Foto: Twitter

Manchester United gagal lolos ke semi final FA Cup setelah kalah dari Leicester City dengan skor 3-1. Di pertandingan tersebut, salah satu pemain mereka Fred melakukan blunder yang cukup fatal, yang sekaligus menjadi penyebab gol pembuka untuk pasukan The Foxes.

Singkatnya, di menit ke-33, Fred menerima bola dari Harry Maguire di tepi area penalti. Di mana saat itu United sedang mencoba membangun permainan. Sayangnya, umpan lemah Fred yang diarahkan ke Dean Henderson memberi celah bagi Kelechi Iheanacho untuk mencetak gol.

Namun anehnya, manajer Ole Gunnar Solskjaer justru membela Fred dari kesalahan yang ia lakukan. Menurut manajer asal Norwegia itu, kesalahan seorang pemain yang bermain di belakang dan dekat gawang sendiri adalah satu situasi yang “dapat diterima”.

Foto: Twitter

Di musim ini United memang lebih sering membangun permainan dari posisi belakang. Dan Solskjaer yakin anak-anak asuhnya telah membuat kemajuan dengan skema itu. Ya meski pada kenyataannya terdapat kesalahan fatal, terutama yang dilakukan Fred di laga perempat final Piala FA melawan Leicester.

Pada intinya, Solskjaer tetap ingin timnya untuk memainkan skema semacam itu. Ia tidak berencana untuk memberi tahu para pemain Setan Merah agar meninggalkan prinsip-prinsip yang sudah dimainkan. Mantan manajer Cardyff itu mau agar timnya memainkan pola yang sama, walaupun mereka telah membuat satu kesalahan.

“Kami ingin tim ini membangun serangan dari belakang. Kami sangat solid, kami sangat bagus, dan kami telah membangun fondasi untuk bermain dengan apa yang telah kami lakukan. Kadang-kadang terjadi kesalahan, dan itu bisa diterima. Semua orang bisa membuat kesalahan dan kami menang bersama atau kalah bersama. Kami hidup sebagai sebuah tim,” ujar Solskjaer dikutip dari MUTV.

Manchester United sendiri berhasil menyamakan kedudukan melalui Mason Greenwood di babak pertama. Skenario gol ini dibangun dengan sangat baik, dan melibatkan kontribusi ciamik antara Paul Pogba serta Donny van de Beek dari lini tengah.

Hanya saja sayangnya, gol dari Youri Tielemans dan satu gol lagi dari Iheanacho di babak kedua harus membuat United tunduk tidak berkutik. Mereka harus gagal masuk ke babak semi final FA Cup. Ditambah lagi, mereka juga akhirnya mengalami kekalahan domestik pertama dalam 30 pertandingan terakhir.

“Gol yang kami buat sangat baik. Senang melihat Mason memperlihatkan naluri gol seperti itu lagi. Penyelesaian yang bagus darinya. Kontribusi baik juga datang dari Paul dan Donny sebelum gol tercipta. Mereka cerdas, dan itu adalah kemampuan apik yang harus terus dibangun,” tambah Solskjaer.

Meskipun ditanggapi “positif” oleh sang manajer, tapi sayang Fred harus menghadapi amukan para suporter The Red Devils di luar pertandingan. Bahkan parahnya, ia sampai menjadi sasaran pelecehan rasis oleh “netizen yang budiman” karena blundernya.

Setelah pertandingan, akun Instagram pemain berusia 28 tahun itu diserang habis-habisan. Muncul beberapa komentar bersifat rasial dan tidak patut untuk dituliskan di sini. Fred menjadi pemain tim utama United keempat yang mendapatkan pelecehan rasis dalam beberapa bulan terakhir.

Sebelumnya, ada Marcus Rashford yang sempat memposting pernyataan tentang komentar rasis yang ditujukan kepadanya pada akhir Januari lalu. Kemudian ada Anthony Martial dan Axel Tuanzebe yang juga sempat mendapatkan hal serupa setelah bermain buruk di pertandingan United vs Everton pada Ferbruari lalu.

Tidak hanya sampai di situ, pemain tim perempuan United, Lauren James, pun turut “dihajar” oleh komentar-komentar diskriminatif di sosial media. Oleh sebab itu, Manchester United pernah mengutuk semua pelecehan yang ditunjukkan kepada para pemain mereka.

Dengan kasus rasis yang dialami Fred ini, mungkin akan kembali dilakukan tindakan investigasi oleh pihak resmi seperti FA. Bahkan bisa jadi organisasi yang fokus pada penanganan dikriminasi seperti Kick It Out pun akan ikut turun tangan membantu.