Foto: Metro.co.uk

Entah apa maksud para petinggi dan juga tim kepelatihan Manchester United. Mereka masih mempertahankan seorang pemain meski statusnya sudah bukan lagi pemain pilihan utama. Di sisi lain, pemain tersebut sudah bertekad ingin pindah ke klub lain dan ada beberapa klub yang berminat kepada si pemain tersebut. Namun kepindahannya dibatalkan.

Itulah yang sedang menimpa Marcos Rojo saat ini. Pemain asal Argentina ini sebenarnya nyaris untuk meninggalkan kota Manchester menuju Everton pada bursa transfer musim panas lalu. Akan tetapi, kepindahan tersebut gagal terealisasi. Bahkan, ada alasan absurd yang menyertai kegagalan tersebut yaitu ketakutan United melihat The Toffees yang akan menjadi penantang mereka untuk perebutan posisi empat.

Dipertahankannya Rojo juga bukan karena si pemain masih menjadi pilihan utama. Ia adalah pilihan terakhir untuk posisi bek tengah setelah Maguire, Lindelof, Tuanzebe, Jones, dan Eric Bailly yang sedang cedera. Satu-satunya pos yang bisa ia tempati adalah bek kiri. Kebetulan Luke Shaw sedang absen untuk beberapa pekan sehingga membuka peluang dirinya untuk bermain pada laga melawan Leicester nanti.

Namun Rojo akan kembali tersingkir jika Shaw kembali dari masa pemulihannya. Di sisi lain, si pemain membutuhkan menit main reguler untuk menjaga namanya di timnas senior. Begitulah pesan si pemain kepada pelatihnya di tim nasional, Lionel Scaloni. Saat ini, Rojo sedang menjalankan tugas negara bersama tim Tango. Namanya ada dalam daftar 28 nama yang dipanggil untuk melakoni uji coba melawan Cile dan Meksiko.

Rojo sangat bahagia karena ia masih dipercaya untuk membela tim nasional, meski tidak bertanding pada laga melawan Cile. Namun di sisi lain, ia seperti segan untuk menerima panggilan tersebut karena Scaloni hanya melihat permainan Rojo ketika melakoni pra-musim bersama Setan Merah. Di sisi lain, Rojo ingin Scaloni memanggilnya karena penampilannya bersama tim utama United di kompetisi resmi.

“Saya berbicara dengan Scaloni, dia mengatakan kepada saya bahwa dia bahagia karena pada pra-musim saya bermain dalam banyak pertandingan. Ia menilai saya bermain bagus dan itulah sebabnya dia memanggil saya,” tutur Rojo kepada media Argentina, Ole.

“Akan tetapi, saya harus bermain lebih sering bersama tim utama. Saya yakin bahwa untuk bermain di tim nasional, Anda harus sering bermain untuk klub Anda. Anda harus terus berada di sana. Itulah alasannya kenapa Anda bisa berada di sini (tim nasional).”

Sayangnya, Solskjaer nampak belum bisa memenuhi keinginan itu. Pemain yang pernah bermain di Sporting CP ini bahkan baru bermain 107 menit saja bersama pria asal Norwegia tersebut. Dari jumlah menit yang minim tersebut, hanya satu kali ia bermain sebagai starter ketika United mengalahkan West Ham 2-1 pada April lalu.

Ketika ada peluang untuk pindah ke Everton, pihak klub menggagalkannya. Solskjaer beralasan kalau si pemain masih berada dalam skemanya. Namun si pemain meminta kepastian apakah dia benar-benar dibutuhkan atau tidak.

Hal ini sudah pasti membuat Rojo frustrasi. Oleh karena itu, ia menyimpan misi untuk melihat perkembangannya hingga Desember 2019 mendatang. Jika Solskjaer tidak kunjung memberikannya tempat, maka ia bertekad untuk hijra dari United pada 2020 mendatang.

Pada momen ini, Rojo berharap pihak klub tidak lagi menghalang-halangi kepergiannya. Musim panas 2020 nanti Rojo bertekad untuk tampil di Copa America, kompetisi yang ia lewati pada 2019 lalu, serta kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Conmebol.

“Sulit untuk pergi ketika Anda berada di klub besar. Saya punya kemungkinan untuk pindah Everton, tetapi dengan keputusan klub dan manajer, kepindahan itu tidak terjadi. Sekarang aku harus berjuang sampai Desember dan jika tidak berhasil, aku akan mencoba untuk pergi.”

“Ada kualifikasi Piala Dunia dan Copa America akan datang dan saya ingin menjadi bagian dari tim yang bermain saat itu. Saya tidak ingin berada di luar dari skuad tim nasional, saya ingin menguras semua tenaga saya dan bersaing untuk bisa berada bersama tim nasional,” tuturnya.