Manchester United tampil tidak kompeten di babak pertama menghadapi Brighton & Hove Albion dalam lanjutan Premier League pekan ke-30, Senin (5/4) dini hari tadi. The Red Devils bahkan tertinggal lewat gol Danny Welbeck pada menit ke-13.
Turun minum adalah waktu yang krusial buat pelatih untuk mengubah keadaan. Pemberian instruksi taktikal biasa dilakukan, tapi yang umum terjadi adalah pelatih memberikan “dorongan mental” bagi para pemainnya untuk tampil bagus di babak kedua.
Di laga yang digelar di Old Trafford tersebut United akhirnya menang lewat dua gol pada babak kedua. Marcus Rashford mencetak gol pertama pada menit ke-62, sementara Marcus Greenwood memastikan kemenangan lewat gol pada menit ke-83.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di ruang ganti United pada malam tadi?
Greenwood membocorkan sekaligus mengakui kalau ruang ganti United dipenuhi sejumlah kata kasar yang dilontarkan antarpemain.
“Itu adalah malam yang sulit. Ketika mereka mencetak gol pertama, kami tahu kami harus bereaksi dan bermain dengan penampilan lebih baik. Babak kedua amat sempurna, semua orang fokus dan sadar,” ungkap Greenwood dikutip dari Manchester Evening News.
“Ole mengutarakan bagiannya, anak-anak lain menyatakan bagiannya, jelas Harry [Maguire] juga sebagai kapten. Mereka begitu vokal dan bilang pada anak-anak kalau mereka bisa melakukan hal yang lebih baik, dan itu yang kami lakukan pada babak kedua.”
Greenwood mengakui kalau United tak memulai laga dengan amat bagus. Namun, ia dan rekan-rekannya sadar kalau mereka harus lebih fokus utamanya setelah Brighton mencetak gol. Pemain kelahiran 1 Oktober 2001 ini bilang kalau United sulit membongkar pertahanan Brighton karena mereka bertahan dengan lima pemain.
“Dengan lima orang di belakang, jadinya sulit, lebih banyak pemain di belakang bola, tapi Anda harus punya sisi kreatif, yang mana kami tunjukkan di babak kedua.”
Greenwood juga senang dengan kontribusi pribadinya yang kini sudah mencetak dua gol. Soalnya, musim ini, gol menjadi sesuatu yang langka buat pemain setinggi 181 sentimeter tersebut.
“Gol ini adalah pendorong semangat. Aku tahu aku tak mencetak banyak gol di Premier League, tapi aku mencetak gol sundulan malam ini, yang mana selalu aku latih di tempat latihan. Kami semua bahagia dengan kemenangan ini.”
“Bruno melakukannya sepanjang waktu, setiap pertandingan, ia mencatatkan asis dan kami semua percaya pada Rashy, sebuah penyelesaian yang sempurna.”
Sang pemberi umpan, Bruno Fernandes, percaya kalau Greenwood tengah belajar kalau perannya saat ini bukan melulu soal mencetak gol. Fernandes menjelaskan bahwa pemain berusia 19 tahun itu pasti mengalami kesulitan pada musim ini bila dibandingkan apa yang ia lakukan musim lalu. Fernandes menekankan pentingnya berkontribusi buat tim dengan cara yang lain, yang mana hal ini sedang dipelajari oleh Greenwood.
“Yang harus diketahui semua orang adalah Mason adalah pemain muda, sekarang semua orang mulai tahu bagaimana dia, peluang yang dia miliki, hal ini bikin lebih sulit buatnya. Itu normal dan merupakan bagian dari perkembangannya dan dia akan belajar dari sini,” kata Fernandes kepada MUTV.
“Tidak masalah berapa banyak gol yang dia cetak, yang terpenting bagi kami adalah tetap membantu tim dan dia melakukan yang terbaik, karena kami sebagai tim yang terpenting.
“Tidak masalah siapa yang mencetak gol, Mason mencetak gol atau tidak, yang penting dia bisa melakukan pekerjaan lain, recovery bola, menekan, bertahan saat kami membutuhkannya, membuat asis, menciptakan bahaya. Tidak penting kalau dia mencetak gol,” kata pemain berkebangsaan Portugal ini.
“Dia harus mengerti karena dia anak muda dan setiap striker ingin mencetak gol. Dia akan mencetak lebih banyak dan lebih banyak gol lagi.”
Buat Fernandes, semangat dan tekad yang kuat memang penting. Tapi lebih penting lagi kalau United tidak kebobolan.
“Kalau kami tak kebobolan, kami lebih dekat untuk memenangi pertandingan. Kami harus melakukan tugas kami, bertahan dengan baik sebagai tim dan mencetak banyak gol adalah hal yang paling penting.”