Gary Neville tidak menahan dirinya ketika memberi penilaian atas hasil seri mengecewakan Manchester United ketika bertandang ke King Power Stadium pada Sabtu lalu (23/12).

Setelah United terlihat ‘membiarkan’ gol terakhir dari pemain Leicester terjadi di menit akhir pertandingan, Neville sontak mengkritik tim asuhan Mourinho dengan mengatakan jika pemain belakangnya itu memiliki kecenderungan ‘disorganisasi’ dan ‘kurang kepemimpinan’ dalam mengawal barisan pertahanan.

Di sisi lain, Jose Mourinho sendiri telah melabeli pemain United dengan sebutan “kekanak-kanakan” setelah mereka membiarkan hasil imbang 2-2 di Leicester terjadi begitu saja, dan Neville sepakat dengan apa yang bos United tersebut katakan.

Eks kapten United tersebut tertegun melihat barisan belakang tim berjuluk The Red Devils itu kacau karena kurangnya komunikasi antara para pemain di menit akhir pertandingan. Ia pun menilai jika bek United, Chris Smaling, seharusnya menjadi ujung pertahanan yang berpengalaman dalam menggagalkan peluang di menit akhir.

“Smalling seharusnya memamerkan diri jika dia adalah ujung tombak pertahanan yang berpengalaman dalam menggagalkan segala peluang, dan menunjukkan diri bahwa dia sedang berjuang dengan hal itu. Tapi itu semua nyatanya tidak terjadi selama dua atau tiga menit terakhir,” pungkas Neville pada The Gary Neville Podcast.

“Kemudian Phil Jones, seharusnya menyadari bahwa hal itu telah terjadi dan mencoba untuk mengatur kembali sistem pertahanan yang kokoh. Seperti yang saya lihat, Ander Herrera menolak untuk kembali ke kanan dan memberi tahu Henrik Mkhitaryan untuk kembali ke sana membantu pertahanan. Tiba-tiba Smalling duduk dan kemudian berbelok ke pinggir lapangan dan kemudian kembali lagi ke pos bek tengah. Disorganisasi itulah yang membuat Harry Maguire berhasil mencetak gol.”

“Anda tidak bisa percaya jika disorganisasi dan kurangnya kepemimpinan yang ditunjukkan oleh para pemain Manchester United pada akhir pertandingan sangat jelas terlihat. Dalam sebuah pertandingan yang seharusnya mereka menangkan, mereka justru terlihat seperti tim yang ingin kalah. Jose pasti marah saat melihat hal itu,” ungkap Neville.

United kini tertinggal 13 poin di bawah pemimpin klasemen sementara Manchester City, yang sebelumnya berhasil mengalahkan Bournemouth dengan skor 4-0. City bisa dibilang memainkan beberapa permainan sepakbola paling menarik untuk ditonton dalam sejarah Premier League, namun Neville berpikir mereka memiliki jalan yang panjang untuk membuktikan bahwa mereka mampu meraih titel juara musim 2017/2018.

“Saya tidak bisa menempatkan City di manapun, entah sebagai juara atau apapaun. Dalam hal ini, mereka adalah tim hebat karena mereka belum pernah kalah di musim ini. Tapi ketika mereka memenangkan liga, saya akan mengatakan itu adalah pencapaian yang bagus. Tapi untuk menjadi salah satu tim hebat dalam sejarah sepakbola Inggris, mereka harus memenangkan banyak liga. Mereka juga harus menang dua atau tiga gelar selanjutnya,” tandasnya.

“Anda memikirkan tim seperti Bayern Munich atau tim Barcelona ketika di asuh Pep Guardiola, di mana dia memenangkan beberapa gelar Eropa. Mereka adalah tim hebat. Begitu juga tim Chelsea di bawah Jose Mourinho, tim United di bawah Sir Alex dan tim Liverpool selama bertahun-tahun, mereka semua adalah tim yang hebat.”

“Tapi saya tidak bisa mengatakan sebuah tim yang memenangkan liga satu kali adalah tim yang benar-benar hebat. Namun, mereka mencapai hal-hal besar di musim ini. Saya belum pernah melihat yang seperti ini. Tapi, mari nikmati, dan hormati gambaran yang lebih besar, saya pikir mereka harus memenangkan lebih dari satu kejuaraan liga, dan piala Eropa sebelum mereka benar-benar menjadi tim yang hebat,” tambah Neville.

 

Sumber: Sky Sports