benar? Itu bahkan bukan offside yang tipis. Mereka gagal melakukan pekerjaan mereka,” tutur Phelan menambahkan.

Dua menit setelah gol kontroversial tersebut, United bisa memperkecil kedudukan melalui Macheda. Harapan untuk melihat fergie time tidak hadir karena United hanya punya satu peluang emas yaitu melalui sepakan Berbatov yang tepat mengarah ke pelukan Cech. Setan Merah kalah 1-2.

Hasil ini membuat Chelsea menggusur United dari posisi pertama dengan keunggulan dua poin. Bagi United, ini adalah pertandingan terburuk kedua mereka secara beruntun setelah kalah dari Bayern Munich beberapa hari sebelumnya. Kekalahan ini menjadi awal dari hilangnya gelar Premier League mereka karena sepekan kemudian mereka kembali bermain buruk di kandang Blackburn. United seri tanpa gol dan membuat Chelsea memperlebar jarak menjadi empat poin.

Pada akhir musim, Chelsea menjadi juara Premier League dengan 86 poin. Mereka unggul satu poin dari United yang terus menekan mereka hingga akhir musim kompetisi. Kepada Inside United, Fergie mengaku tidak kecewa dengan kegagalan mereka menjadi juara liga. Sebaliknya, ia justru kecewa karena tersingkir di Liga Champions karena kalah gol tandang dari Bayern Munchen.