Foto: Twitter

Pemilihan tim oleh manajer sementara Manchester United Ralf Rangnick dikabarkan telah menyebabkan beberapa pemain merasa sangat tidak senang. Padahal belum lama ini, para pemain United merasa bahwa keadaan timnya sedang baik-baik saja dan tidak ada satu pun yang merasa tidak bahagia.

Namun sepertinya, sejak pemecatan Ole Gunnar Solskjaer, mereka saat ini memang masih menyesuaikan diri dengan manajer baru. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa mereka pun mengalami proses adaptasi yang begitu signifikan. Apalagi baru-baru ini beberapa pemain menjadi tidak senang karena tidak bermain.

Menurut Manchester Evening News, moral serta kondisi ruang ganti para pemain United sebenarnya sangatlah rendah. Tidak ada semangat yang besar, dan kekalahan akhir pekan lalu dari Manchester City memperparah kondisi tersebut. Alasan paling besar di balik drastisnya penurunan moral ini dikatakan karena pemilihan tim yang berubah-ubah di setiap pertandingan.

Padahal ini adalah masalah kecil ketika United masih di bawah asuhan Solskjaer. Di mana pria asal Skotlandia itu sering menolak untuk memilih pemain tertentu pada skuatnya, dan bahkan untuk kompetisi yang mudah sekalipun. Tapi sekarang, semuanya tidaklah sama. Banyak pemain yang diganti, termasuk Marcus Rashford.

Di pertandingan melawan Manchester City, pemain asal Inggris itu jadi satu-satunya striker yang bisa mengisi pos lini depan lantaran Edison Cavani dan Cristiano Ronaldo cedera. Tapi ia malah dicadangkan oleh Rangnick. Maka wajar saja mengapa ia sedikit kesal dengan keputusan tersebut.

Lebih parahnya lagi, ada kabar bahwa satu pemain United sampai menyebut rekan setimnya yang lain sebagai “hewan peliharaan manajer” karena terus dimainkan. Sementara pemain yang menuduh itu memang sering gagal mendapat menit bermain di lapangan.

Faktanya beberapa pemain Manchester United memang tidak terkesan dengan pihak klub yang mempekerjaka Ralf Rangnick. Terutama karena latar belakang sang manajer sebelumnya yang adalah direktur olahraga di Rusia dan Jerman.

Rangnick sendiri juga memiliki catatan prestasi yang minim. Ia hanya mampu meraih trofi Piala Jerman bersama Schalke pada 2011. Hanya saja, beberapa pemain Setan Merah yang lain tak mau mengalihkan tudingan keadaan buruk United musim ini kepada manajer sementara. Mereka cukup adil untuk menilai diri mereka sendiri, dan kenyataannya pun sang manajer sementara hanya dikontrak selama enam bulan saja.

Di samping itu, kondisi moral ruang ganti Manchester United juga semakin dibuat sengsara dengan bentuk pertahanan timnya yang tidak kunjung membaik. Hal ini tidak bisa dibantah. Karena sebagus apapun Ralf Rangnick atau manajer lain, mereka tidak akan dapat menantang gelar jika memiliki masalah pertahanan yang dialami United saat ini.

Bayangkan saja, pasukan The Red Devils telah kebobolan 38 kali di Premier League. Catatan itu bahkan lebih banyak dari kombinasi kebobolan Chelsea dan Manchester City yang jumlah totalnya hanya 36 gol. Pertahanan kedua tim panan atas Premier League itu memang sangat luar biasa di musim ini, dan tentu saja berbeda jauh dari bentuk pertahanan United.

Walaupun sebetulnya, ketika Rangnick mulai mengisi kursi manajer Setan Merah, bentuk pertahananya sedikit mengalami peningkatan. Hanya sayangnya hal itu tidak terjadi ketika mereka dikalahkan 4-1 oleh City. Bahkan terlihat jelas bahwa pertahanan yang ditunjukkan United di laga itu begitu lucu, sehingga setiap kesalahannya memang lebih kepada individu pemain.

Dengan begitu, sederhananya, tidak ada kemungkinan bagi Manchester United untuk memenangkan trofi kecuali bentuk pertahanan mereka beres. Apakah itu nantinya akan jadi perubahan individu pemain atau perubahan taktis, semuanya akan terserah manajer.

Sehingga semua ini akan bisa memperbaiki setiap kondisi tim United. Baik itu di dalam maupun di luar lapangan. Malah bisa jadi, dengan perbaikan ini, moral ruang ganti United pun bisa berubah. Dan para pemain akan memiliki semangat yang lebih untuk berjuang meraih kesuksesan bersama klub.