Karier Louis van Gaal di Manchester United hanya berlangsung dua musim. Akan tetapi, banyak cerita menarik yang bisa dikenang dari sosok manajer karismatik asal Belanda tersebut. Salah satunya adalah aksi diving yang begitu bersejarah dan akan selalu diingat sampai kapan pun.
Kejadian itu terjadi pada 28 Februari tahun 2016. Saat itu, Manchester United sedang menjamu Arsenal dalam lanjutan Premier League pekan ke-27 dan tengah memasuki menit ke-75.
Louis van Gaal yang biasanya diam, termenung, sibuk dengan pulpen dan papan strateginya, tiba-tiba berontak dan memutuskan untuk mendekati Mike Dean selaku official pertandingan. Ia ingin protes karena merasa Alexis Sanchez melakukan diving dan tidak layak untuk diberikan pelanggaran yang membuat United harus dihukum tendangan bebas.
Pada kejadian tersebut, ia ditemani oleh Ryan Giggs dan Albert Stuivenberg. Namun, hanya Giggs dan Van Gaal yang berargumen dengan Dean. Sang wasit sendiri tampak tidak tertarik dengan argumen dari mantan pelatih Bayern Munich tersebut. Kesal dengan sikap Dean, Van Gaal kemudian menjatuhkan badannya seolah menirukan kalau pemain Arsenal memang benar-benar melakukan diving.
Pelatih yang membawa Ajax juara Liga Champions 1994/1995 ini kemudian meminta maaf kepada Craig Pawson dan Mike Dean atas aksinya yang mengundang tawa tersebut. Ia mengaku salah dan merasa kalau apa yang dilakukannya saat itu merupakan sikap yang pantas untuk dilakukan karena terkesan tidak menghargai keputusan wasit yang memimpin pertandingan.
“Apa yang saya lakukan adalah perilaku emosional. Saat emosi sedikit menguasaimu, maka hal itu tidak baik untuk wasit, hakim garis, dan wasit keempat. Saya emosional. Biasanya saya hanya duduk di bangku dan saya kerap mendapat kritik karena saya hanya diam di bangku saya. Saya meminta maaf kepada wasit dan hakim garis karena emosi saya agak terlalu tinggi hari ini,” kata Van Gaal.
Kejadian tersebut tidak hanya mengundang tawa, namun juga mengundang tangan-tangan kreatif mereka yang aktif membuat meme. Berbagai bentuk meme yang melibatkan aksi tersebut langsung tersebar di dunia maya. Van Gaal diibaratkan sebagai aktor yang membuat Steven Gerrard terpeleset pada laga melawan Chelsea dua tahun sebelumnya. Ia juga seolah-olah sedang diterkam oleh beruang, dan bahkan menjadi sosok yang dikalahkan oleh Muhammad Ali pada sebuah pertandingan tinju.
Sebenarnya, bukan kali ini saja Van Gaal merasa kecewa dengan kepemimpinan wasit hingga membuat aksi-aksi yang ekspresif. Pada final Liga Champions 1994/1995 melawan AC Milan, ia membuat gerakan karate kick akibat keputusan wasit yang tidak memberikan penalti kepada Jari Litmanen. Saat itu, pemain Finlandia ini mengerang kesakitan setelah Marcel Desailly melakukan tekel dengan mengangkat kaki terlalu tinggi.
“Saya sangat marah. Jadi saya lakukan tendangan karate tersebut di sisi lapangan untuk menunjukkan kepada wasit keempat mengenai apa yang terjadi kepada Litmanen,” tutur Van Gaal. Beruntung, saat itu Ajax yang ia pimpin berhasil menjadi juara Eropa setelah mengalahkan Milan dengan skor 1-0 melaui gol tunggal Patrick Kluivert. Gelar Liga Champions satu-satunya yang pernah ia angkat.
Banyak yang kaget ketika Van Gaal tiba-tiba melakukan aksi menjatuhkan diri. Hal ini disebabkan pribadinya yang biasanya cukup tenang ketika berada di bangku cadangan. Nyaris tidak ada pemandangan ia berada di pinggir lapangan dan memberikan instruksi kepada para pemainnya.
Setenang-tenangnya Ole Gunnar Solskjaer di bench, ia masih sering terlihat memandu timnya. Akan tetapi, justru Ryan Giggs yang lebih sering di pinggir lapangan untuk memberikan instruksi ketika United dilatih oleh mantan pelatih AZ ini.
Akan tetapo, Van Gaal bisa berubah mejadi sosok yang eksentrik ketika berada di luar lapangan. Tidak jarang, tingkah lakunya membuat media sejenak mengalihkan pandangan kepadanya. Ia sempat tidak tahu kalau Carrington adalah kawasan tempat United sering berlatih. Atau yang lebih kocak ketika mengubah nama Chris Smalling menjadi Mike Smalling.
Selain itu, pemakaian istilah-istilah ‘nakal’ juga sering dilakukan. Ketika kalah dari Midtjylland, ia meminta pemainnya untuk lebih horny lagi saat menyambut leg kedua. Tidak hanya itu, ia juga menyebut Robert Huth sebagai masokis setelah pemain asal Jerman tersebut menjambak rambut Marouane Fellaini.