Jarang-jarang ada mantan juara Premier League yang bisa dibantai dua kali oleh Manchester United sepanjang sejarah kompetisi ini. Kalaupun ada, ya Arsenal namanya.
Hampir seluruh suporter United masih ingat, dan bahkan terus ingat, momen ketika anak asuh Arsene Wenger tampil berantakan pada musim 2011/2012. Hasilnya, United bermain dengan nyaman hingga skor akhir menunjukkan kemenangan mutlak bagi mereka dengan skor 8-2.
Kemenangan itu tidak serta-merta berarti tiga poin tambahan bagi United melainkan inilah kali kedua mereka bisa mempermalukan Meriam London dengan skor mencolok. Mundur sekitar 11 tahun sebelum skor 8-2 tersebut, United sudah melakukan pembantaian mereka yang pertama.
Era 90-an menjadi salah satu era paling menarik sepanjang sejarah Premier League. Hal ini tidak lepas dari keberadaan dua manajer jenius pada saat itu Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger. Keduanya menjalani persaingan yang ketat dimana dominasi Sir Alex saat itu patah oleh Wenger pada musim 1997/98.
Akan tetapi, setelahnya Fergie kembali kokoh berdiri di atas Wenger dan bahkan mendominasi tiga musim beruntun dan dua diantaranya bahkan dengan selisih poin yang cukup jauh termasuk pada musim 2000/2001 saat United menang sangat telak atas rivalnya tersebut.
Dalam lanjutan pekan ke-29 Premier League, Setan Merah sudah punya keunggulan 13 poin atas Arsenal yang berada di bawahnya. Saat itu, liga sepertinya sudah berakhir dan hanya tinggal menunggu kapan resminya United kembali mendapat gelar juara liga mereka.
Serangan bertubi-tubi langsung dilancarkan United ke gawang Arsenal dan hanya butuh tiga menit bagi mereka untuk unggul berkat Dwight Yorke setelah melakukan kombinasi apik dengan Paul Scholes.
Arsenal sebenarnya bisa merespon dengan baik dan menyamakan kedudukan melalui Thierry Henry pada menit ke-16. Namun gol itu justru melecut semangat United untuk mengamuk yang hasilnya empat gol langsung mereka sarangkan melalui Dwight Yorke pada menit ke-18 dan 22, Roy Keane pada menit ke-26, dan Solskjaer pada menit ke-28. Kemenangan sudah mutlak tampaknya akan didapat kubu merah.
Spesial bagi Yorke, dia menjadi pemain Manchester United pertama yang bisa mencetak tiga gol ke gawang Arsenal di Premier League. Catatan ini kemudian diteruskan oleh Wayne Rooney saat mereka menang dengan skor 8-2.
“Tiga gol saya menjadi salah satu bahan perbincangan fan setiap kali saya membahas pertandingan melawan Arsenal di Old Trafford. Sungguh menakjubkan rasanya bisa membantu Manchester United mengalahkan rival terkuat,” tutur Yorke.
Pada babak kedua, United memilih untuk mengendurkan serangan mereka dan memilih untuk mengontrol pertandingan dengan ball possesion. Meski begitu, mereka masih bisa menambah satu gol lagi berkat sumbangan Teddy Sheringham pada menit ke-90+1.
Arsene Wenger sendiri tidak mengelak kalau kekalahan ini menjadi kekalahan terburuk yang pernah ia terima. Sang profesor bahkan menyebut kalau timnya sebenarnya sudah kalah bahkan sebelum pertandingan dimulai.
Dominasi United yang sudah unggul 13 poin sebelum laga menjadi alasan. Tidak hanya itu, krisis pemain yang mendera Arsenal, khususnya di lini belakang, membuat timnya kehilangan separuh kekuatan. Pada pertandingan ini, Arsenal tidak bisa memainkan Tony Adams, Martin Keown, dan Lee Dixon. Ia bahkan memainkan Ashley Cole yang baru berusia 20 tahun saat itu.
Dengan jarak 16 poin dan menyisakan 10 pertandingan lagi, membuat United sedikit lebih santai mengarungi sisa kompetisi. Meski sempat imbang melawan Leeds dan kalah dari Liverpool, gelar juara yang mereka inginkan bisa didapat dengan sisa lima pertandingan. Meski begitu, mereka kehilangan tiga laga terakhir karena kalah dan membuat selisih akhir mereka dengan Arsenal tinggal 10 angka.