Foto: Express

Mantan manajer Manchester United dan Skotlandia, Tommy Docherty, meninggal dunia pada usia 92 tahun. Ia wafat setelah sebelumnya telah mengalami sakit yang sangat lama. Keluarganya sendiri mengumumkan berita kematiannya tersebut dalam sebuah pernyataan. Docherty, yang dikenal sebagai “The Doc”, telah mengelola 12 klub –termasuk Chelsea, Aston Villa dan Derby– selama 27 tahun selama karier manajernya.

Ia juga pernah bertugas sebagai manajer di timnas Skotlandia. Hanya saja, ia menjadi terkenal karena masa lima tahunnya di Old Trafford. Di mana ketika itu ia berhasil meraih kemenangan final Piala FA atas Liverpool asuhan Bob Paisley pada 1977.

Namun, sekarang semua itu hanyalah sebuah kenangan yang manis. Tommy Docherty telah meninggal di rumahnya pada 31 Desember kemarin. Seorang juru bicara dari keluarganya mengatakan: “Tommy meninggal dengan damai dikelilingi oleh keluarganya di rumah. Dia adalah suami, ayah dan sosok yang sangat dicintai dan akan sangat dirindukan. Kami meminta privasi kami dihormati saat ini. Tidak akan ada komentar lebih lanjut.”

Di satu sisi, Docherty juga pernah menyebabkan United terdegradasi ke divisi kedua liga pada tahun 1974. Ketika itu untuk pertama kalinya Setan Merah bermain di luar divisi teratas selama 36 tahun. Akan tetapi, Docherty berhasil mengembalikan tim asuhannya itu ke divisi pertama. Sebelum akhirnya ia memenangkan Piala FA dua tahun kemudian.

Foto: Manchester Evening News

“Kami sangat sedih dengan meninggalnya Tommy Docherty. Dialah yang membawa kami meraih kemenangan Piala FA pada tahun 1977. Dia menjadikan tim ini punya karakter yang menyerang, dan atraktif dalam tradisi terbaik Manchester United. Semua orang di klub mengirimkan belasungkawa yang tulus kepada Tommy,” ungkap Manchester United dalam laman Twitternya.

Presiden FA Skotlandia, Rod Petrie, juga turut mengatakan rasa kehilangannya di sebuah situs resmi: “Sepakbola telah kehilangan kepribadian yang luar biasa dalam diri Tommy Docherty. Dia adalah porang yang ulet, dan dia merupakan pemimpin yang hebat.”

“Tommy adalah pemain reguler di tim Skotlandia pada 1950-an yang lolos ke dua Piala Dunia. Rekornya sebagai manajer Skotlandia sangat mengesankan, meski dipotong pendek oleh keputusannya untuk mengambil pekerjaan di Manchester United.”

“Dia pernah mengatakan bahwa penyesalan terbesar dalam karirnya adalah meninggalkan perannya sebagai manajer Skotlandia. Karena dia melihat hasil dan penampilan yang dia ilhamkan. Sulit untuk tidak bertanya-tanya apa yang mungkin terjadi jika dia tetap tinggal,” tambahnya.

“Karisma dan kecintaannya pada permainan sepakbola tetap bersinar bahkan setelah dia berhenti bermain. Sangat pantas bahwa Tommy harus dimasukkan ke dalam Hall of Fame sepakbola Skotlandia. Semua ini untuk pengabdian yang dia lakukan seumur hidupnya. Pikiran kami akan tetap bersama keluarga dan teman-temannya di masa sulit ini.”

Sebelum melatih di Manchester United, Tommy Docherty sendiri mengawali karier manajernya ketika ia berada di Chelsea. Di mana kala itu ia berperan sebagai pemain-manajer pada tahun 1961. Sebelum akhirnya menjadi manajer penuh saat ia mengakhiri karir sepakbolanya setahun kemudian.

Ia membawa The Blues kembali ke divisi pertama pada tahun 1963, dan memenangkan Piala Liga pada tahun 1965. Ia juga menjadi sosok yang paling bertanggung jawab dalam memperkenalkan pemain-pemain hebat seperti Bobby Tambling dan Peter Bonetti di timnya. Pemain-pemain yang kemudian menjadi legenda Chelsea.

Selain itu Docherty juga pernah bertugas di Porto pada tahun 1970 dan 1971. Ia bahkan sempat melatih di Australia menjelang akhir kariernya. Sebelum menjadi pelatih, Docherty adalah sosok pemain yang memulai karir di Celtic, dan lalu pindah ke Preston, di mana ia memenangkan gelar divisi kedua pada tahun 1951. Ia juga berhasil mencapai final Piala FA  bersama Preston pada tahun 1954.

“Semua orang di Preston North End sangat sedih mengetahui meninggalnya mantan pemain dan manajer kami Tommy Docherty. Dia telah membuat lebih dari 300 penampilan untuk klub ini. Pikiran kami bersama orang-orang yang dicintai Tommy di saat yang menyedihkan ini,” tulis Preston North End dalam sebuah pernyataan di laman Twitternya.

Sekarang, semua orang sedang berduka atas wafatnya Tommy Docherty. Dedikasi dan prestasinya pasti akan selalu teringat sebagai bagian dari cerita yang manis. Selamat jalan Tommy, rest in piece.