Setelah melakukan dua kali uji tanding di Australia, para pemain Manchester United bertolak ke Singapura untuk melanjutkan rangkaian tur pra-musim jelang musim 2019/20 dimulai. Sejak Kamis (18/7) para pemain United sudah berada di negeri yang identik dengan patung Merlion tersebut.
Layaknya klub besar lainnya, kedatangan Manchester United sudah pasti disambut dengan sangat meriah oleh para pendukungnya. Ratusan penggemar sudah berkumpul di hotel tempat para pemain United menginap sejak kemarin. Meski dihiasi berita yang menyebut kalau pemain United cukup dingin kepada para penggemarnya, namun hal itu tidak mengurangi antusiasme mereka untuk melihat Paul Pogba dan rekan dari dekat. Sesuatu yang sudah diprediksi oleh Ole Gunnar Solskjaer.
“Saya tidak kaget melihat respon para penggemar United di Singapura. Mereka nampak antusias. Saya pernah ke tempat ini pada tahun 2001, jadi saya sudah tahu sambutannya akan seperti ini. Ini adalah negeri olahraga yang cukup bagus. Saya percaya kami bisa menyuguhkan permainan yang bagus untuk penikmat sepakbola di sini dalam pertandingan nanti,” tutur Solskjaer dalam konferensi pers sebelum laga melawan Inter Milan.
Singapura memang bukan tempat yang baru dikunjungi oleh Manchester United. Seperti apa yang dikatakan Solskjaer, 18 tahun lalu mereka sudah pernah melakukan pra-musim di sana. Saat itu, Singapura menjadi negara kedua yang disinggahi dalam tur Asia mereka setelah Malaysia.
Pada saat itu, Setan Merah dijadwalkan bermain melawan Team Singapore pada tanggal 24 Juli di Kallang Stadium. Sama seperti tahun ini, Sir Alex Ferguson saat itu membawa hampir semua pemain terbaiknya. Sebut saja David Beckham, Denis Irwin, Ryan Giggs, dan dua rekrutan mahal mereka Ruud Van Nistelrooy, dan Juan Sebastian Veron.
Meski kualitas lawan yang dihadapi jauh di bawah United, namun mereka nampak serius menghadapi pertandingan tersebut. Terlihat dari susunan pemain yang diturunkan Sir Alex Ferguson saat itu. Nama-nama seperti Ruud van Nistelrooy, Roy Keane, Ole Gunnar Solskjaer, dan Jaap Stam, langsung dimainkan sejak menit awal. Mereka langsung unggul 3-1 dalam 45 menit pertama melalui gol Solskjaer (dua gol), dan Phil Neville.
Kran gol United tidak kunjung berhenti pada babak kedua. Lima gol mereka sarangkan yang masing-masing berasal dari sepakan bebas David Beckham, dua gol Dwight Yorke, Ruud van Nistelrooy, dan Ryan Giggs. Sor 8-1 menjadi akhir dari pertandingan tersebut.
Meski begitu, bukan skor telak yang menjadi perhatian 50 ribu penggemar United yang hadir menyaksikan pertandingan itu. Melainkan tingkah nyeleneh Sir Alex Ferguson yang mengundang rasa tidak percaya sekaligus gelak tawa dari penonton.
Ketika babak kedua sudah melewati setengah dari 45 menit, Fergie memerintahkan Fabien Barthez untuk bermain. Yang menarik, ia tidak masuk ke lapangan untuk menggantikan penjaga gawang cadangan, Raimond van der Gouw, melainkan menggantikan Ruud van Nistelrooy. Pada pertandingan tersebut, Barthez bermain sebagai pemain sayap kiri.
Dilansir dari BBC, keputusan memainkan Barthez sebagai pemain depan merupakan permintaan langsung dari Barthez. Sejak ia bergabung bersama United pada musim panas 2000, ia beberapa kali meminta kepada Ferguson untuk memainkannya bukan sebagai penjaga gawang. Kesempatan itu akhirnya datang di Singapura.
“Kami tahu kalau Barthez bisa bermain bola dengan baik,” tutur Ferguson dengan nada enteng. “Dia mengganggu saya sejak lama dengan permintaannya tersebut. Sekarang saya bisa berterima kasih kepada Tuhan karena dia sudah mendapat kesempatan bermain di luar gawang dan sekarang dia harus kembali ke gawang.”
Pada awalnya, Barthez memakai nomor punggung David Beckham yaitu 7. Akan tetapi, perangkat pertandingan meminta kiper botak tersebut untuk mengganti jersey yang ia kenakan dengan nomor punggung lain. Akhirnya, dia memakai baju putih United dengan nomor punggung 14. Selama menjadi pemain sayap, Barthez beberapa kali menyentuh bola dan sempat membuka ruang dalam proses gol kedelapan yang dicetak Giggs.
Sepanjang kariernya, Barthez dikenal sebagai salah satu penjaga gawang yang nyentrik. Siapa yang tidak bisa lupa dengan ciuman Laurent Blanc di atas kepala plontosnya sebelum bermain. Selain itu, ia juga tidak segan untuk keluar dari kotak penalti untuk mengkonfrontasi langsung pemain lawan yang mencetak gol. Tak ayal, tidak sedikit yang menyebut kalau aksi Barthez di lapangan adalah cikal bakal peran sweeper-keeper yang mulai lazim diperankan di sepakbola dalam beberapa tahun terakhir.