Jika mulut seorang pembawa acara gosip dianggap lebih pedas dibandingkan sebungkus ketoprak berkaret dua, maka hal itu mungkin tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mulut seorang Jose Mourinho. The Special One tidak perlu kalimat klise yang berbelit-belit untuk bisa membuat lawannya tunduk. Ucapan singkat tapi menusuk lebih sering ia gunakan ketimbang berbasa-basi.

Baru-baru ini, bibir nyinyir Jose Mourinho kembali memakan korban. Dia adalah Frank De Boer, pemain nasional Belanda yang pernah bekerja bersama Mou saat keduanya bersama-sama di Barcelona. Saudara kandung Ronald De Boer tersebut dikalahkan oleh Jose setelah mengkritik Marcus Rashford.

De Boer mengkritik Mou yang jarang memainkan Rashford dalam beberapa pertandingan terakhir. Sebelum laga melawan Liverpool, ia menyebut talenta Rashford disia-siakan Mou yang terakhir kali memainkannya sebagai starter pada boxing day 2017 lalu.

“Sayang sekali dia berada di tangan manajer seperti Jose Mourinho. Normalnya, seorang pemain muda terlebih yang berasal dari Inggris harus bisa mendapatkan waktu bermain banyak dan wajar apabila membuat kesalahan. Tapi Mourinho tidak seperti itu, yang ada di pikirannya hanyalah hasil. Jika dia (Rashford) memiliki satu atau dua permainan yang tidak bagus maka dia menyingkirkannya. Dia masih muda, dia butuh bermain karena dia berbakat. Pemain seperti ini yang ingin anda lihat setiap waktu,” ujarnya dilansir dari Guardian.

Ucapan Frank mungkin didengar oleh Mou dengan memainkan Rashford sebagai starter dalam laga melawan Liverpool. Hasilnya pun luar biasa di mana ia menjadi bintang saat itu. Frank mungkin berhasil karena membuat Mou seolah tunduk dengan ucapannya, tapi tidak ketika ia mengeluarkan ucapan tajamnya jelang United melawan Sevilla.

“Saya membaca sebuah kutipan yang berasal dari manajer terburuk dalam sejarah Premier League yaitu Frank De Boer. Ia mengatakan kalau Marcus berada di tangan yang salah. Justru jika dia dilatih oleh Frank maka dia akan kalah karena dia kalah dalam setiap pertandingannya.”

“Saya mencoba memberikan yang terbaik untuk anak itu. Saya bahkan harus berterima kasih kepada orang-orang di akademi dan Louis (Van Gaal) yang bertanggung jawab di musim pertamanya. Jika membahas jumlah pertandingan yang dia mainkan maka saya bisa mengatakan dia berada di lima pemain teratas dengan jumlah terbanyak dalam dua musim,” ujarnya.

Sebuah kalimat yang bisa dikatakan begitu kejam dari Jose Mourinho. Bukan tidak mungkin, Frank akan langsung baper ketika mendengar ucapan tersebut. Di saat ia mengungkapkan kalau Mou menyingkirkan Rashford yang belum tentu benar, Mou justru menjungkirbalikkan Frank dengan kalimat yang berisi fakta.

Entah De Boer lupa atau dia tidak tahu, tapi yang jelas ia adalah salah satu manajer terburuk di Liga Inggris. Bersama Crystal Palace, ia membawa klub ini menjadi kesebelasan pertama sejak 93 tahun yang lalu yang kalah di empat laga pertama tanpa mencetak satu gol pun. Hanya lima laga saja ia menangani Palace dan menjadikan eks manajer Inter Milan ini sebagai manajer dengan masa bakti tersingkat di Premier League.

Sebelum De Boer, Mou terlebih dahulu perang kata-kata dengan mantan pemain United, Gary Neville. Ketika itu, eks bek kanan Setan Merah ini mengkritik Paul Pogba dan gaya main United saat melawan Crystal Palace yang ia anggap tidak efisien. Mou pun membalasnya dengan kalimat yang menyindri kinerja Neville saat menjadi manajer.

“Beberapa orang memiliki opini yang bahkan tidak bisa ia pecahkan sendiri ketika menjadi seorang manajer. Mereka memberi opini seolah-olah mereka punya solusi yang tepat. Ada beberapa opini yang saya dengar tapi ada juga yang saya hiraukan.”

Jika kita melihat apa yang diucapkan oleh Mourinho maka satu hal yang ingin ia lakukan semata-mata hanyalah untuk melindungi para pemainnya. Sosok Mourinho yang arogan diharapkan membuat sorotan hanya mengarah kepadanya dan bukan kepada anak-anak asuhannya.

Biarlah anak-anak asuhannya membalas kritikan tersebut dengan tampil baik di lapangan. Akan tetapi, untuk masalah di luar lapangan biarkan itu menjadi kewajiban Mou untuk melindungi United dari tekanan. Ia seolah memberikan sinyal untuk dikritik asal jangan para pemainnya yang sudah berjuang di atas lapangan.

Antonio Conte kalah dalam pertandingan setelah terpancing dengan ucapan soal badut dan pengaturan skor. Begitu juga dengan Jurgen Klopp. Neville balik memuji Mou pasca mengkritik United yang tidak efisien, sementara De Boer mungkin sedang merenungi nasibnya yang gagal sebagai manajer di Liga Inggris. Jadi kalau sudah seperti ini, masih adakah yang berani melawan besarnya mulut seorang Jose Mourinho?