Setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan hingga bisa mencapai karier di level tertinggi bersama Manchester United, Patrice Evra juga meninggalkan cerita-cerita menarik. Ia mengukir cerita-cerita yang tidak terlupakan.

Kemenangan Besar Atas AS Roma

Musim 2006/2007 dapat dikatan menjadi musim kebangkitan bagi United yang puasa gelar selama dua tahun. Bahkan media mengatakan bahwa masa kejayaan United akan berakhir begitu saja, sama seperti yang terjadi kepada Liverpool pada 1980-an.

Musim tersebut adalah musim pertama Evra berseragam United selama satu musim penuh setelah datang dari AS Monaco pada Januari 2006. Ia silih berganti mengisi posisi bek kiri dengan Gabriel Heinze. Performa impresifnya musim itu semakin memperlihatkan karir cerah yang akan ia jalani. Evra masuk dalam PFA Premier League Team of the Year musim itu.

Tapi salah satu momen yang diingat adalah golnya ke gawang AS Roma pada babak perempat final Liga Champions. Pemain asal Prancis itu mencetak gol penutup bagi United pada pertandinga yang berkesudahan 7-1 itu. Gol tersebut adalah gol keduanya untuk United setelah gol pertamanya hadir pada pertandingan melawan Everton di akhir bulan November 2006.

Gol Spektakuler dan Emosional Melawan Bayern Munich

Pada musim 2012/2013, Unted bertemu Bayern Munich di babak perempat final Liga Champions. Setelah kalah pada anak asuh Pep Guardiola dengan skor 1-3 di leg pertama, United memberi harapan bagi para fans setelah Patrice Evra mencetak gol spektakuler ke gawang Manuel Neuer di Allianz Arena.

Berawal dari Antonio Valencia yang melepaskan umpan silang dari sisi kanan, tidak ada pemain United yang menyambut bola tersebut, begitu pula dengan pemain Munich yang tidak mampu melakukan sapuan. Bola pun memantul keluar kotak penalti dan Evra dengan cekatan melepaskan sepakan voli keras ke pojok gawang yang berbuah gol. Lalu Evra melakukan selebrasi yang terlihat cukup emosional.

Tapi sebenarnya bukan karena United yang mampu mencetak gol pembuka demi menjaga asa untuk membalikan keadaan, namun kunjungan ke Munich tentu akan mengingatkan publik Old Trafford pada Tragedi Munich.

“Itu adalah hari yang emosional. Sehari sebelum pertandingan, semua pemain mengunjungi tempat dimana pesawat Busby Babes terjatuh. Saya menceritakan itu kepada pemain muda seperti Adnan Januzaj dan mengatakan ‘Orang-orang itu sama seperti kita, mereka berada di pesawat untuk bermain sepakbola dan akhirnya mereka tidak bisa bertemu keluarganya lagi’,” ungkap Evra kepada MUTV.

“Saya selalu berdoa sebelum pertandingan. Saya berdoa untuk hari saya, keluarga saya, dan terkadang lawan saya. Tapi saat itu saya meminta ‘Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk Busby Babes’. Saya tidak berpikir itu adalah sebuah gol, tapi hanya untuk memastikan bahwa kami akan bermain baik. Itulah mengapa setelah mencetak gol, saya sangat emosional, saya tidak dapat mempercayai itu. Akhirnya kami memang kalah dan tersingkir dan karena itulah saya sangat kecewa, namun itu adalah momen yang spesial untuk saya.”

https://www.youtube.com/watch?v=M2AP-FJDEEk

Perayaan Tepat di Depan Luis Suarez

Fans United tentu akan mengingat bagaimana Luis Suarez membuat masalah terhadap Evra yang saat itu telah memegang ban kapten United. Seperti yang diketahui, Suarez pernah memanggil Evra dengan sebutan ‘negro’. Masalah kemudian berlanjut ketika Suarez tidak merasa bersalah karena kata negro bukanlah kata yang ofensif di Uruguay. Suarez pun menolak untuk meminta maaf.

United kembali bertemu Liverpool pada musim yang sama. Pada pertandingan yang dihelat di Old Trafford itu, Suarez beberapa kali membuat masalah. Mulai dari menolak untuk berjabat tangan dengan Evra pada awal pertandingan, menendang bola kearah fans United, dan terlihat mencoba menendang Evra pada sebuah duel.

United akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 2-1 berkat dua gol Wayne Rooney. Seusai pertandingan, Evra terlihat melakukan selebrasi di depan Suarez yang akhirnya membuat beberapa pemain Liverpool lain terlihat cukup kesal.