Foto: Twitter

Para suporter Manchester United pasti sangat merindukan sosok bek tangguh ketika mereka dipaksa melihat buruknya penampilan Harry Maguire. Mungkin mereka perlu kembali mengingat sosok bek tangguh itu dalam diri Nemanja Vidic, seorang spartan yang menjadi kapten di barisan belakang United.

Karena uniknya, baru-baru ini Nemanja Vidic juga berpikir tentang hal yang sama. Ia turut berkomentar tentang performa Harry Maguire di tim utama Setan Merah. Ia seolah mewakili perasaan terdalam suporter United. Maka sebagai mantan kapten tim, ia sedikit memberi sugesti kepada Ralf Rangnick agar tidak perlu banyak memainkan Maguire.

Menurut Vidic, Harry Maguire perlu banyak istirahat dan diberikan kesempatan hanya ketika United melakoni laga-laga yang tidak terlalu berat. Cara seperti ini merupakan upaya yang baik bagi sebuah tim untuk membuat seorang pemain mendapatkan kembali kepercayaan dirinya.

Di samping itu, selama keseluruhan penampilannya di musim ini, Maguire telah berjuang untuk mencapai bentuk terbaiknya. Tapi ia gagal, dan beberapa kali tidak dimainkan karena hal itu. Padahal sebelumnya ia sempat menampilkan beberapa performa terbaik saat membantu Inggris di Euro 2020.

Ada banyak diskusi seputar bentuk Harry Maguire akhir-akhir ini, dan salah satunya datang dari mantan bek United Nemanja Vidic. Sekali lagi, ia turut bersuara dan sedikit memberikan sugesti bahwa Rangnick harus tegas dalam keputusannya. Jadi menurutnya, memainkan Maguire cukup di saat ia dibutuhkan saja.

“Setiap pemain memiliki masalah dengan bentuknya pada suatu waktu dalam kariernya. Saya juga mengalami hal itu, dan jelas bahwa Maguire sekarang tidak dalam performa terbaiknya di musim ini. Saya pikir Anda dapat melakukan beberapa hal, dan salah satunya adalah tidak bermain di setiap pertandingan,” kata Vidic kepada The Athletic.

“Saat Anda mencoba menemukan bentuk permainan lagi, maka di situlah Anda harus mulai mendapatkan kepercayaan diri. Solusinya, seorang pelatih harus tegas memberi keputusan untuk memainkannya di pertandingan yang lebih mudah. Jangan karena ada banyak pertandingan di liga, dan Anda memainkannya di pertandingan yang sulit. Itu sebuah kesalahan.”

“Pemain sepakbola perlu merasa kuat dan kuat di lapangan. Tidak seperti Maguire sekarang, di mana dia merasa kesulitan menemukan bentuknya. Karena akan sulit untuknya bermain bagus di bawah begitu banyak tekanan. Karena orang-orang akan melihat Anda dengan begitu tajam. Jadi sering memainkannya adalah sebuah kesalahan. Anda menanyakan ini kepada saya, maka saya menjawabnya sebagai pelatih.”

Tapi penilaian Nemanja Vidic yang barusan ini jauh berbanding terbalik daripada sebelumnya. Di mana, pemain dengan lima gelar Premier League tersebut menilai Harry Maguire sebagai bek dengan rating “8/10″. Ia juga bahkan sempat mengakui kalau Maguire pantas masuk ke dalam jajaran bek “level tertinggi” jika berhasil memenangkan trofi.

Hanya saja sayangnya, pandangan ini diungkapkan Vidic pada tahun lalu. Tepatnya ketika Maguire memang tampil baik bersama Inggris di kompetisi tertinggi antar Negara Eropa tersebut. Dan banyak pihak yang memang menilai kalau Maguire waktu itu terlihat jauh lebih percaya diri dan nyaman ketika bermain di timnas Inggris.

“Harry Maguire terlihat percaya diri dan nyaman di Inggris, bahkan jauh lebih baik daripada di Manchester United. Dia adalah bek yang masih berkembang, tetapi jika dia ingin diakui di level tertinggi, dia harus memenangkan trofi. Ketika saya melihat Maguire, saya melihat seorang bek yang bagus dalam segala hal, saya memberikannya rating 8/10,” ungkap Vidic tahun lalu.

“Dia (Maguire) memang tidak sebaik bek yang mampu menguasai bola, atau bek secepat Rio Ferdinand misalnya. Dan dia tidak melakukan tekel atau menyundul seperti yang saya lakukan, tetapi dia memiliki kualitas yang baik di seluruh permainannya. Dia cukup cepat, dia cukup kuat, dia bisa melompat, dia bisa memainkan bola, dan posisinya cukup bagus.”

Bisa dibilang apa yang diungkapkan Vidic tahun lalu tentang Maguire, adalah anti-tesa atau kebalikan dari apa yang terjadi di musim ini. Karena realitanya mantan bek Leicester City itu adalah bek yang tidak cukup cepat, lemah, sering kehilangan bola dan sering keluar dari posisinya ketika bertahan.