Foto: Sport Stoft

Mulai enam hari ke depan, ada momentum yang akan menjadi ukuran kualitas Manchester United di musim ini. Setidaknya, mereka akan mulai menghadapi tiga tim yang sedang dalam tren positif, yaitu Newcastle, Tottenham dan Chelsea.

Di satu sisi, United sendiri baru saja menang atas Omonia di Europa League. Namun hasil kemenangan ini begitu kurang impresif. Bahkan menurut Oscar Wilde, hampir saja tim Erik ten Hag jatuh ke lubang jurang kedua kalinya. Karena bagaimana tidak? United tampak begitu susah menjebol gawang Omonia meskipun bermain di Old Trafford.

Selain itu, Setan Merah juga tidak cukup baik ketika bermain melawan Everton di akhir pekan lalu. Karena kalau tidak berkat kontirbusi besar Raphael Varane mencegah serangan dari tendangan sudut Everton, mungkin hasil akhirnya akan berbeda.

Manchester United masih begitu lemah dari aspek mencetak gol. Bayangkan saja, pemain pengganti mereka adalah pencetak gol dalam empat pertandingan terakhir mereka. Dan tiga gol penentu kemenangan yang dicetak datang dari bangku cadangan.

Di laga terakhir United, Scott McTominay lah yang mencetak gol pemenang untuk timnya, dan ia adalah pemain yang datang dari bangku cadangan. Ya meskipun pemain asal Skotlandia itu dipuji karena memiliki keberanian untuk menembak di menit-menit akhir pertandingan.

Tapi di sepanjang laga itu, banyak peluang yang terlewat. Selama 90 menit, United seperti mengalami kebuntuan dan kesusahan merobek gawang Omonia. Maka hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk Erik ten Hag, terutama untuk menjawab “apakah ia siap menghadapi lawan yang berat ke depan?”

Lawan berat terdekat United ke depan adalah Newcastle. Mereka merupakan lawan yang bermain lebih ekspansif, dan saat ini mereka memiliki satu poin di belakang United. Posisi Newcastle di musim ini begitu mengejutkan jika dibandingkan dengan musim lalu. Itu artinya, di bawah Eddie Howe, Newcastle bangkit dan siap menghadang United di Premier League.

Selanjutnya, ada dua tim London yakni Tottenham dan Chelsea, yang juga akan menguji strategi Ten Hag ke depan. Kedua tim ini memang tidak seperti Arsenal atau Manchester City yang sedang mendominasi liga. Namun, baik Spurs maupun Chelsea, mereka memiliki tren yang positif belakangan ini.

Ada perubahan taktis yang perlu dipertimbangkan oleh Erik ten Hag. Misalnya, jika berhadapan dengan tim Antonio Conte, United harus memasang tiga bek. Sedangkan jika bertemu dengan tim Graham Potter, Ten Hag harus lebih adaptif dalam membaca taktik manajer asal Inggris itu yang dikenal sulit diprediksi.

Intinya Ten Hag harus paham, Conte adalah salah satu pelatih elit di Premier League, dan Potter memiliki trek rekor mengejutkan dalam masalah taktik. Maka sekalipun Ten Hag punya kelebihan dalam hal gaya permainannya, ia pasti kesulitan. Karena ia akan menghadapi dua manajer yang punya kekhasan berbeda. Dan lebih sulitnya lagi, dua pertandingan ini berdekatan.

Namun di sinilah letak tantangannya. Manchester United dihadapi tiga laga yang akan menguji konsistensi permainan mereka. Khususnya Erik ten Hag, ia harus mampu melihat celah dan menampilkan timnya dengan strategi yang pas. Baik ketika melawan Newcastle-nya Howe, Tottenham-nya Conte dan Chelsea-nya Potter.

Selain itu, bulan Oktober ini akan berakhir, dan West Ham sudah menunggu di penghujung tanggal. Memang, United diuntungkan dengan laga yang akan dihelat di Old Trafford. Tapi lagi-lagi, tim asuhan David Moyes ini juga akan menjadi tantangan tambahan Ten Hag ke depan.