Foto: Irish Mirror

Karier singkat sebagai caretaker di Manchester United tampaknya cukup untuk membawa Michael Carrick mendapat karier impiannya sebagai manajer. Beberapa jam yang lalu, Middlesbrough mengumumkan kedatangan pria berusia 41 tahun ini sebagai juru racik taktik yang baru.

Kesebelasan yang akrab disapa Boro itu menunjuk Carrick untuk menggantikan Chris Wilder yang dipecat pada 3 Oktober lalu akibat hasil buruk yang terus mereka raih. Sebelum memilih Carrick, posisi sebagai manajer diisi oleh Leo Percovich selaku caretaker.

“Middlesbrough adalah klub profesional pertama saya ketika saya bermain pada umur sembilan tahun. Jadi, sangat istimewa rasanya bisa kembali ke sini sebagai pelatih kepala. Merupakan hak istimewa bagi saya bisa ada di posisi ini dan merasakan semua antusiasme yang Anda miliki untuk sepakbola dan khususnya untuk Boro,” kata Carrick.

Di Riverside, Carrick akan ditemani oleh sesama alumni Tottenham Hotspur, Jonathan Woodgate yang sempat menjadi manajer tim ini selama semusim. Di sisi lain, Percovich akan mengambil peran sebagai kepala pengembangan pemain.

Carrick menjadi manajer permanen keenam yang mereka tunjuk sejak klub ini terdegradasi dari Premier League 2017 lalu. Ia juga menjadi manajer yang ke-13 pada masa jabatan Steve Gibson sebagai ketua klub. Nama besarnya diharapkan bisa membawa klub ini beranjak dari posisinya yang sekarang.

“Kami mengidentifikasi sejumlah nama yang masuk dan kami terkesan kepada semuanya. Akan tetapi, Michael adalah kandidat yang luar biasa. Dia punya selera yang selaras dengan ambisi kami,” kata Gibson.

Jerat Divisi Tiga

Keputusan mengangkat Carrick bisa dibilang merupakan sebuah perjudian yang dilakukan oleh finalis Piala UEFA 2006 tersebut. Wajar saja mengingat pengalamannya sebagai manajer masih sangat sedikit. Pengalaman ini akan menjadi yang pertama bagi dirinya memimpin tim utama secara penuh setelah hanya menjadi staf pelatih dan caretaker bersama United.

Apalagi posisi Middlesbrough di klasemen juga sangat mengkhawatirkan. Hasil imbang tanpa gol melawan juru kunci Huddersfield membuat posisi tim belum beranjak dari peringkat ke-21 klasemen sementara. Mereka bahkan berjarak lima poin saja dari klub berjuluk The Terriers tersebut.

Akan menjadi tugas Carrick untuk membawa klub ini setidaknya selamat dari jerat degradasi ke League One. Lima pertandingan tersisa sebelum kompetisi jeda karena Piala Dunia harus bisa dimaksimalkan agar setidaknya bisa membawa tim ini menjauh dari ancaman.

Pencapaian Boro sejauh ini berbanding terbalik dengan apa yang mereka capai musim lalu. Belum lupa dari ingatan ketika mereka bisa memecundangi United di Old Trafford pada babak keempat Piala FA dan menyelesaikan kompetisi pada urutan tujuh klasemen akhir. Sekarang, mereka terancam untuk bermain kembali ke divisi tiga untuk pertama kalinya sejak musim 1986/1987.

Tentu bukan tugas yang gampang bagi Carrick untuk mengatasi tekanan tersebut. Ia hanya punya lima pertandingan yang harus dimaksimalkan sampai kompetisi absen karena Piala Dunia.

Namun jika melihat track record Carrick dalam tiga laga bersama United sebagai manajer interim, tampaknya tekanan bukan persoalan sulit baginya. Ketika itu, Carrick mendapat beban untuk meraih kemenangan melawan Arsenal dan Chelsea, serta Villarreal agar lolos dari babak grup Liga Champions.

Carrick kemudian sukses meraih dua kemenangan melawan Arsenal dan Villarreal serta imbang 1-1 melawan Chelsea. Hasil yang membuat banyak suporter berharap dia bisa dipermanenkan sebelum ia memutuskan untuk meninggalkan klub karena loyalitasnya kepada Ole Gunnar Solskjaer.