Buruknya performa Manchester United, khususnya dalam dua bulan terakhir mengusik beberapa mantan penggawa Setan Merah untuk berkomentar. Gary Neville, Roy Keane, Rio Ferdinand, dan Patrice Evra, adalah beberapa penggawa United yang kecewa dengan nasib klub saat ini. Kali ini, giliran Wayne Rooney yang menunjukkan rasa prihatinnya terhadap mantan klub mereka.
Wayne Rooney mempertanyakan sikap para pemain Manchester United yang seolah tidak takut terhadap manajernya. Secara tidak langsung, Rooney mengungkit apa yang terjadi musim lalu ketika para pemain berontak kepada Jose Mourinho yang membuatnya dipecat. Saat ini, ia melihat hal serupa akan terjadi kepada Ole.
“Saya pikir para pemain perlu takut kepada seseorang. Mereka perlu takut kepada Ole Gunnar Solskjaer, mereka perlu takut kepada Michael Carrick. Mereka tidak hanya harus menghormati keduanya tetapi juga takut kepada mereka,” tuturnya seperti dilansir dari Guardian.
Rooney sendiri bingung apa yang menyebabkan penampilan United tiba-tiba merosot tajam bersama Solskjaer setelah awal yang luar biasa. Perbedaannya menurun dengan sangat signifikan. Dalam 19 pertandingan awal, Solskjaer memenangi 14 diantaranya. Namun dalam 12 laga terakhir, United menderita delapan kekalahan dan hanya dua kali meraih kemenangan.
“Sulit untuk melihatnya karena ketika Ole masuk, dia melakukan pekerjaan yang fantastis dan Anda bisa melihat para pemain diberi sedikit kebebasan dan Adan bisa melihat mereka menyukainya dan mendapatkan kesempatan untuk menang dengan cara mereka sendiri,” tuturnya.
“Tetapi tiba-tiba, saya tidak tahu apakah para pemain itu terhubung dengan tim lain atau kehilangan motivasi. Yang pasti ada suatu alasan mengapa mereka tidak tampil bagus dalam tujuh sampai delapan pertandingan terakhir yang membuat tim harus menanggung akibatya.”
Selain rasa takut dan motivasi yang seolah tidak ada, Wazza juga menyindir aktivitas para pemain United di luar sepakbola. Beberapa pemain ia lihat kerap bersembunyi dari tanggung jawab untuk membawa klub ke arah yang lebih baik. Caranya dengan memperkuat citra diri mereka dalam media sosial.
“Permainan telah berubah. Anda mendapatkan pemain yang kalah dalam sebuah pertandingan lalu memposting sesuatu di media sosial tentang pakaian baru atau apa pun yang menurut saya tidak bisa dipercaya. Luar biasa ketika ada seorang pemain yang masih bisa menjual produk mereka meski tim sedang berada dalam kondisi buruk.”
“Memang ada orang pemasaran yang bekerja untuk media sosial mereka, tetapi tanggung jawab tetap ada kepada para pemain ini. Mereka adalah bosnya yang harus mengambil keputusan. Saya juga punya orang yang bertugas mengawasi media sosial saya dan mereka tidak akan melakukan apa pun tanpa instruksi saya. Para pemain ini selalu memiliki tempat untuk bersembunyi. Itu yang mereka lakukan,” ujarnya.
Jika melihat komentar Rooney, maka sosok yang sedang menjadi sorotan bisa jadi adalah Jesse Lingard dan Romelu Lukaku. Kedua pemain ini memiliki brand pribadi yang sedang laku keras di pasaran. Lingard dengan produk clothing line bertajuk JLINGZ sementara Lukaku dengan parfum limited edition-nya bernama Fierce. Brand-brand ini yang membuat para pemain United tidak fokus di lapangan.
Rooney sebenarnya tidak mempermasalahkan jika para pemain memiliki merek dagang sendiri. Hal ini berguna untuk memperkuat citra dari pemain itu sendiri. Rio Ferdinand misalnya, ketika ia masih menjadi penggawa Setan Merah, Rio memiliki bisnis dengan brand-nya bernama #5. Begitu juga dengan Ryan Giggs yang di akhir kariernya menjadi pemilik dari restoran di dekat Old Trafford bersama Gary Neville.
Meski begitu, mereka berdua selalu fokus dan bermain konsisten di atas lapangan. Hal ini yang belum dimiliki pemain-pemain seperti Lingard, Lukaku, atau bahkan Pogba. Brand mereka yang laris manis di pasaran tidak sebanding dengan performa mereka di atas lapangan yang masih inkonsisten.