Foto: En.AS

Pada hari Rabu kemarin (18/3/2020), Diogo Dalot berulang tahun ke-21. Ini menjadi perayaan ulang tahun kedua penggawa asal Portugal ini semenjak dia bergabung dengan Setan Merah dari FC Porto pada musim panas 2018 lalu.

Dua musim membela United, Diogo belum juga bisa merebut tempat utama sebagai bek sayap. Musim lalu, ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk menjalani pemulihan setelah mengalami cedera lutut parah. Sedangkan pada musim ini, ia harus bersaing dengan Aaron Wan-Bissaka yang tampil cukup baik sejauh ini.

Meski begitu, Diogo masih memiliki masa depan yang cerah di kota Manchester. Ia sudah mengantungi 33 pertandingan yang menunjukkan kalau kesempatan bagi dirinya unjuk gigi belum sepenuhnya tertutup. Musim ini, ia bahkan sudah mencetak gol ketika United menang telak di kandang Tranmere. Selain itu, kontrak lima tahun juga menunjukkan kalau United begitu percaya terhadap pemain asal Braga ini.

Untuk merayakan hari ulang tahunnya, situs resmi United menampilkan lima kisah menarik dari pemain yang bisa bermain di dua posisi sayap ini.

Alasan Diberi Nama Diogo

Meski dikenal dengan nama Diogo Dalot, namun nama aslinya sebenarnya cukup panjang yaitu Jose Diogo Dalot Teixeira. Alih-alih menggunakan nama Jose atau Teixeira, ia memilih menggunakan nama Diogo Dalot. Sang ayah menjadi otak dibalik penggunaan nama itu karena dirasa lebih mudah diucapkan.

“Ayah saya suka sepakbola. Dia ingin menjadi pemain tetapi dia tidak melakukannya karena nenek saya mewajibkannya untuk belajar. Pada masa itu, sulit menjadi pemain bola. Dia memiliki visi untuk saya di masa depan. Dia memberikan nama Diogo Dalot kepada saya agar mudah diingat. Anda lebih mudah menyebut nama itu ketimbang menggunakan nama Jose atau Teixeira.”

Sebuah keputusan yang tepat karena Diogo Dalot lebih enak untuk diucapkan ketimbang Jose Diogo, Jose Dalot, atau Jose Teixeira.

Dia Mengelola Media Sosial Sendiri

Beberapa pemain sepakbola rata-rata memiliki tim khusus untuk mengelola media sosianya sendiri. Sebut saja Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, atau Jesse Lingard. Namun alih-alih mengikuti pemain lainnya, Dalot memilih untuk mengelola media sosialnya sendiri. Jadi, apa yang dia unggah adalah buah pemikirannya sendiri.

“Semua yang saya unggah itu keluar dari saya sendiri dan sudut pandang saya. Tentu saja, Anda butuh saran dari orang yang lebih berpengalaman. Bahkan jika Anda berusia 30 tahun, Anda masih dalam tahap untuk tumbuh dewasa. Orang-orang yang berusia lebih tua mungkin merasa kalau teknologi ini baru dibanding anak muda. Itulah dunia sekarang.”

Alasan Memilih Nomor 20

Bek kanan biasanya identik dengan nomor punggung 2. Nomor itulah yang ia pakai saat masih bermain untuk FC Porto. Sayangnya, ia tidak bisa memilih nomor itu karena di United nomor itu sudah diapaki Victor Lindelof. Ia pun harus mencari nomor lain yang ada unsur angka 2 nya. Saat itu, nomor 20 yang ia pilih.

“Saya mencari nomor setelah direkrut United. Tentu saja saya sedih karena nomor dua sudah dipakai Lindelof. Anda kemudian harus mencari nomor yang tersisa. Saat itu, pilihan saya adalah 22 atau 20. Sergio Romero menginginkan nomor 22 dan otomatis saya memakai nomor 20.”

“Saya berusia 20 tahun pada saat itu. Selain itu, ada angka 2 dan kemudian 20 merupakan bagian dari lagu klub yang terkenal ’20 times, Man United’. Hal-hal kecil seperti itu yang membuat saya memilih 20 dan juga karena angka itu pernah dipakai Robin van Persie dan Ole Gunnar Solskjaer.”

Cedera Membuat Saya Lebih Kuat

Berat menjadi seorang Diogo Dalot. Ia harus menunggu hingga September 2018 untuk bisa melakoni pertandingan pertamanya. Cedera mengganggu perkembangannya. Musim lalu, ia terkena cedera lutut. Sedangkan musim ini, bergantian pinggul dan pahanya mengalami masalah sehingga ia baru bermain 10 kali. Hebatnya, pengalaman buruk tersebut ia anggap sebagai bagian dari pelajaran untuk bisa lebih kuat lagi.

“Ketika Anda tidak bermain secara reguler dan segala sesuatunya berjalan sulit, cara yang paling mudah adalah melarikan diri. Namun, saya tidak suka itu. Ini merupakan tantangan yang sulit, tapi saya akan terus berjuang karena saya yakin bisa bermain di sini bertahun-tahun dan bermain sebanyak yang saya bisa. Saya hanya perlu kesempatan itu.”

“Beberapa orang mungkin berpikir menakutkan menjalankan karier seperti saya, tetapi itu fantastis dalam hal pengetahuan dan proses untuk tumbuh dewasa. Saya tidak menyesal telah datang ke sini. Saya bangga menjadi pemain United dan menjadi bagian dari sejarah klub. Saya pikir saya punya segalanya untuk melakukan itu. Ini semua tinggal masalah kesempatan dan waktu.”

Tembakan Bersejarah

Dalot sudah membuat sejarah. Memang, sejarah yang ia buat sifatnya berbau keberuntungan dan tidak disengaja. Namun, jika ia tidak melepaskan sebuah tembakan spekulatif pada laga melawan PSG, maka United mungkin tidak akan bisa menembus perempat final Liga Champions musim lalu. Saat itu, sepakannya pada menit terakhir menyentuh tangan Presnel Kimpembe dan memberikan penalti untuk United.

“Ketika Anda bermimpi untuk menjadi sukses dalam sepakbola dan Anda ingin memenangkan banyak hal, maka momen-momen seperti itu dibutuhkan. Tembakannya mengarah ke tribun. Saat menembak, saya berpikir kalau sepakan saya bisa menjadi gol yang luar biasa. Jika saja saya memilih mengoper bola ke samping, mungkin kita tidak akan membicarakannya ini. Saat-saat itu sangat luar biasa.”