Gabriel Heinze memimpin teman-temannya menerima guard of honour. Foto: Sportbible

“Inilah kenapa Sir Alex Ferguson disebut legenda” begitulah kata Nick Elliott, penulis di Dream Team FC ketika membahas momen yang terjadi pada 9 Mei 2007. Pada tanggal itu, Chelsea memberikan tepuk tangan penghormatan bagi pemain (cadangan) United yang baru saja memastikan diri menjadi juara Premier League.

Stamford Bridge seharusnya menjadi final dari persaingan perebutan gelar Premier League musim 2006/2007. Chelsea akan bertanding melawan Manchester United untuk memastikan siapa yang berhak meraih mahkota Premier League.

Akan tetapi, hasil imbang Chelsea melawan Arsenal pada pekan ke-36 membuat Stamford Bridge justru menjadi tempat digelarnya pesta juara Setan Merah. Kemenangan United atas City membuat jarak melebar menjadi tujuh poin dan Chelsea sudah tidak bisa lagi mengejar United yang memastikan diri menjadi juara.

Hal ini kemudian mengubah atmosfer laga yang sebelumnya diharapkan menampilkan pertandingan menarik dengan jual beli serangan, justru menjadi laga formalitas bagi kedua kesebelasan.

Pil pahit bagi Chelsea tidak berhenti sampai di situ. Kandan mereka juga menjadi tempat bagi United untuk mendapatkan guard of honour. Sebuah balasan dari apa yang terjadi pada 2005 ketika Old Trafford harus melakukan hal yang sama kepada The Blues. Akan tetapi, momen tersebut akan selalu menjadi cerita di kalangan penggemar United karena Chelsea harus memberi tepuk tangan kepada para pemain cadangan klub.

Bukan Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, atau Ryan Giggs, namun laga pekan ke-37 Premier League 2006/2007 menampilkan sosok-sosok seperti Kieran Lee, Chris Eagles, Darren Fletcher, Kieran Richardson, hingga Dong Fangzhuo, yang mendapat penghormatan dari pemain sekelas John Terry, Michael Essien, Paolo Ferreira, dan John Obi Mikel.

“Melihat beberapa wajah, melakukan itu (barisan penghormatan) bukanlah sebuah hal yang menyenangkan. Meski begitu, kami harus melakukan hal itu karena kami sepenuhnya menghormati mereka sebagai pemain dan individu,” kata John Terry.

Melihat rival menjadi juara saja sudah sangat menyebalkan, apalagi harus memberikan ucapan selamat juara. Yang dimainkan pemain cadangan pula. Namun, Chelsea harus ikhlas dan tidak punya pilihan lain karena pemain cadangan inilah yang dipasang oleh Ferguson sejak awal laga meski tenaga mereka tidak terbuang sebanyak pemain utama. Bahkan beberapa pemain inti tidak dibawa oleh Sir Alex Ferguson pada saat itu.

Laga melawan Chelsea saat itu berakhir dengan skor imbang tanpa gol. Meski beberapa peluang emas hadir, namun sekali lagi laga ini sifatnya hanya formalitas yang membuat greget laga ini menjadi berkurang. Ferguson sendiri bahkan senang dengan hasilnya.

“Saya senang dengan hasilnya karena kami bermain demi kehormatan dan kebanggaan. Mungkin ketika orang melihat tim yang akan bermain, mereka berharap Chelsea bisa mengalahkan kami, tapi masalahnya bukan di situ,” tuturnya.

“Saya senang kami mendapat hasil imbang. Kami bagus dalam hal menguasai bola dan para pemain begitu percaya diri, meskipun kami harus lebih banyak bertahan dalam 15 menit terakhir,” kata Fergie menambahkan.

Keputusan Ferguson memainkan pemain cadangan saat itu bisa dimaklumi. Keberhasilan meraih gelar liga membuat Fergie melihat trofi Piala FA sebagai target berikut. Kebetulan, United melaju ke final dan akan berhadapan dengan Chelsea. Jose Mourinho sendiri pada laga itu juga tidak banyak memainkan pemain utama meski masih memasang John Terry, Obi Mikel, dan Michael Essien.

Sebenarnya, United bisa saja membuat luka dalam tubuh Chelsea semakin perih dengan mengangkat piala di Stamford Bridge. Namun hal itu urung dilakukan karena jauh lebih enak dan nikmat merayakan gelar juara di depan pendukung sendiri.

Kekecewaan Chelsea yang tidak bisa meraih gelar Premier League ketiga berturut-turut sedikit terobati dengan raihan Piala FA. Gol dari Didier Drogba empat menit sebelum perpanjangan waktu kedua berakhir membuat United hanya memiliki satu gelar pada musim 2006/2007.